Skip to main content

Sabar dan Macam-macamnya | Syarah Tsalatsatul Ushul

Syarh Tsalaatsatil Ushuul.

Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah.

Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah.

Penyusun: Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman.

Syarah Tsalaatsatul Ushuul.
Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam.
Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim.

Syarah Tsalatsatul Ushul.

Ketahuilah, rahimakallah 1), sesungguhnya wajib bagi kita mempelajari empat masalah 2). Pertama, ilmu 3), yaitu mengenal Allah 4), kemudian mengenal Nabi-Nya 5), dan mengenal Dinul Islam 6) berdasarkan dalil-dalil 7); kedua, mengamalkannya 8); ketiga, mendakwahkannya 9); keempat, bersabar terhadap gangguan di dalamnya 10).

===

Syarah:

10) Sabar adalah menahan diri untuk tetap menaati Allah, tidak bermaksiat kepada-Nya, dan tidak membenci takdir-takdir yang ditetapkan-Nya. Atau menahan diri untuk tidak membenci, mengeluh, dan bosan. Dengan kesabaran, seseorang senantiasa giat mendakwahkan agama Allah, sekalipun disakiti, karena penganiayaan terhadap dai yang mendakwahkan kebaikan merupakan hal yang biasa dilakukan manusia, kecuali mereka yang mendapat petunjuk dari Allah. Allah 'Azza wa Jalla berfirman kepada Nabi-Nya:

"Sesungguhnya telah didustkan (pula) Rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiyaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami terhadap mereka..." (QS. Al-An'aam [6]: 34)

Semakin keras penganiyaan terhadap seorang dai, maka semakin dekat pertolongan Allah. Pertolongan Allah tidak hanya diberikan-Nya ketika seseorang masih hidup, saat ia masih bisa melihat pengaruh dakwahnya terwujud, tetapi bisa saja pertolongan itu datang setelah wafatnya, misalnya Allah menjadikan hati segenap manusia menerima dakwahnya dan berpegang teguh kepadanya. Ini termasuk dalam kategori pertolongan Allah kepada sang dai, meskipun ia telah wafat. Karena itu, seorang dai harus bersabar dan konsisten menjalankan dakwahnya. Ia harus bersabar dan konsisten menjalankan dakwahnya. Ia harus bersabar menjalankan agama Allah yang didakwahkannya. Ia juha harus bersabar menghadapi gangguan yang menimpa dirinya. Lihatlah, para Rasul shalaawaatullaah wa salaamuhu 'alaihim juga diganggu dengan perkataan maupun perbuatan. Allah 'Azza wa Jalla berfirman,

"Demikianlah tidak seorang Rasul pun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan, 'Ia adalah seorang tukang sihir atau orang gila'." (QS. Adz-Dzaariyaat [51]: 52)

Allah 'Azza wa Jalla juga berfirman, "Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap Nabi musuh dari (kalangan) orang-orang yang berdosa." (QS. A-Furqaan [25]: 31)

Tetapi hendaklah seorang dai menerima perlakuan itu dengan sabar.

Perhatikan firman Allah 'Azza wa Jalla kepada Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam:

"Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Quran kepadamu (wahai Muhammad) dengan berangsur-angsur." (QS. Al-Insaan [76]: 23)

Sebenarnya wajar kiranya jika setelah firman Allah ini yang dinantikan adalah sebuah ayat yang berbunyi, "Hendaklah kamu mensyukuri nikmat Rabbmu!" Namun ternyata Allah 'Azza wa Jalla berfirman,

"Maka, bersabarlah untuk (melaksanakan) ketetapan Rabbmu..." (QS. Al-Insaan [76]: 24)

Ini mengandung isyarat bahwa setiap orang yang melaksanakan al-Quran pasti mengalami hal-hal yang menuntutnya bersabar. Perhatikan keadaan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika dipukuli oleh kaumnya, hingga darah mengucur di wajah beliau. Sambil mengusap darah di wajah, beliau (shallallahu 'alaihi wa sallam) berdo'a:

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِقَوْمِيْ فَإِنَّهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ

Allaahummaghfir liqaumii fainnahum laa ya'lamuun.

"Ya Allah, ampunilah kaumku karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui." (5)

Karena itu, seorang dai wajib bersabar dan mengharap pahala dari sisi Allah.

Ada tiga macam sabar:

1. Sabar dalam menaati Allah.

2. Sabar dalam meninggalkan hal-hal yang diharamkan oleh Allah.

3. Sabar menjalani takdir yang ditimpakan oleh Allah, baik takdir tersebut ditimpakan oleh Allah bukan lantaran usaha manusia maupun melalui perantaraan tangan manusia berupa gangguan dan penganiyaan.

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi Buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

(5) HR. Al-Bukhari, Kitaabul Istitaabatil Murtaddiin wal Mu'aanidiin; dan Muslim dalam Kitaabul Jihaad, Bab: "Ghazwatu Uhud".

===

Maraji'/ sumber:
Kitab: Syarh Tsalaatsatil Ushuul, Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah, Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah, Penyusun: Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman, Penerbit: Darul Tsarya, Riyadh - Kerajaan Arab Saudi, Cetakan III, Tahun 1997 M, Judul Terjemahan: Syarah Tsalaatsatul Ushuul (Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam, Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim), Penerjemah: Hawin Murtadlo, Salafuddin Abu Sayyid, Editor: Muhammad Albani, Penerbit: Al-Qowam, Sukoharjo - Indonesia, Cetakan XIII, Maret 2016 M.

===

Wakaf dari Ibu Anny - Jakarta untuk Perpustakaan Baitul Kahfi Tangerang.
Semoga Allah menjaganya dan memudahkan segala urusan kebaikannya.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog