Skip to main content

Tempat tinggal jin | Jin, hakekat bukan khurafat | Kesurupan jin dan Cara Pengobatannya secara Islami

Wiqayatul Insan Minal jinni wasy syaithan

Kesurupan jin dan Cara Pengobatannya secara Islami

Bab I: Jin, hakekat bukan khurafat

Tempat tinggal jin

Jin mengutamakan tempat-tempat yang sepi dari manusia seperti padang pasir. Di antara mereka ada yang tinggal di tempat-tempat kotoran dan sampah. Ada juga yang tinggal bersama manusia.

Oleh sebab itu, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam pernah keluar ke padang pasir mengajak mereka kepada Allah, membacakan al-Qur`an dan mengajarkan masalah agama kepada mereka. Hal ini dilakukan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam berkali-kali sebagaimana disebutkan oleh riwayat al-Bukhari dan Muslim dari hadits Ibnu 'Abbas dan Ibnu Mas'ud ra-dhiyallaahu 'anhum.

Mereka bertempat tinggal di tempat-tempat kotoran dan sampah karena mereka memakan sisa-sisa makanan manusia, sebagaimana disebutkan oleh riwayat Muslim dari hadits Ibnu Mas'ud ra-dhiyallaahu 'anhu terdahulu.

Al-Hafizh berkata: Ibnu Abid Dunya telah meriwayatkan dari jalan Yazid bin Yazid bin Jabir, salah seorang perawi kepercayaan negeri Syam dan tabi'i yang paling muda, ia berkata: Di setiap rumah ada jin yang tinggal di atapnya, setiap kali makanan siang diletakkan maka mereka turun dan makan bersama penghuni rumah, demikian pula pada waktu makan sore. (10)

Aku berkata: Abu Bakar bin Ubaid telah meriwayatkannya di dalam Makaidus syaithan dari Yazid dengan lafazh:

"Di setiap rumah kaum Muslimin ada jin Muslim yang tinggal di atapnya, bila makanan siang diletakkan mereka turun dan bersantap siang bersama penghuni, bila makanan malam diletakkan mereka turun bersantap malam bersama penghuni..."

Jin juga bertempat tinggal di jamban. Diriwayatkan dari Yazid bin Arqam (ra-dhiyallaahu 'anhu) bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya tempat-tempat pembuangan kotoran ini didatangi (jin) karena itu bila salah seorang di antara kalian datang ke jamban maka hendaklah dia mengucapkan (do'a):

اللَّÙ‡ُÙ…َّ اِÙ†ِّÙŠْ اَعُÙˆْØ°ُ بِÙƒَ Ù…ِÙ†َ الْØ®ُبُØ«ِ ÙˆَالْØ®َبَا Ø¡ِØ«ِ

Allaahumma innii a'uu-dzu bika minal khubu-tsi wal khabaa-itsi.

'Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari jin lelaki dan jin perempuan.'" (11)

Aku berkata: Aku pernah bertanya kepada jin Muslim: "Apakah engkau tinggal di jamban?"

Jin Muslim: "Tidak."

Aku berkata: "Tetapi disebutkan dalam hadits bahwa ada jin yang tinggal di jamban."

Jin Muslim: "Ya tetapi ini khusus bagi jin kafir karena mereka mengutamakan tempat-tempat najis dan kotor."

Aku berkata: "Barangkali ucapan ini benar karena aku telah memperhatikan bahwa jin-jin merasa sesak oleh aroma wewangian terutama aroma misk, sedangkan jin Muslim menyukainya sebagaimana manusia Muslim.

Jin juga tinggal di lubang-lubang. Diriwayatkan oleh an-Nasa`i dengan sanadnya dari Qatadah dari 'Abdullah bin Sarjas (ra-dhiyallaahu 'anhu) bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Janganlah kalian kencing di lubang."

Mereka bertanya kepada Qatadah. Ia menjawab: Dikatakan bahwa ia adalah tempat tinggal jin." (12)

Jin juga tinggal di tempat kotoran unta (binatang). Di dalam Shahih Muslim dan lainnya disebutkan bahwa ia merupakan tempat tinggal para syetan.

===

(10) Fat-hul Bari 6/345.

(11) Diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam bab 3, an-Nasa`i di dalam bab 17, Ibnu Majah di dalam bab 9, Imam Ahmad di dalam Musnad-nya 4/369, hadits ini shahih.

(12) Diriwayatkan oleh Abu Dawud bab 16 dan 29, an-Nasa`i, thaharah bab 29, dan Imam Ahmad 5/82, hadits ini shahih, Abu Zar'ah dan Abu Hatim telah mengukuhkan mendengarnya Qatadah dari 'Abdullah bin Sarjas.

===

Maraji'/ sumber:
Kitab: Wiqayatul Insan Minal jinni wasy syaithan, Penulis: Syaikh Wahid 'Abdus Salam Bali, Penerbit: Maktabah ash-Shahabah, Jeddah - Arab Saudi, Cetakan Ketiga, 1412 H/ 1992 M, Judul Terjemahan: Kesurupan jin dan Cara Pengobatannya secara Islami, Penerjemah: Aunur Rafiq Shaleh Tamhid Lc, Penerbit: Robbani Press, Jakarta - Indonesia, Cetakan Kesebelas, Jumadil Akhir 1425 H/ Agustus 2004 M.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog