Skip to main content

Kiai Meruqyah jin Berakting: Setan Mengajarkan Ruqyah

Kiai Meruqyah jin Berakting

Ruqyah

Setan Mengajarkan Ruqyah

Pertempuran antara iman dengan kufur berlangsung sejak zaman manusia pertama hingga sekarang. Iblis tidak pernah mengenal lelah dalam melancarkan tipu daya kepada para ahli taat. Manusia sekualitas shahabat yang sangat dekat dengan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam sekalipun pernah mengalami kesulitan menghadapi makar iblis yang begitu licik dan halus. Mari kita perhatikan hadits di bawah ini:

Dari Abu Hurairah ra-dhiyallaahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah (shallallaahu 'alaihi wa sallam) menugaskan aku untuk menjaga harta zakat Ramadhan maka datanglah kepadaku seseorang mengambil makanan (dari zakat itu), maka aku menangkapnya sambil berkata, 'Akan kulaporkan kepada Rasulullah.' Dia berkata, 'Aku sangat memerlukan sekali, aku punya keluarga.' Maka aku membiarkannya. Pada pagi hari Rasulullah (shallallaahu 'alaihi wa sallam) bersabda, 'Wahai Abu Hurairah, apa yang dikerjakan tawananmu semalam itu?' Aku berkata, 'Ya Rasulullah, dia mengeluh karena sangat memerlukannya dan dia punya keluarga, maka aku pun mengasihaninya hingga aku membiarkannya.' Maka Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Sungguh dia telah membohongi kamu dan dia akan datang lagi.' Berdasarkan cerita itu maka aku menjadi tahu bahwa dia akan datang lagi. Tidak lama setelah kutunggu maka dia pun datang dan mengambil makanan maka aku pun langsung menangkapnya sambil berkata, 'Akan kulaporkan kamu kepada Rasulullah.' Dia berkata, 'Lepaskanlah, aku datang karena sangat memerlukannya untuk keluargaku, sekali lagi ini saja dan aki tidak akan datang lagi.' Maka aku pun mengasihaninya, hingga aku biarkan dia pergi. Pada waktu pagi Rasul (shallallaahu 'alaihi wa sallam) kembali bertanya, 'Hai Abu Hurairah, apa yang dilakukan tawananmu kemarin itu?' Aku menjawab, 'Dia mengadu karena sangat terjepit keperluan untuk keluarganya, aku pun mengasihaninya, maka aku melepaskannya.' Beliau (shallallaahu 'alaihi wa sallam) bersabda, 'Sungguh dia berbohong, dan dia akan kembali lagi.' Maka aku kembali menunggu kedatangannya untuk ketiga kalinya. Dia pun datang dan mengambil makanan maka aku menangkapnya sambil berkata, 'Akan kulaporkan kepada Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam. Ini sudah ketiga kalinya. Kamu berkata tidak akan kembali lagi ternyata kamu datang lagi.' Dia berkata, 'Izinkanlah aku mengajarkan kepadamu beberapa kalimat. Allah akan memberi manfaat padamu dengan kalimat itu.' Aku berkata, 'Kalimat apakah itu?' Dia berkata, 'Apabila kamu menuju tempat tidurmu maka bacalah ayat kursi yaitu Allaahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum sampai akhir ayat, pasti Allah akan memeliharamu dan setan tidak akan mendekatimu hingga waktu pagi.' Maka aku pun akhirya melepaskan dia pulang. Dan (karena) para shahabat sangat semangat mencari pengetahuan, maka Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Sebenarnya dia telah berkata kepadamu yang benar (apa yang dia katakan adalah benar), namun dia adalah pendusta (pura-pura memberi ilmu padahal ingin menipu). Hai Abu Hurairah, tahukah kamu siapa yang bertemu denganmu sejak tiga malam yang lalu itu?' Aku berkata, 'Tidak.' Beliau (shallallaahu 'alaihi wa sallam) bersabda, 'Itulah setan.'" (HR. Al-Bukhari) (42)

Pelajaran dari hadits:

1. Setan berupaya menggoda manusia dengan menggunakan berbagai cara.

2. Setan mampu menjelma menjadi manusia dan tampil meniru kehidupan manusia seperti dapat memakan makanan yang biasa dimakan manusia.

3. Setan berani menggoda shahabat yang sangat dekat kepada Rasul (shallallaahu 'alaihi wa sallam) yaitu Abu Hurairah (ra-dhiyallaahu 'anhu). Karena itu, sungguh ringan baginya untuk mendekati tingkatan kita yang keimanannya jauh di bawah shahabat.

4. Setan tidak mengetahui pertemuan Abu Hurairah dengan Rasul (shallallaahu 'alaihi wa sallam) sehingga dia datang tanpa menduga apa yang akan terjadi.

5. Proses perjalanan setan dalam menggoda hamba dilakukan secara bertahap, sehingga sangat sulit untuk diketahui siapa dia kalau tidak diberi tahu Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam.

6. Setelah tiba saatnya maka setan pun berupaya untuk meyakinkan Abu Hurairah dengan berjanji akan mengajarkan hal yang sangat bermanfaat dan Islami karena diambil dari al-Qur-an. Dari hal ini kita dapat mengambil pelajaran bahwa setan tidak berkeberatan membaca al-Qur-an bahkan ayat kursi sekalipun, selama dia masih punya harapan dapat menyesatkan hamba Allah melalui cara lain. Maka janganlah seseorang merasa bangga karena telah menyaksikan satu jin membaca syahadat di depannya setelah kalah berdebat. Sebab sangat mungkin sekali ini adalah permainan setan.

7. Apa yang dikatakan setan adalah benar sesuai dengan kenyataan, yaitu mengajarkan bacaan ayat kursi untuk memelihara diri dari godaan setan, akan tetapi dia berkata yang benar itu bukan untuk mencapai kebeneran melainkan untuk menyesatkan manusia. Sebab dia berkata benar hanya sebagai alat untuk meyakinkan manusia agar percaya kepadanya. Rasulullah (shallallaahu 'alaihi wa sallam) telah menegaskan bahwa sekalipun perkataannya benar namun dia tetap pendusta.

8. Bila orang setingkat Abu Hurairah hampir tertipu dengan ungkapan setan yang menggunakan al-Qur-an, maka sangat mudah bagi setan untuk menipu tingkatan orang yang keimanannya di bawah shahabat. Karena itu hendaklah kita waspada dalam menyikapi praktik setan dan perkataannya. Bila ada setan yang membaca syahadat dengan pengakuan masuk Islam maka syahadatnya adalah benar namun dia tetap pendusta.

===

(42) Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Shahihnya 2/813/2187, Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya 4/92/2424, an-Nasa-i dalam Sunan al-Kubra 6/239/10795.

===

Maraji'/ sumber:
Buku: Kiai Meruqyah Jin Berakting, Penulis: K.H. Saiful Islam Mubarak Lc. M.Ag, Editor: Eko Wardhana, Penerbit: PT. Syaamil Cipta Media, Bandung - Indonesia, Cetakan Februari 20m04 M.

===

JUAL ATAP BAJA RINGAN
Anda membutuhkan pen jual atap baja ringan? Kami siap membantu Anda. Layanan GRATIS konsultasi, estimasi biaya, dan survei lokasi.
http://www.bajaringantangerang.com

===

Abu Sahla Ary Ambary Ibnu Ahmad al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT