Skip to main content

Masalah Kedua: Allah Tidak Ridha Jika Ada Seseorang yang Dipersekutukan dengan-Nya | Syarah Tsalatsatul Ushul

Syarh Tsalaatsatil Ushuul.

Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah.

Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah.

Penyusun: Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman.

Syarah Tsalaatsatul Ushuul.
Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam.
Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim.

Syarah Tsalatsatul Ushul.

Ketahuilah, rahimakallah, setiap muslim dan muslimah wajib mempelajari dan mengamalkan tiga masalah ini.

Pertama: Bahwa Allah telah menciptakan 1) dan memberi rezeki kita 2). Allah tidak membiarkan kita begitu saja, sia-sia 3), tetapi mengutus kepada kita seorang Rasul 4). Barangsiapa menaati Rasul tersebut, pasti masuk Surga 5), dan barangsiapa bermaksiat kepadanya, niscaya masuk Neraka 6). Dalilnya adalah firman Allah 'Azza wa Jalla, "Sesungguhnya Kami telah mengutus kepadamu (orang kafir Makkah) seorang Rasul, yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus seorang Rasul kepada fir'aun. Maka fir'aun mendurhakai Rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat." (QS. Al-Muzammil [73]: 16).

Kedua: 7) Bahwa Allah tidak ridha jika ada seseorang dipersekutukan dengan-Nya dalam peribadatan kepada-Nya, baik ia seorang Malaikat terdekat maupun Nabi yang diutus sebagai Rasul. Dalilnya adalah firman Allah, "Dan sesungguhnya masjid-masjid itu kepunyaan Allah. Maka jangan menyembah seorang pun di dalamnya di samping Allah." (QS. Al-Jinn [72]: 18).

Ketiga: 8) Bahwa barangsiapa yang menaati Rasul dan mentauhidkan Allah, tidak boleh memberikan loyalitas kepada siapapun yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, sekalipun mereka itu keluarga terdekat. Dalilnya adalah firman Allah 'Azza wa Jalla, "Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam Surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridah terhadap mereka dan mereka pun ridha terhadap-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, sesungguhnya golongan Allah itulah yang beruntung." (QS. Al-Mujaadilah [58]: 22).

===

Syarah:

7) Masalah kedua yang harus kita ketahui adalah bahwa Allah tidak rela jika ada yang disekutukan dengan-Nya dalam peribadahan kepada-Nya. Hanya Dia yang berhak diibadahi. Dalil mengenai hal ini adalah ayat yang disebutkan oleh penulis rahimahullah:

"Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu beribadah kepada seorang pun di dalamnya kecuali beribadah kepada Allah." (QS. Al-Jinn [72]: 18)

Dalam ayat ini Allah melarang manusia beribadah kepada selain Allah di samping beribadah kepada-Nya. Allah tidak melarang suatu hal kecuali hal tersebut pasti tidak diridhai oleh-Nya. Allah 'Azza wa Jalla berfirman,

"Jika kamu kafir, maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya, dan jika kamu bersyukur niscaya dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu..." (QS. Az-Zumar [39]: 7)

Dan Allah 'Azza wa Jalla berfirman,

"... Tetapi jika sekiranya kamu ridha kepada mereka, maka sesungguhnya Allah tidak ridah kepada orang-orang yang fasik." (QS. At-Taubah [9]: 96)

Allah 'Azza wa Jalla tidak meridhai kekafiran dan kesyirikan, akan tetapi sesungguhnya Dia telah mengutus para Rasul dan menurunkan Kitab-kitab untuk memerangi kekafiran dan kesyirikan. Allah 'Azza wa Jalla berfirman,

"Dan perangilah mereka supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata bagi Allah..." (QS. Al-Anfaal [8]: 39)

Jika Allah tidak meridhai kekafiran dan kesyirikan, maka seorang mukmin juga berkewajiban untuk tidak meridhai keduanya, karena ridha dan murka seorang mukmin mengikuti ridha dan murka Allah. Ia murka terhadap apa yang dimurkai oleh Allah dan ridha terhadap apa yang diridhai oleh Allah 'Azza wa Jalla. Begitu pula jika Allah tidak meridhai kesyirikan dan kekafiran, maka seorang mukmin tidak layak meridhainya. Kesyirikan merupakan hal yang sangat berbahaya.

Allah 'Azza wa Jalla berfirman,

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya." (QS. An-Nisaa' [4]: 48)

Allah 'Azza wa Jalla juga berfirman,

"... Sesungguhnya orang yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga dan tempatnya ialah Neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun." (QS. Al-Maa`idah [5]: 72)

Nabi (shallallahu 'alaihi wa sallam) juga bersabda:

"Barangsiapa berjumpa dengan Allah tanpa mempersekutukan_Nya sedikit pun, maka ia pasti masuk Surga. Tetapi barangsiapa yang berjumpa dengan Allah sedangkan dia telah mempersekutukan sesuatu dengan-Nya, maka ia pasti masuk Neraka." (8)

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi Buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

(8) HR. Al-Bukhari dalam Kitaabul 'Ilmi, bab "Man Khashasha bil 'Ilmi Qauman duuna Qaumin Karaahiyata an la Yafhamuu" dan Muslim dalam Kitaabul Imaan, bab "Man Maata laa Yusyriku billaahi Syai'an Dakhalal Jannah".

===

Maraji'/ sumber:
Kitab: Syarh Tsalaatsatil Ushuul, Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah, Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah, Penyusun: Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman, Penerbit: Darul Tsarya, Riyadh - Kerajaan Arab Saudi, Cetakan III, Tahun 1997 M, Judul Terjemahan: Syarah Tsalaatsatul Ushuul (Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam, Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim), Penerjemah: Hawin Murtadlo, Salafuddin Abu Sayyid, Editor: Muhammad Albani, Penerbit: Al-Qowam, Sukoharjo - Indonesia, Cetakan XIII, Maret 2016 M.

===

Wakaf dari Ibu Anny - Jakarta untuk Perpustakaan Baitul Kahfi Tangerang.
Semoga Allah menjaganya dan memudahkan segala urusan kebaikannya.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog