Shahih Tafsir Ibnu Katsir
Al-Baqarah, Ayat 40-41 (4)
Peringatan Kepada Kaum yahudi Atas Janji Mereka Kepada Allah
"Dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu," yaitu janji yang telah Aku ambil darimu untuk mengikuti Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam ketika ia datang kepadamu, niscaya Aku akan penuhi apa yang telah Aku janjikan kepadamu. Yakni jika engkau membenarkan dan mengikutinya, maka Aku akan melepaskan beban dan belenggu yang menjeratmu disebabkan dosa-dosamu.
Al-Hasan al-Bashri mengatakan, "Itulah makna firman Allah Sub-haanahu wa Ta'aala: 'Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat di antara mereka dua belas pemimpin, dan Allah berfirman: 'Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada Rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, sungguh Aku akan menghapus dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Aku masukkan ke dalam Surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai,''" dan ayat selanjutnya. (QS. Al-Maa-idah: 12)
Ulama lainnya berpendapat, yaitu janji yang diambil oleh Allah dari mereka dalam Taurat, bahwa Allah akan mengutus seorang Nabi yang agung dari keturunan Isma'il yang akan ditaati oleh seluruh golongan. Yang dimaksud adalah Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam. Barangsiapa yang menaatinya niscaya Allah akan mengampuni dosanya, memasukkannya ke dalam Surga dan memberikan kepadanya dua pahala.
Ar-Razi telah menyebutkan berita-berita gembira yang sangat banyak dari para Nabi 'alaihish shalaatu was salaam atas kedatangan Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam. Abul 'Aliyah berkata: "Firman Allah: 'Dan penuhilah janjimu kepada-Ku.' Perjanjian Allah dengan hamba-hamba-Nya adalah Islam dan mengikutinya." (170)
Adh-Dhahhak meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas (ra-dhiyallaahu 'anhuma), ia berkata: "Niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu, yaitu Aku akan meridhai kalian dan memasukkan kalian ke dalam Surga." (171)
Demikian yang dikatakan oleh as-Suddi, adh-Dhahhak, Abul 'Aliyah dan ar-Rabi' bin Anas.
Firman Allah Ta'ala: "Dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk)." Artinya, hendaklah kalian takut kepada-Ku. (172)
Demikian yang dikatakan oleh Abul 'Aliyah, as-Suddi, ar-Rabi' bin Anas dan Qatadah.
Ibnu 'Abbas (ra-dhiyallaahu 'anhuma) berkata: "Dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk)," maksudnya hendaklah kalian takut jika Aku akan menurunkan kepada kalian apa yang Aku turunkan kepada nenek moyang kalian, yakni berbagai musibah yang kalian sendiri mengetahuinya, seperti perubahan rupa dan lain sebagianya." (173)
Ini merupakan perpindahan dari targhin (motivasi/ dorongan) ke tarhib (ancaman). Dengan targhin dan tarhib ini Allah menyeru mereka untuk kembali kepada kebenaran, mengikuti Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, berpegang kepada al-Qur-an, mentaati perintah-Nya, membenarkan berita-berita yang Dia sampaikan, dan Allah memberikan petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.
Oleh karena itu Allah Sub-haanahu wa Ta'aala berfirman: "Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (al-Qur-an) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat)," yakni beriman kepada al-Qur-an yang telah diturunkan kepada Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam, Nabi yang ummi (tidak bisa membaca dan menulis) dari kalangan bangsa Arab, sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, cahaya yang terang, meliputi kebenaran yang datang dari Allah Ta'ala dan membenarkan apa yang ada di tangan mereka, yaitu Taurat dan Injil.
Mengenai firman Allah: "Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (al-Qur-an) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat)," Abul 'Aliyah mengatakan: "Artinya, wahai sekalian ahli Kitab, berimanlah kepada Kitab yang Aku turunkan, yang membenarkan apa yang ada pada kalian. Hal itu dikarenakan mereka mendapati bahwa Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam tertulis di dalam Kitab Taurat dan Injil yang ada pada mereka." Hal serupa diriwayatkan dari Mujahid, ar-Rabi' bin Anas dan Qatadah. (174)
Dan firman-Nya: "Dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya," Ibnu 'Abbas (ra-dhiyallaahu 'anhuma) mengatakan: "Maksudnya, janganlah kalian menjadi orang yang pertama kali kafir kepadanya, sedangkan kalian memiliki pengetahuan yang tidak dimiliki oleh orang lain tentang hal itu." (175)
Abul 'Aliyah berkata: "Maksudnya, janganlah kalian menjadi orang yang pertama kali kafir kepada Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam, yakni dari golongan kalian, ahli Kitab, setelah kalian mendengar berita pengutusannya." (176)
Hal yang sama dikatakan al-Hasan, as-Suddi dan ar-Rabi' bin Anas. (177)
Dan yang menjadi pilihan Ibnu Jarir bahwa dhamir (kata ganti) pada kata "bihi" kembali kepada al-Qur-an yang telah disebutkan dalam firman-Nya: "Yang telah Aku turunkan."
Kedua pendapat di atas seluruhnya benar, karena keduanya saling berkaitan. Sebab, orang yang kafir terhadap al-Qur-an berarti telah kafir kepada Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam. Dan orang yang kafir kepada Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam berarti dia telah kafir kepada al-Qur-an.
Firman Allah Sub-haanahu wa Ta'aala: "Orang yang pertama kafir kepadanya," yakni orang yang pertama kali kafir kepadanya dari kalangan Bani Israil. Karena banyak orang yang telah kafir sebelum mereka, yakni orang-orang kafir Quraisy dan suku-suku Arab. Dan yang dimaksud dengan orang yang pertama kali kafir kepadanya adalah orang-orang dari kalangan Bani Israil. Karena orang-orang yahudi Madinah adalah Bani Israil pertama yang dimaksud oleh Allah di dalam al-Qur-an. Maka kekafiran mereka terhadapnya menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang pertama kali kafir kepadanya dari bangsa mereka.
Firman Allah Ta'ala: "Dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah." Artinya, janganlah kalian menukar iman kalian terhadap ayat-ayat-Ku dan pembenaran terhadap Rasul-Ku dengan dunia dan segala isinya yang menggiurkan, karena ia merupakan sesuatu yang sedikit lagi fana (tidak kekal).
Dan firman-Nya: "Dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus bertakwa," Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Thalq bin Habib, ia berkata: "Takwa berarti berbuat taat kepada Allah dengan mengharap rahmat-Nya di atas nuur (petunjuk) dari-Nya, dan meninggalkan maksiat kepada Allah di atas nuur (petunjuk) dari Allah, karena takut akan siksa-Nya." (178)
Dan makna firman Allah: "Dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus bertakwa," bahwa Allah Ta'ala mengancam atas kesengajaan menyembunyikan kebenaran dan menampakkan sebaliknya serta pembangkangan mereka terhadap Rasul, shalawat dan salam senantiasa tercurah atasnya.
===
(170) Tafsiir ath-Thabari (1/558).
(171) Ibnu Abi Hatim (1/143).
(172) Tafsiir ath-Thabari (1/560).
(173) Ibnu Abi Hatim (1/144).
(174) Ibnu Abi Hatim (1/145).
(175) Ibnu Abi Hatim (1/145).
(176) Ibnu Abi Hatim (1/145).
(177) Ibnu Abi Hatim (1/145).
(178) Ibnu Abi Hatim (1/147).
===
Maraji'/ sumber:
Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh - Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Edit Isi: Abu Ahsan Sirojuddin Hasan Bashri Lc, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta - Indonesia, Cetakan Keempat Belas, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.
===
DAFTAR HARGA ATAP BAJA
Anda membutuhkan daftar harga atap baja di Tangerang? Kami siap membantu Anda. Layanan GRATIS konsultasi, estimasi biaya, dan survei lokasi.
http://www.bajaringantangerang.com
===
Abu Sahla Ary Ambary Ibnu Ahmad al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT