Skip to main content

Masalah Pertama: Sesungguhnya Allah yang Menciptakan Kita | Syarah Tsalatsatul Ushul

Syarh Tsalaatsatil Ushuul.

Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah.

Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah.

Penyusun: Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman.

Syarah Tsalaatsatul Ushuul.
Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam.
Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim.

Syarah Tsalatsatul Ushul.

Ketahuilah, rahimakallah, setiap muslim dan muslimah wajib mempelajari dan mengamalkan tiga masalah ini.

Pertama: Bahwa Allah telah menciptakan 1) dan memberi rezeki kita 2). Allah tidak membiarkan kita begitu saja, sia-sia 3), tetapi mengutus kepada kita seorang Rasul 4). Barangsiapa menaati Rasul tersebut, pasti masuk Surga 5), dan barangsiapa bermaksiat kepadanya, niscaya masuk Neraka 6). Dalilnya adalah firman Allah 'Azza wa Jalla, "Sesungguhnya Kami telah mengutus kepadamu (orang kafir Makkah) seorang Rasul, yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus seorang Rasul kepada fir'aun. Maka fir'aun mendurhakai Rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat." (QS. Al-Muzammil [73]: 16).

Kedua: 7) Bahwa Allah tidak ridha jika ada seseorang dipersekutukan dengan-Nya dalam peribadatan kepada-Nya, baik ia seorang Malaikat terdekat maupun Nabi yang diutus sebagai Rasul. Dalilnya adalah firman Allah, "Dan sesungguhnya masjid-masjid itu kepunyaan Allah. Maka jangan menyembah seorang pun di dalamnya di samping Allah." (QS. Al-Jinn [72]: 18).

Ketiga: 8) Bahwa barangsiapa yang menaati Rasul dan mentauhidkan Allah, tidak boleh memberikan loyalitas kepada siapapun yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, sekalipun mereka itu keluarga terdekat. Dalilnya adalah firman Allah 'Azza wa Jalla, "Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam Surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridah terhadap mereka dan mereka pun ridha terhadap-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, sesungguhnya golongan Allah itulah yang beruntung." (QS. Al-Mujaadilah [58]: 22).

===

Syarah:

1) Mengenai pengertian bahwa Allah telah menciptakan kita, terdapat dalil sam'i maupun 'aqli. Dalil sam'i mengenai hal ini banyak sekali, di antaranya adalah firman Allah:

1. "Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematian), dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan (untuk berbangkit) yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah yang mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu)." (QS. Al-An'aam [6]: 2)

2. "Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu..." (QS. Al-A'raaf [7]: 11)

3. "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang berbentuk." (QS. Al-Hijr [15]: 26)

4. "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak." (QS. Ar-Ruum [30]: 20)

5. "Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar." (QS. Ar-Rahmaan [55]: 14)

6. "Allah menciptakan segala sesuatu..." (QS. Az-Zumar [39]: 62)

7. "Padahal Allah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat." (QS. Ash-Shaaffaat [37]: 96)

8. "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Adz-Dzaariyaat [51]: 56)

Banyak lagi ayat-ayat lainnya.

Adapun dalil 'aqli yang menunjukkan bahwa Allah telah menciptakan kita diisyaratkan dalam firman Allah 'Azza wa Jalla,

"Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?" (QS. Ath-Thuur [52]: 35)

Manusia itu tidak menciptakan dirinya sendiri, karena sebelum berwujud manusia, ia adalah 'adam (nothing, bukan apa-apa). Sedangkan 'adam itu tidak bisa menciptakan sesuatu.

Manusia juga tidak diciptakan oleh ayahnya, ibunya, atau siapa pun di antara manusia ini. Tidak mungkin juga tiba-tiba ia ada dengan sendirinya tanpa pencipta. Di samping itu, keberadaan seluruh makhluk yang teratur, indah, rapi dan harmonis ini secara tegas membantah anggapan bahwa keberadaannya terjadi secara kebetulan. Karena sesuatu yang terjadi secara kebetulan pasti pada asal keberadaannya tidak teratur sehingga mana mungkin setelah sekian lama berkembang menjadi teratur? Dengan demikian, bisa dipastikan bahwa yang menciptakan adalah Allah saja. Tidak ada yang menciptakan dan memerintah alam ini kecuali Allah. Allah 'Azza wa Jalla berfirman, "Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah." (QS. Al-A'raaf [7]: 54)

Tidak ada manusia yang diketahui menolak rububiyah Allah 'Azza wa Jalla kecuali karena kesombongannya, sebagaimana yang terjadi pada fir'aun. Suatu ketika, Jubair bin Muth'im mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca Surat ath-Thuur. Beliau membaca sampai pada ayat berikut:

"Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan). Apakah di sisi mereka ada perbendaharaan Rabbmu ataukah mereka yang berkuasa?" (QS. Ath-Thuur [52]: 35-37)

Pada saat itu, Jubair bin Muth'im seorang musyrik. Tetapi mendengar ayat yang dibaca oleh Rasulullah (shallallahu 'alaihi wa sallam) tersebut, ia berkata, "Hampir saja hatiku terbang kegirangan. Itulah pertama kalinya keimanan bersemayam di hatiku." (6)

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi Buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

(6) HR. Al-Bukhari dalam Kitaabul Qaadar, dan Muslim juga dalam Kitaabul Qaadar.

===

Maraji'/ sumber:
Kitab: Syarh Tsalaatsatil Ushuul, Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah, Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah, Penyusun: Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman, Penerbit: Darul Tsarya, Riyadh - Kerajaan Arab Saudi, Cetakan III, Tahun 1997 M, Judul Terjemahan: Syarah Tsalaatsatul Ushuul (Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam, Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim), Penerjemah: Hawin Murtadlo, Salafuddin Abu Sayyid, Editor: Muhammad Albani, Penerbit: Al-Qowam, Sukoharjo - Indonesia, Cetakan XIII, Maret 2016 M.

===

Wakaf dari Ibu Anny - Jakarta untuk Perpustakaan Baitul Kahfi Tangerang.
Semoga Allah menjaganya dan memudahkan segala urusan kebaikannya.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog