Skip to main content

Keyakinan mereka bahwa menancapkan pisau di pintu pada malam 'Idul Fithri dapat mengusir syaithon

50 kesalahan dalam berhari raya

Bab I: Kesalahan-kesalahan seputar dua hari raya

27. Keyakinan mereka bahwa menancapkan pisau di pintu pada malam 'Idul Fithri dapat mengusir syaithon

Di antara manusia ada yang menyakini bahwa menancapkan pisau di pintu pada malam 'Idul Fithri dapat mengusir syaithon. Mereka beralasan mengenai hal itu "bahwa syaithon dilepaskan dari belenggu mereka, apabila telah nampak bulan yang menandakan masuknya bulan Syawwal. Apabila syaithon-syaithon melihat pisau yang tertancap di pintu-pintu rumah, maka mereka akan takut dan tidak akan masuk ke rumah itu." Ini adalah keyakinan yang bathil, dikarenakan dua alasan:

1. Urusan ini adalah perkara yang ghoib dan kita tidak mengetahuinya kecuali lewat keterangan wahyu (al-Qur-an ataupun al-Hadits -penj). Padahal tidak ada sama sekali keterangan dari hadits yang shohih mengenainya.

2. Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam telah menjelaskan pada kita bagaimana kita melindungi diri kita dari tipu daya syaithon, yaitu dengan dzikir-dzikir dan do'a-do'a yang telah jelas, sedangkan perbuatan tadi sama sekali tidak termasuk dalam ajaran Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam. Di antara dzikir-dzikir dan do'a-do'a itu adalah:

Disebutkan dalam riwayat Imam Muslim dalam kitab Shohiih-nya, dari Abu Huroiroh ro-dhiyaLLOOHU 'anhu bahwa Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam bersabda,

"Janganlah kalian menjadikan rumah kalian seperti kuburan (disebabkan tidak dibacakannya al-Qur-an di dalamnya -penj)! Karena rumah yang dibacakan suroh al-Baqoroh di dalamnya, tidak akan dimasuki oleh syaithon." (58)

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Hakim dan dishohihkan oleh Imam adz-Dzahabi serta dihasankan oleh Imam al-Albani, disebutkan:

"Sesungguhnya segala sesuatu itu memiliki puncaknya dan sesungguhnya puncak dari al-Qur-an itu adalah suroh al-Baqoroh. Dan sesungguhnya apabila syaithon mendengar suroh al-Baqoroh dibacakan, maka ia keluar dari rumah yang dibacakan di dalamnya suroh al-Baqoroh." (59)

Disebutkan pula dalam kitab ash-Shohiihain, dari Abu Huroiroh ro-dhiyaLLOOHU 'anhu bahwa Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam bersabda,

"Barangsiapa yang membaca 'Laa ilaaha illaLLOOH, wah dahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu, wa huwa 'alaa kulli syai-in qodiir (Tidak ada ilah yang berhak di'ibadahi dengan benar kecuali ALLOH, Yang Maha Esa, dan tidak ada sekutu bagi-NYA, milik-NYA segala kerajaan dan bagi-NYA segala pujian dan DIA Maha Berkuasa atas segala sesuatu)'. Dalam sehari sebanyak seratus kali, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala memerdekakan sepuluh budak, ditulis baginya seratus kebaikan, dihapuskan darinya seratus keburukan, ia mendapatkan perlindungan dari syaithon pada harinya itu hingga sore hari dan tidak ada seorang pun yang melakukan yang lebih baik dari apa yang ia lakukan, kecuali seseorang yang melakukan lebih banyak darinya (60)." (61)

Asy-Syaqiri rohimahuLLOOH berkata, "Di antara kerusakan akal wanita-wanita kita adalah keyakinan mereka bahwa menancapkan pisau pada malam 'Idul Fithri dapat mengusir syaithon yang sebelumnya terpenjara di bulan Romadhon." (62)

Syaikh 'Ali Mahfuzh rohimahuLLOOH berkata, "Di antara bentuk khurofat adalah menancapkan pisau di pintu-pintu rumah dan kamar pada malam 'Idul Fithri. Mereka menganggap bahwa syaithon-syaithon yang sebelumnya terpenjara di bulan Romadhon keluar dari penjara mereka pada malam 'Idul Fithri, sehingga mereka pun mencegah masuknya syaithon-syaithon itu ke dalam rumah dengan menggunakan pisau tersebut." (63)

===

(58) Shohih. Hadits Riwayat Imam Muslim nomor 780, dan Imam at-Tirmidzi nomor 2877, ia berkata, "Haditsnya hasan shohih."

(59) Hasan. Hadits Riwayat Imam al-Hakim 1/561 secara marfu', dan mauquf pada Ibnu Mas'ud ro-dhiyaLLOOHU 'anhu. Imam al-Hakim berkata, "Sanadnya shohih." Dan disepakati oleh Imam adz-Dzahabi serta dihasankan oleh Imam al-Albani dalam kitab Silsilah al-Ahaadiits ash-Shohiihah nomor 588.

(60) Shohih. Hadits Riwayat Imam al-Bukhori nomor 3293 dalam kitab Bad-ul Kholq dan Imam Muslim nomor 2691 dalam kitab adz-Dzikru wad Du'aa' bab Fadhlut Tahliil.

(61) Untuk menambah pengetahuan silahkan baca kitab Tahshiinaatul Insaan Dhiddusy Syaithoon, karya penulis.

(62) Kitab as-Sunan wal Mubtada-aat halaman 308.

(63) Kitab al-Ibdaa' halaman 435.

===

Maroji:
Kitab: al-Kalimaatun Naafi'ah fil Akhthoo-isy Syaa-i'ah: Khomsuun Khotho-an fii Sholaatil 'Iidain, Penulis: Wahid 'Abdus Salam Baali, Penerbit: Dar Ibni Rojab, Cetakan II, 1424 H/ 2003 M, Judul terjemahan: 50 Kesalahan dalam berhari raya, Penerjemah: Mufti Hamdan, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir - Bogor, Cetakan I, Rojab 1426 H/ Agustus 2005 M.

===

Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com

===