Skip to main content

Larangan Allah yang Paling Besar adalah Syirik | Syarah Tsalatsatul Ushul

Syarh Tsalaatsatil Ushuul.

Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah.

Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah.

Penyusun: Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman.

Syarah Tsalaatsatul Ushuul.
Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam.
Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim.

Syarah Tsalatsatul Ushul.

Perintah Allah yang paling agung adalah Tauhid 1), yaitu menunggalkan Allah dalam ibadah. Sedangkan larangan Allah yang paling besar adalah syirik 2), yaitu beribadah kepada selain Allah di samping beribadah kepada-Nya. Dalilnya firman Allah 'Azza wa Jalla, "Beribadahlah kepada Allah dan jangan mempersekutukan sesuatu dengan-Nya." (QS. An-Nisaa' [4]: 36)

===

Syarah:

2) Larangan Allah yang paling besar adalah syirik. Sebab hak yang paling agung adalah hak Allah 'Azza wa Jalla. Jika seseorang mengabaikannya, berarti ia telah mengabaikan hak yang paling agung yaitu mentauhidkan Allah 'Azza wa Jalla. Allah berfirman,

"...sesungguhnya syirik itu merupakan kezhaliman yang besar." (QS. Luqmaan [31]: 13)

"...barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah (musyrik), maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga dan tempatnya ialah Neraka. Tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun." (QS. Al-Maa`idah [5]: 72)

"Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain syirik itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya." (QS. An-Nisaa' [4]: 48)

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Dosa yang paling besar adalah engkau menjadikan sekutu bagi Allah, padahal Allah-lah yang telah menciptakanmu." (9)

Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, dari Jabir radhiyallahu 'anhu,

"Barangsiapa yang berjumpa dengan Allah sedangkan ia tidak menyekutukan-Nya dengan apapun, maka ia masuk Surga dan barangsiapa yang berjumpa dengan Allah sedangkan ia menyekutukan-Nya dengan sesuatu, maka ia masuk Neraka." (10)

Nabi (shallallahu 'alaihi wa sallam) juga bersabda,

"Barangsiapa mati sedangkan ia beribadah kepada sekutu selain Allah, maka ia masuk Neraka." (11)

Penulis rahimahullah menyimpulkan perintah Allah untuk beribadah dan larangan-Nya terhadap perbuatan syirik, berdasarkan firman Allah 'Azza wa Jalla, "Beribadahlah kepada Allah dan jangan mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun." (QS. An-Nisaa' [4]: 36)

Dalam ayat ini Allah memerintahkan beribadah kepada-Nya dan melarang perbuatan mempersekutukan sesuatu dengan-Nya (syirik). Ini mengandung perintah untuk beribadah hanya kepada-Nya. Barangsiapa tidak beribadah kepada-Nya, maka ia seorang yang kafir dan sombong. Sedangkan barangsiapa yang beribadah kepada-Nya seraya beribadah kepada selain-Nya, maka ia seorang yang kafir dan musyrik. Adapun orang yang beribadah kepada Allah saja, maka ia seorang muslim yang mukhlis. Syirik ada dua macam, yaitu syirik akbar dan syirik ashghar. Syirik akbar adalah setiap yang disebut syirik oleh Syaari' (Pemberi Syariat), yang mengimplikasikan keluarnya seseorang dari agama. Sedangkan syirik ashghar adalah adalah setiap amal, baik yang berupa ucapan maupun tindakan, yang disebut syirik oleh Syaari', akan tetapi tidak mengeluarkan pelakunya dari millah.

Manusia wajib berhati-hati dari syirik akbar maupun syirik ashghar. Allah 'Azza wa Jalla berfirman,

"Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik." (QS. An-Nisaa' [4]: 48)

Baca selanjutnya:

Daftar Isi Buku Ini

Daftar Buku Perpustakaan Ini

===

(9) HR. Al-Bukhari, Kitaabuth Tauhiid, bab "Qauluhu 'Azza wa Jalla, 'Yaa Ayyuhar Rasuulu Balligh maa Unzila Ilaika min Rabbika", dan Muslim, Kitaabul Imaan, bab "Man Maata laa Yusyriku billaahi Syai'an Dakhalal Jannah."

(10) HR. Muslim, Kitaabul Imaan, bab "Man Maata laa Yusyriku billaahi Syai'an Dakhalal Jannah."

(11) HR. Al-Bukhari dalam Kitaabut Tafsiir, Surat al-Baqarah, bab "Qauluhu Ta'aalaa, 'Wa Minan Naasi Man Yattakhidzuu min Duunillaahi Andaadan."

===

Maraji'/ sumber:
Kitab: Syarh Tsalaatsatil Ushuul, Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah, Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah, Penyusun: Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman, Penerbit: Darul Tsarya, Riyadh - Kerajaan Arab Saudi, Cetakan III, Tahun 1997 M, Judul Terjemahan: Syarah Tsalaatsatul Ushuul (Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam, Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim), Penerjemah: Hawin Murtadlo, Salafuddin Abu Sayyid, Editor: Muhammad Albani, Penerbit: Al-Qowam, Sukoharjo - Indonesia, Cetakan XIII, Maret 2016 M.

===

Wakaf dari Ibu Anny - Jakarta untuk Perpustakaan Baitul Kahfi Tangerang.
Semoga Allah menjaganya dan memudahkan segala urusan kebaikannya.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog