Al-Adab al-Mufrad.
Imam al-Bukhari rahimahullah.
Adabul Mufrad.
Kitab Pegawai.
106. Bab: Jangan Mengatakan: Hambaku.
209. Abu Hurairah (radhiyallahu 'anhu) berkata bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Jangan salah seorang di antara kalian mengatakan: 'Budakku.' Kalian semua adalah hamba Allah dan semua istri kalian adalah hamba Allah. Ucapkanlah: 'Ghulami, jariyati, amati, fataya, fatati.'" (33)
===
(33) Ghulam digunakan untuk anak kecil yang belum baligh, sedang yang sudah baligh dipanggil: fataya, dan untuk perempuan: fatati. Jariyati dan amati digunakan untuk budak perempuan. Sedangkan abdi untuk budak laki-laki dan panggilan semacam inilah yang dilarang karena abdi berasal dari kata abada yang bermakna menyembah.
===
Maraji'/ Sumber:
Kitab: Adabul Mufrad, Penulis: Imam al-Bukhari rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun, Penerjemah: Muhammad Khalid Abri, Penerbit: Syiar Semesta, Surabaya - Indonesia, Cetakan I, Mei 2004 M.
===
Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Imam al-Bukhari rahimahullah.
Adabul Mufrad.
Kitab Pegawai.
106. Bab: Jangan Mengatakan: Hambaku.
209. Abu Hurairah (radhiyallahu 'anhu) berkata bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Jangan salah seorang di antara kalian mengatakan: 'Budakku.' Kalian semua adalah hamba Allah dan semua istri kalian adalah hamba Allah. Ucapkanlah: 'Ghulami, jariyati, amati, fataya, fatati.'" (33)
===
(33) Ghulam digunakan untuk anak kecil yang belum baligh, sedang yang sudah baligh dipanggil: fataya, dan untuk perempuan: fatati. Jariyati dan amati digunakan untuk budak perempuan. Sedangkan abdi untuk budak laki-laki dan panggilan semacam inilah yang dilarang karena abdi berasal dari kata abada yang bermakna menyembah.
===
Maraji'/ Sumber:
Kitab: Adabul Mufrad, Penulis: Imam al-Bukhari rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun, Penerjemah: Muhammad Khalid Abri, Penerbit: Syiar Semesta, Surabaya - Indonesia, Cetakan I, Mei 2004 M.
===
Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT