Skip to main content

Ilmu dan Peringkat Pengetahuan | Syarah Tsalatsatul Ushul

Syarh Tsalaatsatil Ushuul.

Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah.

Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah.

Penyusun: Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman.

Syarah Tsalaatsatul Ushuul.
Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam.
Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim.

Syarah Tsalatsatul Ushul.

Ketahuilah, rahimakallah 1), sesungguhnya wajib bagi kita mempelajari empat masalah 2). Pertama, ilmu 3), yaitu mengenal Allah 4), kemudian mengenal Nabi-Nya 5), dan mengenal Dinul Islam 6) berdasarkan dalil-dalil 7); kedua, mengamalkannya 8); ketiga, mendakwahkannya 9); keempat, bersabar terhadap gangguan di dalamnya 10).

===

Syarah:

3) Ilmu adalah mengetahui sesuatu sesuai dengan hakikatnya, dengan seyakin-yakinnya.

Pengetahuan itu memiliki enam tingkatan:

Pertama: Al-'Ilmu, yaitu mengetahui sesuatu sesuai dengan hakikatnya, dengan seyakin-yakinnya.

Kedua: Al-Jahlul Basith, yaitu ketidaktahuan mengenai sesuatu, sama sekali.

Ketiga: Al-Jahlul Murakkab, yaitu mengetahui sesuatu, berbeda dengan hakikatnya.

Keempat: Al-Wahmu, yaitu pengetahuan tentang sesuatu dengan kemungkinan kuat mengenai kebalikannya.

Kelima: asy-Syakk, pengetahuan tentang sesuatu dengan kemungkinan sama mengenai kebalikannya.

Keenam: Azh-Zhan, pengetahuan tentang sesuatu dengan kemungkinan lemah mengenai kebalikannya.

Ilmu dibagi menjadi dua, yaitu ilmu dharuuri dan ilmu nazhari. Ilmu dharuuri adalah yang obyek pengetahuan di dalamnya bersifat semi pasti, tidak perlu pemikiran dan pembuktian. Misalnya pengetahuan bahwa api itu panas. Sedangkan ilmu nazhari adalah yang membutuhkan pemikiran dan pembuktian. Misalnya pengetahuan mengenai kewajiban berniat dalam berwudhu.

4) Mengenal Allah maksudnya mengenal Allah 'Azza wa Jalla dengan hati, yang berakibat kepada penerimaan syariat yang ditetapkan-Nya, ketundukan dan kepatuhan kepada-Nya, serta sikap menjadikan syariat-Nya yang dibawa oleh Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai penentu hukum. Seorang hamba bisa mengenal Rabbnya dengan memperhatikan ayat-ayat syar'iyah yang terdapat dalam Kitabullah dan Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam serta memperhatikan ayat-ayat kauniyah yang terdapat pada makhluk-makhluk Allah, karena semakin seseorang itu memperhatikan maka semakin bertambahlah pengetahuannya tentang Penciptanya dan Tuhan Yang diibadahinya. Allah 'Azza wa Jalla berfirman:

"Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang yakin. Begitu juga pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?" (QS. Adz-Dzaariyaat [51]: 20-21)

5) Mengenal Nabi maksudnya mengenal atau mengetahui Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dengan pengetahuan yang mengakibatkan penerimaan kepada petunjuk dan ajaran yang benar yang dibawa oleh beliau, membenarkan segala hal yang dikabarkannya, melaksanakan perintahnya, menjauhi larangannya, menjadikan syariatnya sebagai sumber hukum, dan rela menerima ketentuan yang ditetapkannya. Allah 'Azza wa Jalla berfirman:

"Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya." (QS. An-Nisaa' [4]: 65)

"Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul mengadili di antara mereka ialah ucapan 'Kami mendengar dan kami patuh'. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. An-Nuur [24]: 51)

"...kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An-Nisaa' [4]: 59)

"...maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih." (QS. An-Nuur [24]: 63)

Imam Ahmad rahimahullah berkata, "Tahukah kalian, apakah fitnah itu? Fitnah adalah perbuatan syirik. Bila seseorang membantah sebagian firman-Nya, barangkali ada sedikit penyimpangan yang terlintas di hatinya, sehingga ia binasa."

6) Makna Islam secara umum adalah beribadah kepada Allah dengan syariat yang telah ditetapkan-Nya, sejak Allah mengutus para Rasul hingga terjadinya hari Kiamat kelak. Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan hal ini dalam banyak ayat yang menunjukkan bahwa seluruh syariat yang ada pada masa dahulu, merupakan wujud dari Islam (ketundukan) kepada Allah 'Azza wa Jalla. Allah 'Azza wa Jalla berfirman mengenai Ibrahim:

"Ya Rabb kami, jadikan kami berdua orang yang tunduk patuh (muslim) kepada Engkau dan (jadikan) di antara anak cucu kami ummat yang tunduk patuh (muslim) kepada Engkau..." (QS. Al-Baqarah [2]: 128)

Sedangkan Islam dalam arti khusus setelah diutusnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah syariat yang dibawa oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Sebab syariat yang dibawa oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah menghapuskan seluruh syariat terdahulu. Barangsiapa mengikutinya, dia muslim, sedangkan yang menentangnya bukan muslim. Orang-orang yahudi adalah muslim di zaman Musa 'alaihis salaam. Orang-orang nashrani adalah muslim di zaman 'Isa 'alaihis salaam. Adapun setelah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam diutus, lantas mereka kafir kepadanya, maka mereka bukan muslim.

Islam inilah satu-satunya agama yang diterima di sisi Allah, dan yang berguna bagi penganutnya. Allah 'Azza wa Jalla berfirman, "Sesungguhnya, agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam." (QS. Ali 'Imraan [3]: 19)

"Barangsiapa mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) darinya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." (QS. Ali 'Imraan [3]: 85)

Islam inilah yang disebut oleh Allah sebagai karunia-Nya kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan ummatnya. Allah 'Azza wa Jalla berfirman,

"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu sebagai agama bagimu." (QS. Al-Maa`idah [5]: 3)

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi Buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

Maraji'/ sumber:
Kitab: Syarh Tsalaatsatil Ushuul, Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah, Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah, Penyusun: Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman, Penerbit: Darul Tsarya, Riyadh - Kerajaan Arab Saudi, Cetakan III, Tahun 1997 M, Judul Terjemahan: Syarah Tsalaatsatul Ushuul (Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam, Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim), Penerjemah: Hawin Murtadlo, Salafuddin Abu Sayyid, Editor: Muhammad Albani, Penerbit: Al-Qowam, Sukoharjo - Indonesia, Cetakan XIII, Maret 2016 M.

===

Wakaf dari Ibu Anny - Jakarta untuk Perpustakaan Baitul Kahfi Tangerang.
Semoga Allah menjaganya dan memudahkan segala urusan kebaikannya.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT