Skip to main content

Jika jin diciptakan dari api, bagaimanakah orang-orang kafir mereka disiksa dengan api? | Jin, hakekat bukan khurafat | Kesurupan jin dan Cara Pengobatannya secara Islami

Wiqayatul Insan Minal jinni wasy syaithan

Kesurupan jin dan Cara Pengobatannya secara Islami

Bab I: Jin, hakekat bukan khurafat

Jika jin diciptakan dari api, bagaimanakah orang-orang kafir mereka disiksa dengan api?

Pertanyaan ini sering dilontarkan banyak orang, tetapi seandainya mereka mau berpikir sedikit niscaya akan memahami. Kita semua tahu bahwa manusia diciptakan dari tanah, tetapi sekarang bukan lagi tanah melainkan asalnya saja dari tanah. Demikian pula jin, diciptakan dari api tetapi sekarang bukan lagi api. Dalil tentang hal ini banyak sekali, di antaranya:

a. Hadits yang diriwayatkan oleh an-Nasa`i dengan sanad shahih sesuai syarat al-Bukhari dari 'Aisyah (ra-dhiyallaahu 'anhuma), bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam pernah shalat kemudian syetan datang kepadanya, lalu Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam memegangnya, membantingnya dan mencekiknya. Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Sampai aku rasakan lidahnya yang dingin di tanganku."

Dari hadits ini nyata bahwa sekarang bukan lagi berupa api, sebab seandainya masih berupa api niscaya Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam tidak merasakan dingin pada lidah syetan tersebut.

b. Sabda Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam:

"Sesungguhnya musuh Allah, iblis datang dengan membantu gugusan api untuk diletakkan di wajahku..." (HR. Muslim) (7)

c. Apa yang diriwayatkan oleh Malik di dalam Muwaththa`-nya dari Yahya bin Sa'id secara mursal, ia berkata: "Ketika diisra`kan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam melihat ifrid dari jin mencarinya dengan membawa obor dari api, setiap kali Rasulullah (shallallaahu 'alaihi wa sallam) menoleh, beliau melihatnya lalu Jibril berkata kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam: 'Maukah kuajarkan kepadamu beberapa kalimat yang jika engkau ucapkan akan memadamkan obornya dan jatuh ke mulutnya..."

Dari dua hadits ini jelas bahwa seandainya iblis masih tetap berupa api niscaya tidak memerlukan obor dari api tersebut.

d. Sabda Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam:

"Sesungguhnya syetan mengalir dalam darah manusia." (HR. Al-Bukhari dan Muslim) (8)

Seandainya dia tetap berupa api niscaya sudah membakar manusia. Jika ada yang mengatakan bahwa maksud hadits ini ialah godaan syetan, maka kami jawab bahwa para ulama ushul telah sepakat melarang mengalihkan pembicaraan dari lahiriyahnya kecuali dengan qarinah (tanda-tanda yang diperlukan). Di manakah qarinah itu?

Dapat kami tambahkan bahwa manusia diciptakan dari tanah toh bisa juga disiksa dengan menggunakan tanah, sebagaimana ia diciptakan dari air toh juga bisa disiksa dengan menggunakan air. Sebaiknya di sini kita mengatakan bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

===

(7) Diriwayatkan oleh Muslim 5/30, an-Nawawi.

(8) Al-Bukhari 4/282 (Fat-hul Bari) dan Muslim 14/155, an-Nawawi.

===

Maraji'/ sumber:
Kitab: Wiqayatul Insan Minal jinni wasy syaithan, Penulis: Syaikh Wahid 'Abdus Salam Bali, Penerbit: Maktabah ash-Shahabah, Jeddah - Arab Saudi, Cetakan Ketiga, 1412 H/ 1992 M, Judul Terjemahan: Kesurupan jin dan Cara Pengobatannya secara Islami, Penerjemah: Aunur Rafiq Shaleh Tamhid Lc, Penerbit: Robbani Press, Jakarta - Indonesia, Cetakan Kesebelas, Jumadil Akhir 1425 H/ Agustus 2004 M.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT