Apakah jin Makan dan Minum? | jin, hakekat bukan khurafat | Kesurupan jin dan Cara Pengobatannya secara Islami
Wiqayatul Insan Minal jinni wasy syaithan.
Syaikh Wahid 'Abdus Salam Bali.
Kesurupan jin dan Cara Pengobatannya secara Islami.
Bab I: Jin, hakekat bukan khurafat.
Apakah jin Makan dan Minum?
Hadits-hadits shahih secara jelas menyebutkan bahwa jin makan dan minum. Di dalam Shahih al-Bukhari dari Abu Hurairah ra-dhiyallaahu 'anhu disebutkan bahwa ia pernah membawakan Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bejana berisi air wudhu dan hajatnya. Tatkala ia mengantarkan bejana itu, Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bertanya: "Siapakah engkau?" Ia menjawab: "Aku adalah Abu Hurairah." Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Carikan aku beberapa batu, akan aku pergunakan untuk beristinja, dan janganlah kau bawakan aku tulang atau kotoran binatang." Lalu aku bawakan beberapa batu yang kubawa di dalam kainku hingga kuletakkan di dekat beliau, kemudian aku berpaling. Setelah beliau (shallallaahu 'alaihi wa sallam) selesai, aku pun berjalan bersama beliau lalu aku bertanya: "Mengapa tidak boleh tulang dan kotoran binatang?" Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kedua benda itu adalah makanan jin."
Pernah datang kepadaku utusan jin Nisbi -sebaik-baik jin- kemudian mereka meminta kepadaku bekal makanan lalu aku berdo'a kepada Allah untuk mereka agar di dalam setiap kotoran tulang dan kotoran binatang yang mereka temukan kiranya mereka bisa mendapatkan makanan." (13)
Muslim meriwayatkan dari hadits 'Abdullah bin 'Umar (ra-dhiyallaahu 'anhuma) bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Apabila salah seorang di antara kalian makan maka hendaklah ia makan dengan tangan kanannya dan apabila minum hendaklah minum dengan tangan kanannya karena sesungguhnya syetan makan dan minum dengan tangan kirinya." (14)
Muslim meriwayatkan di dalam Shahihnya dari Hudzaifah ra-dhiyallaahu 'anhu, ia berkata: "Apabila kami menghadiri hidangan makan bersama Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, kami tidak meletakkan tangan-tangan kami sehingga Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam meletakkan tangannya terlebih dahulu. Pada suatu hari kami pernah menghadiri hidangan makan bersamanya lalu seorang anak wanita datang seolah-olah dia didorong untuk meletakkan tangannya di dalam makanan, kemudian Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam memegang tangannya, lalu datanglah seorang Arab badui seolah-olah dia didorong, lalu Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam memegang tangannya seraya bersabda: "Sesungguhnya syetan mendapatkan bagian makanan yang tidak disebut nama Allah pada saat memakannya, sesungguhnya syetan telah membawa anak perempuan ini untuk mendapatkan bagiannya, lalu aku pegang tangannya, kemudian syetan membawa orang badui ini untuk mendapatkan bagiannya lalu aku pegang tangannya. Demi yang diriku berada di dalam tangan-Nya, sesungguhnya tangan syetan itu berada pada tanganku bersama dengan tangan anak wanita tersebut." (15) Muslim menambahkan didalam riwayat lain: "Kemudian Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam menyebut nama Allah dan makan."
Aku katakan: "Didorong" yakni ditarik dengan cepat seolah-olah ada sesuatu yang mendorongnya dari belakang.
Di dalam Shahih Muslim diriwayatkanm dari Jabir bin 'Abdillah (ra-dhiyallaahu 'anhu) bahwa dia pernah mendengar Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Bila seseorang masuk rumahnya lalu menyebut nama Allah pada saat masuk dan pada saat makan maka syetan berkata (kepada kawan-kawannya): 'Tidak ada bermalam dan tidak ada makan malam buat kalian.' Tetapi jika seseorang masuk rumahnya dengan tidak menyebut nama Allah maka syetan berkata (kepada kawan-kawannya): 'Kalian dapat bermalam.' Bila dia tidak menyebut nama Allah pada saat makan maka syetan berkata (kepada kawan-kawannya): 'Kalian dapat bermalam dan makan malam.'"
Tentang makan dan minumnya jin ini terdapat tiga pendapat:
Pertama: Bahwa semua jin tidak makan dan tidak minum. Pendapat ini batil dan tidak didasarkan pada dalil.
Kedua: Bahwa ada jenis jin yang makan dan minum, tetapi ada pula jenis jin yang tidak makan dan tidak minum. Mereka berdalil dengan apa yang diriwayatkan oleh Ibnu 'Abdul Barr dari Wahab bin Munabbih, ia berkata: "Jin itu bermacam-macam. Jenis tulen di antara berupa angin, mereka ini tidak makan, tidak minum dan tidak beranak." Di antara mereka mengalami hal tersebut dan di antara mereka tukang sihir dan sejenis tumbuhan berduri." Disebutkan oleh al-Hafizh di dalam Fat-hul Bari. (17)
Mereka juga berdalil dengan Abu Tsa'labah al-Khasyani yang tersebut pada pembahaman tentang macam-macam jin di atas. Aku berkata: Ini satu kemungkinan.
Ketiga: Bahwa mereka semua makan dan minum. Aku katakan: Ini kemungkinan yang paling benar daripada sebelumnya, bahkan didukung dan dikuatkan oleh sejumlah hadits yang telah kami sebutkan di atas. Wallahu a'lam.
Sedangkan hadits Ibnu Mas'ud (ra-dhiyallaahu 'anhu), Imam Muslim telah meriwayatkannya dengan lafazh: "Bagi kalian setiap tulang yang disebut nama Allah padanya (ketika menyembelihnya), ia jatuh ke tangan kalian menjadi makanan." (18) Abu Dawud dan lainnya meriwayatkannya dengan lafazh: "Setiap tulang yang tidak disebut nama Allah padanya."
Kemungkinan perawi hadits menyampaikannya terbalik, atau jika tidak maka dapat dipadukan bahwa riwayat Muslim khusus bagi jin Muslim sedangkan riwayat Abu Dawud khusus bagi syetan. Wallahu a'lam bish shawab.
===
(13) Al-Bukhari, 7/171 (Fat-hul Bari).
(14) Muslim, 13/191, an-Nawawi.
(15) Muslim, 13/190, an-Nawawi.
(16) Muslim, 13/190, an-Nawawi.
(17) Muslim, 6/345, an-Nawawi.
(18) Muslim, 4/170, an-Nawawi.
===
Maraji'/ sumber:
Kitab: Wiqayatul Insan Minal jinni wasy syaithan, Penulis: Syaikh Wahid 'Abdus Salam Bali, Penerbit: Maktabah ash-Shahabah, Jeddah - Arab Saudi, Cetakan Ketiga, 1412 H/ 1992 M, Judul Terjemahan: Kesurupan jin dan Cara Pengobatannya secara Islami, Penerjemah: Aunur Rafiq Shaleh Tamhid Lc, Penerbit: Robbani Press, Jakarta - Indonesia, Cetakan Kesebelas, Jumadil Akhir 1425 H/ Agustus 2004 M.
===
Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Syaikh Wahid 'Abdus Salam Bali.
Kesurupan jin dan Cara Pengobatannya secara Islami.
Bab I: Jin, hakekat bukan khurafat.
Apakah jin Makan dan Minum?
Hadits-hadits shahih secara jelas menyebutkan bahwa jin makan dan minum. Di dalam Shahih al-Bukhari dari Abu Hurairah ra-dhiyallaahu 'anhu disebutkan bahwa ia pernah membawakan Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bejana berisi air wudhu dan hajatnya. Tatkala ia mengantarkan bejana itu, Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bertanya: "Siapakah engkau?" Ia menjawab: "Aku adalah Abu Hurairah." Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Carikan aku beberapa batu, akan aku pergunakan untuk beristinja, dan janganlah kau bawakan aku tulang atau kotoran binatang." Lalu aku bawakan beberapa batu yang kubawa di dalam kainku hingga kuletakkan di dekat beliau, kemudian aku berpaling. Setelah beliau (shallallaahu 'alaihi wa sallam) selesai, aku pun berjalan bersama beliau lalu aku bertanya: "Mengapa tidak boleh tulang dan kotoran binatang?" Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kedua benda itu adalah makanan jin."
Pernah datang kepadaku utusan jin Nisbi -sebaik-baik jin- kemudian mereka meminta kepadaku bekal makanan lalu aku berdo'a kepada Allah untuk mereka agar di dalam setiap kotoran tulang dan kotoran binatang yang mereka temukan kiranya mereka bisa mendapatkan makanan." (13)
Muslim meriwayatkan dari hadits 'Abdullah bin 'Umar (ra-dhiyallaahu 'anhuma) bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Apabila salah seorang di antara kalian makan maka hendaklah ia makan dengan tangan kanannya dan apabila minum hendaklah minum dengan tangan kanannya karena sesungguhnya syetan makan dan minum dengan tangan kirinya." (14)
Muslim meriwayatkan di dalam Shahihnya dari Hudzaifah ra-dhiyallaahu 'anhu, ia berkata: "Apabila kami menghadiri hidangan makan bersama Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, kami tidak meletakkan tangan-tangan kami sehingga Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam meletakkan tangannya terlebih dahulu. Pada suatu hari kami pernah menghadiri hidangan makan bersamanya lalu seorang anak wanita datang seolah-olah dia didorong untuk meletakkan tangannya di dalam makanan, kemudian Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam memegang tangannya, lalu datanglah seorang Arab badui seolah-olah dia didorong, lalu Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam memegang tangannya seraya bersabda: "Sesungguhnya syetan mendapatkan bagian makanan yang tidak disebut nama Allah pada saat memakannya, sesungguhnya syetan telah membawa anak perempuan ini untuk mendapatkan bagiannya, lalu aku pegang tangannya, kemudian syetan membawa orang badui ini untuk mendapatkan bagiannya lalu aku pegang tangannya. Demi yang diriku berada di dalam tangan-Nya, sesungguhnya tangan syetan itu berada pada tanganku bersama dengan tangan anak wanita tersebut." (15) Muslim menambahkan didalam riwayat lain: "Kemudian Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam menyebut nama Allah dan makan."
Aku katakan: "Didorong" yakni ditarik dengan cepat seolah-olah ada sesuatu yang mendorongnya dari belakang.
Di dalam Shahih Muslim diriwayatkanm dari Jabir bin 'Abdillah (ra-dhiyallaahu 'anhu) bahwa dia pernah mendengar Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Bila seseorang masuk rumahnya lalu menyebut nama Allah pada saat masuk dan pada saat makan maka syetan berkata (kepada kawan-kawannya): 'Tidak ada bermalam dan tidak ada makan malam buat kalian.' Tetapi jika seseorang masuk rumahnya dengan tidak menyebut nama Allah maka syetan berkata (kepada kawan-kawannya): 'Kalian dapat bermalam.' Bila dia tidak menyebut nama Allah pada saat makan maka syetan berkata (kepada kawan-kawannya): 'Kalian dapat bermalam dan makan malam.'"
Tentang makan dan minumnya jin ini terdapat tiga pendapat:
Pertama: Bahwa semua jin tidak makan dan tidak minum. Pendapat ini batil dan tidak didasarkan pada dalil.
Kedua: Bahwa ada jenis jin yang makan dan minum, tetapi ada pula jenis jin yang tidak makan dan tidak minum. Mereka berdalil dengan apa yang diriwayatkan oleh Ibnu 'Abdul Barr dari Wahab bin Munabbih, ia berkata: "Jin itu bermacam-macam. Jenis tulen di antara berupa angin, mereka ini tidak makan, tidak minum dan tidak beranak." Di antara mereka mengalami hal tersebut dan di antara mereka tukang sihir dan sejenis tumbuhan berduri." Disebutkan oleh al-Hafizh di dalam Fat-hul Bari. (17)
Mereka juga berdalil dengan Abu Tsa'labah al-Khasyani yang tersebut pada pembahaman tentang macam-macam jin di atas. Aku berkata: Ini satu kemungkinan.
Ketiga: Bahwa mereka semua makan dan minum. Aku katakan: Ini kemungkinan yang paling benar daripada sebelumnya, bahkan didukung dan dikuatkan oleh sejumlah hadits yang telah kami sebutkan di atas. Wallahu a'lam.
Sedangkan hadits Ibnu Mas'ud (ra-dhiyallaahu 'anhu), Imam Muslim telah meriwayatkannya dengan lafazh: "Bagi kalian setiap tulang yang disebut nama Allah padanya (ketika menyembelihnya), ia jatuh ke tangan kalian menjadi makanan." (18) Abu Dawud dan lainnya meriwayatkannya dengan lafazh: "Setiap tulang yang tidak disebut nama Allah padanya."
Kemungkinan perawi hadits menyampaikannya terbalik, atau jika tidak maka dapat dipadukan bahwa riwayat Muslim khusus bagi jin Muslim sedangkan riwayat Abu Dawud khusus bagi syetan. Wallahu a'lam bish shawab.
===
(13) Al-Bukhari, 7/171 (Fat-hul Bari).
(14) Muslim, 13/191, an-Nawawi.
(15) Muslim, 13/190, an-Nawawi.
(16) Muslim, 13/190, an-Nawawi.
(17) Muslim, 6/345, an-Nawawi.
(18) Muslim, 4/170, an-Nawawi.
===
Maraji'/ sumber:
Kitab: Wiqayatul Insan Minal jinni wasy syaithan, Penulis: Syaikh Wahid 'Abdus Salam Bali, Penerbit: Maktabah ash-Shahabah, Jeddah - Arab Saudi, Cetakan Ketiga, 1412 H/ 1992 M, Judul Terjemahan: Kesurupan jin dan Cara Pengobatannya secara Islami, Penerjemah: Aunur Rafiq Shaleh Tamhid Lc, Penerbit: Robbani Press, Jakarta - Indonesia, Cetakan Kesebelas, Jumadil Akhir 1425 H/ Agustus 2004 M.
===
Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT