Skip to main content

jin Bisa Melakukan Penyerupaan | jin, hakekat bukan khurafat | Kesurupan jin dan Cara Pengobatannya secara Islami

Wiqayatul Insan Minal jinni wasy syaithan.

Syaikh Wahid 'Abdus Salam Bali.

Kesurupan jin dan Cara Pengobatannya secara Islami.

Bab I: jin, hakekat bukan khurafat.

jin Bisa Melakukan Penyerupaan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menugasi aku untuk menjaga (harta) zakat Ramadhan, kemudian datanglah makhluk pendatang kepadaku lalu mengais makanan sehingga aku mengambilnya dan kukatakan, 'Demi Allah, akan kubawa engkau kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.' Makhluk itu berkata, 'Sesungguhnya aku membutuhkan, aku punya tanggungan keluarga dan punya kebutuhan yang mendesak.'" Abu Hurairah berkata, "Lalu kulepaskan dia. Keesokan harinya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Wahai Abu Hurairah, apa yang dilakukan oleh tawananmu tadi malam?'" Abu Hurairah berkata, "Aku jawab, 'Wahai Rasulullah, dia mengeluhkan kebutuhan yang mendesak dan tanggungan keluarga lalu aku kasihani dia dan kulepaskan pergi.' Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Dia membohongi engkau, dia akan kembali lagi.' Kemudian aku tahu bahwa dia akan kembali lagi karena pernyataan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tersebut. Lalu aku mengintainya dan dia pun datang mengais makanan lagi, lalu kuambil dia dan kukatakan, 'Sungguh akan kubawa engkau kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.' Dia berkata, 'Biarkanlah aku, sesungguhnya aku sangat memerlukan dan aku punya tanggungan keluarga, aku tidak akan kembali.' Lalu kukasihani dia dan kubiarkan pergi. Keesokan harinya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Wahai Abu Hurairah, apa yang dilakukan oleh tawananmu tadi malam?' Aku jawab, 'Wahai Rasulullah, dia mengeluhkan kebutuhan yang mendesak dan tanggungan keluarga lalu kukasihani dia dan kulepaskan pergi.' Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Dia membohongi engkau, dia akan kembali lagi.' Kemudian aku mengintainya untuk ketiga kalinya, sehingga dia datang mengais makanan lalu kuambil dia dan kukatakan, 'Sungguh akan kubawa engkau kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ini adalah untuk ketiga dan terakhir kalinya engkau berjanji tidak kembali kemudian ternyata engkau kembali lagi.' Dia (makhluk pendatang itu) berkata, 'Biarlah kuajarkan kepadamu beberapa kalimat yang dengannya Allah akan memberikan manfaat kepadamu.' Kukatakan, 'Apa itu?' Dia berkata, 'Apabila kamu pergi ke tempat tidurmu, bacalah ayat kursi "Allaahu laa ilaaha illaa huwal Hayyul Qayyum..." hingga akhir ayat, karena dengan demikian, engkau akan dilindungi oleh Allah dan syetan tidak akan mendekat kepadamu hingga pagi.' Kemudian kubiarkan dia pergi. Keesokan harinya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda lagi, 'Apa yang dilakukan oleh tawananmu tadi malam?' Aku jawab, 'Wahai Rasulullah, dia mengaku mengajarkan kepadaku beberapa kalimat yang dengannya Allah akan memberikan manfaat kepadaku, lalu kubiarkan dia pergi.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Apa itu?' Aku jawab, 'Dia berkata kepadaku, apabila engkau pergi ke tempat tidurmu bacalah ayat kursi dari awal hingga akhir ayat. Dia berkata kepadaku, "Allah akan senantiasa melindungi engkau dan syetan tidak akan mendekatimu hingga pagi" -mereka paling menginginkan kebaikan- lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Tahukah siapakah orang yang engkau ajak bicara sejak tiga hari itu, wahai Abu Hurairah?' Abu Hurairah menjawab, 'Tidak.' Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Itu adalah syetan.'" (Diriwayatkan oleh al-Bukhari) (20)

Al-Hafizh berkata, "Di dalam hadits Abu Ubay bin Ka'ab riwayat an-Nasa-i disebutkan, 'Bahwasanya dia mempunyai tempat pengeringan yang sedang dipakai mengeringkan kurma dan dijaganya, kemudian didapatinya bahwa kurma tersebut berkurang. Lalu tiba-tiba ada seekor binatang sebesar anak yang baru akil baligh.

Kukatakan kepadanya, 'Apakah engkau makhluk jin atau manusia?' Dia menjawab, 'jin.' Dalam riwayat ini jin tersebut juga mengatakan, 'Kami mendengar bahwa engkau suka bersedekah dan karena itu kami ingin mendapatkan bagian makananmu.' Ia (Shahabat tersebut) bertanya, 'Apakah yang dapat melindungi kami dari (gangguan) kalian?' jin itu menjawab, 'Ayat kursi ini.' Kemudian ia menyebutkan hal ini kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'jin itu benar.'"

Selanjutnya al-Hafizh menjadikan hadits Abu Sa'id terdahulu sebagai dalil bahwa syetan bisa menyerupai bentuk dan bisa dilihat. Sedangkan firman Allah, "Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka." (QS. Al-A'raf: 27), adalah khusus bagi syetan dalam bentuk aslinya.

Di tempat lain al-Hafizh berkata, "Al-Baihaqi meriwayatkan di dalam Manaqibusy Syafi'i dengan sanadnya dari ar-Rabi', aku mendengar Syafi'i berkata, 'Barangsiapa mengaku melihat jin maka kami batalkan syahadatnya kecuali Nabi (shallallahu 'alaihi wa sallam).'"

Ia berkata, "Ini berlaku bagi orang yang mengaku melihat mereka dalam bentuknya yang asli. Sedangkan orang yang mengaku melihat sesuatu dari mereka setelah menyerupai beberapa bentuk binatang maka tidak dapat dibantah karena berita-berita tentang penyerupaan mereka sudah mutawatir (banyak)." (21)

===

(20) Diriwayatkan oleh al-Bukhari, 4/487, 6/335, dan 9/55 (Fat-hul Bari).

(21) Fat-hul Bari 4/489.

===

Maraji'/ sumber:
Kitab: Wiqayatul Insan Minal jinni wasy syaithan, Penulis: Syaikh Wahid 'Abdus Salam Bali, Penerbit: Maktabah ash-Shahabah, Jeddah - Arab Saudi, Cetakan Ketiga, 1412 H/ 1992 M, Judul Terjemahan: Kesurupan jin dan Cara Pengobatannya secara Islami, Penerjemah: Aunur Rafiq Shaleh Tamhid Lc, Penerbit: Robbani Press, Jakarta - Indonesia, Cetakan Kesebelas, Jumadil Akhir 1425 H/ Agustus 2004 M.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog