Skip to main content

Kiai Meruqyah jin Berakting: Keyakinan yang Keliru (3)

Kiai Meruqyah jin Berakting

Kesurupan

Keyakinan yang Keliru (3)

Pelajaran dari hadits:

1. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam adalah hamba yang terbaik secara mutlak dan yang paling dikasihi Allah. Beliau (shallallaahu 'alaihi wa sallam) telah menyatakan ketidakmampuannya berbuat apapun bila mati sudah tiba. Apa yang beliau (shallallaahu 'alaihi wa sallam) inginkan bukanlah membalas dendam tetapi perang suci untuk meraih kedudukan yang tinggi di hadapan Allah, sehingga yang dicita-citakannya bukan membunuh orang lain akan tetapi berjihad hingga dibunuh orang lain. Namun demikian, pernyataan itu tetaplah bersifat angan-angan yang tidak akan terwujud karena ruh orang mati memang tidak akan kembali ke dunia.

2. Orang-orang yang shalih adalah pengikut Rasulullah (shallallaahu 'alaihi wa sallam). Mereka berharap sekiranya memungkinkan untuk mampu kembali ke dunia setelah mati, namun ketetapan Ilahi tidak pernah dapat diubah siapapun. Karena itu sungguh keliru keyakinan yang mengatakan adanya ruh para wali atau orang shalih dapat kembali ke dunia dan dapat diminta bantuan. Baik untuk menolong orang yang masih hidup dalam urusan dunia ataupun urusan ibadah yang berhubungan dengan Allah. Bila ada yang berkata, "Berdasarkan firman Allah orang yang gugur di medan juang tidaklah mati, mereka masih hidup. Karena itu mereka bisa diminta tolong." Pernyataan tersebut, tidak diragukan lagi, muncul karena ketidakpahaman terhadap ayat al-Qur-an. Sebenarnya orang yang meninggal di jalan Allah dinyatakan tidak mati, bukan berarti mereka masih bisa beramal akan tetapi amal mereka yang sudah berlalu masih dinyatakan sebagai amal yang masih terus dilakukan sampai saat ini, sehingga pahalanya tidak pernah akan berhenti walaupun mereka sudah berhenti beramal. Mari kita perhatikan dengan jelas:

"Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Sungguh mereka itu hidup di sisi Tuhan mereka, dan mereka mendapat rezeki." (QS. Ali 'Imran: 169)

Ayat ini menjelaskan betapa mulianya kedudukan orang yang berjuang membela agama Allah, baik dengan perang fisik ataupun perang pena dan lisan.

Dari Fadhalah bin 'Ubaid bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Setiap mayat ditutuplah masa beramalnya kecuali yang komitmen di jalan Allah, maka amalnya terus tumbuh berkembang pada hari Kiamat dan dia diamankan dari fitnah kubur." (12)

Semua amal ibadah memiliki kedudukan yang sangat mulia bila dilakukan dengan benar dan ikhlas. Di samping kedudukan jihad fi sabilillah dalam artian khusus juga ada amal yang lain yang pahalanya terus tidak terputus karena kematian, sebagaimana dalam hadits Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda:

Dari Abu Hurairah ra-dhiyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Jika manusia mati terputuslah amalnya kecuali dari tiga: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, dan anak shalih yang mendo'akannya." (HR. Al-Bukhari) (13)

3. Bila seseorang sudah memasuki alam kubur, dia tidak akan lepas dari salah satu alternatif, yaitu mendapat kenikmatan istirahat menunggu hari Kiamat atau menderita karena dihadapkan kepada ancaman yang tidak dapat dia hindari. Keduanya tidak memberi kesempatan untuk bangun ke dunia, baik untuk memperbaiki amal ataupun untuk mengganggu orang yang masih hidup.

Adapun cerita-cerita yang sering diekspos baik melalui media cetak ataupun elektronik dan dihubungkan dengan kematian seseorang, baik orang shalih ataupun orang jahat. Akan tetapi sekiranya terjadi suatu peristiwa yang dipandang aneh dan tidak rasional maka sebenarnya hal tersebut adalah permainan setan yang mengatasnamakan seseorang. Bahkan bukan saja mengatasnamakan orang yang sudah meninggal akan tetapi juga setan dapat meniru siapa saja yang dia inginkan selain Rasul (shallallaahu 'alaihi wa sallam) (14). Bila ada seseorang yang dapat muncul di beberapa tempat atau daerah pada saat yang sama, hal itu menunjukkan adanya permainan setan yang sedang menipu manusia. Umpamanya seorang tokoh masyarakat diketahui melakukan shalat Shubuh di Indonesia sedangkan pada hari yang sama dia dilihat melakukan shalat Zhuhur di Mekkah. Hal itu dapat dipastikan, kalau bukan keduanya, bahwa salah satu di antara keduanya adalah setan. Dengan cara ini setan telah banyak berhasil menjebak manusia, sehingga mereka memandang orang tersebut sebagai orang yang luar biasa. Sekiranya tidak terlihat shalat sekalipun, mereka beranggapan bahwa dia melaksanakan shalat di tempat lain atau cara shalatnya berbeda dengan kita. Sehingga muncullah istilah shalat syari'at dan shalat hakikat. Inilah salah satu bentuk keberhasilan setan dalam menggoda manusia. Dia telah berhasil menjerumuskan orang yang dikultuskan sampai berani meninggalkan kewajiban dan telah merusak aqidah orang-orang yang mengkultuskannya sampai mereka menganggap guru mereka menempati kedudukan yang lebih tinggi dari Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam. Akhirnya muncullah keangkuhan yang tidak diragukan merupakan sikap yang dimurkai Allah. Seorang tokoh tasawuf yang terkenal bernama Abu Yazid al-Busthami (15) pernah mengatakan:

Kami telah menyeberangi lautan di mana para Nabi hanya sampai di pantainya.

Kalimat yang muncul dari kesombongan ini telah membuat para pengikutnya semakin kagum. Memang bila seseorang telah dapat digeser sedikit menyimpang dari ajaran yang benar maka setan akan terus berjuang agar orang tersebut menyimpang jauh sehingga menjadi temannya di Neraka nanti. Semoga Allah menyelamatkan kita dari godaan dan rayuan setan. Semoga Allah membuka hati kita untuk selalu siap menyambut teguran yang datang dari sesama muslim guna perbaikan di masa mendatang.

===

(12) Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam Mu'jam al-Kabir 18/311/803, an-Nasa-i dalam Sunannya 6/39/3168, Ibnu Hibban dalam Shahihnya 10/485/4624, at-Tirmidzi dalam Sunannya 4/166/1621, Ibnu Majah dalam Sunannya 2/927/2767, (Ahmad) Ibnu Hanbal dalam Musnadnya 4/150/17396, al-Hakim dalam Mustadrak 2/88/2417, ath-Thabrani dalam Mu'jam al-Kabir 17/308/848, an-Nasa-i dalam Sunan al-Kabir 3/27/4376, ath-Thabrani dalam Musnad asy-Syamiyyin 2/186/1158, al-Harits/ al-Haitsami dalam Musnadnya (az-Zawa-id) 2/652/628, Ibnu Mubarak dalam al-Jihad 1/142/174, ad-Darimi dalam Sunannya 2/278/2425.

(13) Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad 1/28/38, Muslim dalam Shahihnya 3/1255/1631, an-Nasa-i dalam Sunannya 6/251/3651, Ibnu Hibban dalam Shahihnya 1/296/93, Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya 4/122/2494, at-Tirmidzi dalam Sunannya 3/661/1376, Ibnu Majah dalam Sunannya 1/88/241, Abu Dawud dalam Sunannya 3/118/2880, (Ahmad) Ibnu Hanbal dalam Musnadnya 2/372/8831, an-Nasa-i dalam Sunan al-Kubra 4/109/6478.

(14) Syaitan tidak dapat menyerupai Rasul (shallallaahu 'alaihi wa sallam) baik semasa beliau masih hidup ataupun sesudah wafat. Rasulullah (shallallaahu 'alaihi wa sallam) bersabda:

Dari 'Abdullah ra-dhiyallaahu 'anhu dari Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: Siapa yang menemuiku sewaktu tidur maka dia telah bertemu denganku, sebab syaitan tidak dapat menyerupai aku.

Menurut hadits ini bila seorang Shahabat mimpi bertemu Rasulullah (shallallaahu 'alaihi wa sallam) maka dapat dipastikan bahwa yang dia lihat itu adalah Rasulullah, karena dia mengetahui wajah Rasul. Adapun selain Shahabat maka tidak dapat dipastikan karena tidak mengetahui wajah Rasulullah (shallallaahu 'alaihi wa sallam). Sehingga sangat mungkin orang lain ditiru syaitan kemudian dia mengaku Rasul (shallallaahu 'alaihi wa sallam).

Tambahan untuk buku ini dari Abu Sahla al-Bantani (pemilik blog):
Kesimpulannya, bedakanlah antara kata meniru (menyerupai) dengan kata mengaku. Setan tidak dapat menyerupai Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam namun setan dapat mengaku sebagai Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam.

(15) 'Abdurrahman 'Abdul Khaliq, al-Fikrushshufi, Maktabah Darussalam, Riyadh, 1414 H: 58.

===

Maraji'/ sumber:
Buku: Kiai Meruqyah Jin Berakting, Penulis: K.H. Saiful Islam Mubarak Lc. M.Ag, Editor: Eko Wardhana, Penerbit: PT. Syaamil Cipta Media, Bandung - Indonesia, Cetakan Februari 2004 M.

===

JUAL ATAP BAJA RINGAN
Anda membutuhkan penjual atap baja ringan di Tangerang? Kami siap membantu Anda. Layanan GRATIS konsultasi, estimasi biaya, dan survei lokasi.
http://www.bajaringantangerang.com

===

Abu Sahla Ary Ambary Ibnu Ahmad al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT