Skip to main content

Tauhid uluhiyah merupakan makna dari perkataan Laa ilaaHa illaLLOOH

Tauhid uluhiyah merupakan makna dari perkataan Laa ilaaHa illaLLOOH

Inilah tauhid yang merupakan makna dari kalimat Laa ilaaHa illaLLOOH. Al-ilah (sesembahan) yang dimaksud orang-orang musyrik adalah berkaitan dengan hal-hal tersebut, baik sesembahan itu berwujud Malaikat, Nabi, wali, pohon, kuburan, atau jin. Mereka tidak menganggap bahwa al-ilah (sesembahan) mereka itu adalah yang menciptakanm yang memberi rizqi, dan yang mengatur alam semesta, karena mereka mengakui bahwa yang demikian itu adalah hak ALLOH semata, sebagaimana telah aku kemukakan di depan. Akan tetapi, yang mereka maksudkan dengan al-ilah (sesembahan) adalah seperti apa yang dikehendaki orang-orang musyrik pada zaman kita dengan lafzh as-sayyid. Dalam keadaan mereka seperti itu, datanglah Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam menyeru kepada kalimat tauhid, yaitu kalimat Laa ilaaHa illaLLOOH.

Yang dimaksud dengan kalimat ini adalah maknanya, bukan sekedar lafazhnya. Orang-orang kafir yang bodoh pun mengetahui bahwa maksud perkataan Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam adalah mengesakan ALLOh Sub-haanahu wa Ta'aala dengan selalu bergantung kepada-NYA dan mengingkari serta berlepas diri dari semua bentuk sesembahan selain ALLOH. Maka dari itu ketika Beliau shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam menyeru kepada mereka:

"Katakanlah, 'Laa ilaaHa illaLLOOH.' Mereka menjawab, 'Apakah dia hendak menjadikan sesembahan yang banyak ini menjadi satu sesembahan saja? Sungguh, ini adalah sesuatu yang sangat mengherankan.'"
(Qur-an Suroh ash-Shod: ayat 5)

Oleh karena itu, jika engkau telah mengetahui bahwa orang kafir yang paling bodoh saja mengetahui makna kalimat ini, maka sangat aneh dan mengherankan jika ada orang yang mengaku Islam, sementara dia tidak tahu makna kalimat tersebut. Bahkan dia menyangka bahwa kalimat tersebut cukup sekedar talaffuzh (melafazhkan) huruf-hurufnya tanpa perlu diyakini maknanya dalam hati. Dan orang yang pandai dari kalangan mereka bahkan menyangka bahwa maknanya adalah 'Tidak ada Yang menciptakan, Yang memberi rizqi dan Yang mengatur urusan melainkan ALLOH.' Maka jelas orang seperti ini tidak ada kebaikan sama sekali, karena sebodoh-bodohnya orang kafir lebih tahu dari dia tentang makna Laa ilaaHa illaLLOOH.

===

Maroji:
Kitab: Kasyfu asy-Syubuhaati, Penulis: Imam Muhammad bin 'Abdul Wahhab, Judul terjemahan: Kasyfu Syubuhat, Membongkar akar kesyirikan, dilengkapi Ushulus Sittah, Penerjemah: Bayu Abdurrahman, Penerbit: Media Hidayah - Jogjakarta, Cetakan I, Jumadil Awal 1425 H/ Juni 2004 M.

===

Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com

===