Penjelasan kitab Kasyfu Syubuhat
Yakni Wadd, Suwa', Yaghuts, Ya'uq, dan Nasr [1] dan Rosul yang terakhir adalah Muhammad shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam [2].
Penjelasan
[1] Ini adalah nama-nama berhala yang ada pada kaum Nabi Nuh 'alay-his salam. Dahulu nama-nama tersebut adalah nama orang-orang sholih di kalangan mereka.
Dalam kitab Shohiih al-Bukhori terdapat sebuah riwayat dari Ibnu 'Abbas ro-dhiyaLLOOHU 'anhu, ia berkata, "Ini adalah nama-nama orang sholih dari kaum Nabi Nuh 'alay-his salam. Tatkala mereka meninggal, syaithon membisikkan kepada kaumnya supaya di tempat-tempat pertemuan mereka dibangun patung-patung dan diberi nama dengan nama-nama mereka. Kaumnya pun melakukannya, tetapi mereka tidak sampai melakukan penyembahan kepada patung-patung tersebut. Namun setelah generasi kaum ini meninggal, barulah patung-patung ini disembah-sembah." (8) Penafsiran Ibnu 'Abbas ro-dhiyaLLOOHU 'anhuma di atas mengandung kerancuan, karena dia mengatakan bahwa nama-nama tersebut ini adalah nama-nama orang sholih dari kaum Nabi Nuh 'alay-his salam, padahal al-Qur-an menyebutkan bahwa mereka ada sebelum diutusnya Nabi Nuh 'alay-his salam.
ALLOH berfirman,
"Nuh berkata, 'Ya ROBB-ku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku, dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya hanya akan menambah kerugian kepada mereka belaka, serta melakukan tipu daya yang amat besar.' Mereka berkata, 'Janganlah sekali-kali engkau meninggalkan (penyembahan) kepada tuhan-tuhan engkau dan jangan pula sekali-kali engkau meninggalkan (penyembahan) kepada Wadd, Suwa, Yaghuts, Ya'uq, dan Nasr."
(Qur-an Suroh Nuh; ayat 21-23)
Ayat di atas menyebutkan bahwa kaum Nuh sebelumnya telah menyembah patung-patung itu, lalu dilarang oleh Nuh 'alay-his salam. Dengan demikian jelaslah bahwa konteks ayat tersebut tidak seperti yang disebutkan Ibnu 'Abbas ro-dhiyaLLOOHU 'anhuma, karena zhohir ayat tersebut menyebutkan bahwa orang-orang sholih tersebut ada sebelum Nabi Nuh 'alay-his salam diutus.
[2] Dalilnya firman ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala,
"Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kalian, tetapi dia adalah utusan ALLOH dan penutup para Nabi."
(Qur-an Suroh al-Ahzab: ayat 40)
Jadi tidak ada Nabi setelah Nabi Muhammad shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam. Mungkin ada yang berkata, "Sesungguhnya pada akhir zaman nanti Nabi 'Isa 'alay-his salam akan turun dan akan menjadi seorang Rosul." Kita jawab, "Memang benar, akan tetapi beliau 'alay-his salam turun tidak sebagai Rosul yang baru. Beliau 'alay-his salam turun sebagai hakim bagi syari'at Nabi Muhammad shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam. Dan, wajib bagi Nabi 'Isa 'alay-his salam dan bagi yang lainnya untuk beriman kepada Nabi Muhammad shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam, mengikuti, dan menolong Beliau shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam sebagaimana disebutkan oleh firman ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala,
"Dan ingatlah ketika ALLOH mengambil perjanjian terhadap para Nabi, 'Sungguh, apa saja yang AKU berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang Rosul yang membenarkan apa yang ada padamu itu, niscaya engkau akan bersungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya.' ALLOH berfirman, 'Apakah engkau mengakui dan menerima perjanjian-KU terhadap yang demikian itu?' Mereka menjawab, 'Ya, kami mengakui.' ALLOH berfirman, 'Kalau begitu, saksikanlah (hai para Nabi) dan AKU menjadi saksi (pula) bersama engkau.'"
(Qur-an Suroh Ali 'Imron: ayat 81)
Pada ayat di atas, diterangkan bahwa Rosul yang membenarkan apa yang ada pada para Nabi adalah Nabi Muhammad shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam. Hal ini telah disebutkan dalam riwayat yang shohih dari seorang shohabat yang mulia, yaitu Ibnu 'Abbas ro-dhiyaLLOOHU 'anhuma dan yang lainnya.
===
(8) Imam al-Bukhori, kitab at-Tafsir Suroh Nuh nomor 4636.
===
Maroji:
Kitab: Syar-hu kasy-fusy syubuhaati wa yaliihi syar-hul u-shuulus sittah, Penulis: Muhammad bin Sholih al-'Utsaimin, Penerbit: Dar ats-Tsaroyya - Kerajaan Saudi Arobia, 1416 H/ 1996 M, Judul terjemah: Syaroh kasyfu syubuhat membongkar akar kesyirikan dilengkapi syaroh ushulus sittah, Penerjemah: Bayu Abdurrohman, Penerbit: Media Hidayah - Jogjakarta, Cetakan I, Robi'uts Tsani 1425 H/ Juni 2004 M.
===
Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com
===
Yakni Wadd, Suwa', Yaghuts, Ya'uq, dan Nasr [1] dan Rosul yang terakhir adalah Muhammad shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam [2].
Penjelasan
[1] Ini adalah nama-nama berhala yang ada pada kaum Nabi Nuh 'alay-his salam. Dahulu nama-nama tersebut adalah nama orang-orang sholih di kalangan mereka.
Dalam kitab Shohiih al-Bukhori terdapat sebuah riwayat dari Ibnu 'Abbas ro-dhiyaLLOOHU 'anhu, ia berkata, "Ini adalah nama-nama orang sholih dari kaum Nabi Nuh 'alay-his salam. Tatkala mereka meninggal, syaithon membisikkan kepada kaumnya supaya di tempat-tempat pertemuan mereka dibangun patung-patung dan diberi nama dengan nama-nama mereka. Kaumnya pun melakukannya, tetapi mereka tidak sampai melakukan penyembahan kepada patung-patung tersebut. Namun setelah generasi kaum ini meninggal, barulah patung-patung ini disembah-sembah." (8) Penafsiran Ibnu 'Abbas ro-dhiyaLLOOHU 'anhuma di atas mengandung kerancuan, karena dia mengatakan bahwa nama-nama tersebut ini adalah nama-nama orang sholih dari kaum Nabi Nuh 'alay-his salam, padahal al-Qur-an menyebutkan bahwa mereka ada sebelum diutusnya Nabi Nuh 'alay-his salam.
ALLOH berfirman,
"Nuh berkata, 'Ya ROBB-ku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku, dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya hanya akan menambah kerugian kepada mereka belaka, serta melakukan tipu daya yang amat besar.' Mereka berkata, 'Janganlah sekali-kali engkau meninggalkan (penyembahan) kepada tuhan-tuhan engkau dan jangan pula sekali-kali engkau meninggalkan (penyembahan) kepada Wadd, Suwa, Yaghuts, Ya'uq, dan Nasr."
(Qur-an Suroh Nuh; ayat 21-23)
Ayat di atas menyebutkan bahwa kaum Nuh sebelumnya telah menyembah patung-patung itu, lalu dilarang oleh Nuh 'alay-his salam. Dengan demikian jelaslah bahwa konteks ayat tersebut tidak seperti yang disebutkan Ibnu 'Abbas ro-dhiyaLLOOHU 'anhuma, karena zhohir ayat tersebut menyebutkan bahwa orang-orang sholih tersebut ada sebelum Nabi Nuh 'alay-his salam diutus.
[2] Dalilnya firman ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala,
"Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kalian, tetapi dia adalah utusan ALLOH dan penutup para Nabi."
(Qur-an Suroh al-Ahzab: ayat 40)
Jadi tidak ada Nabi setelah Nabi Muhammad shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam. Mungkin ada yang berkata, "Sesungguhnya pada akhir zaman nanti Nabi 'Isa 'alay-his salam akan turun dan akan menjadi seorang Rosul." Kita jawab, "Memang benar, akan tetapi beliau 'alay-his salam turun tidak sebagai Rosul yang baru. Beliau 'alay-his salam turun sebagai hakim bagi syari'at Nabi Muhammad shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam. Dan, wajib bagi Nabi 'Isa 'alay-his salam dan bagi yang lainnya untuk beriman kepada Nabi Muhammad shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam, mengikuti, dan menolong Beliau shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam sebagaimana disebutkan oleh firman ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala,
"Dan ingatlah ketika ALLOH mengambil perjanjian terhadap para Nabi, 'Sungguh, apa saja yang AKU berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang Rosul yang membenarkan apa yang ada padamu itu, niscaya engkau akan bersungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya.' ALLOH berfirman, 'Apakah engkau mengakui dan menerima perjanjian-KU terhadap yang demikian itu?' Mereka menjawab, 'Ya, kami mengakui.' ALLOH berfirman, 'Kalau begitu, saksikanlah (hai para Nabi) dan AKU menjadi saksi (pula) bersama engkau.'"
(Qur-an Suroh Ali 'Imron: ayat 81)
Pada ayat di atas, diterangkan bahwa Rosul yang membenarkan apa yang ada pada para Nabi adalah Nabi Muhammad shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam. Hal ini telah disebutkan dalam riwayat yang shohih dari seorang shohabat yang mulia, yaitu Ibnu 'Abbas ro-dhiyaLLOOHU 'anhuma dan yang lainnya.
===
(8) Imam al-Bukhori, kitab at-Tafsir Suroh Nuh nomor 4636.
===
Maroji:
Kitab: Syar-hu kasy-fusy syubuhaati wa yaliihi syar-hul u-shuulus sittah, Penulis: Muhammad bin Sholih al-'Utsaimin, Penerbit: Dar ats-Tsaroyya - Kerajaan Saudi Arobia, 1416 H/ 1996 M, Judul terjemah: Syaroh kasyfu syubuhat membongkar akar kesyirikan dilengkapi syaroh ushulus sittah, Penerjemah: Bayu Abdurrohman, Penerbit: Media Hidayah - Jogjakarta, Cetakan I, Robi'uts Tsani 1425 H/ Juni 2004 M.
===
Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com
===