Skip to main content

Syarah Kasyfu Syubuhat (2)

Penjelasan kitab Kasyfu Syubuhat

Ketahuilah [1] rohimakaLLOOH [2] sesungguhnya tauhid [3] adalah ...

Penjelasan

[1] Ketahuilah maksudnya adalah 'ilmuilah. 'Ilmu adalah mengetahui sesuatu dengan pengetahuan yang sebenarnya.

Tingkatan 'ilmu pada seseorang ada enam:

Pertama: Mengetahui sesuatu dengan pengetahuan yang sebenarnya.

Kedua: al-Jahlul basith yakni tidak mengetahui sama sekali.

Ketiga: al-Jahlul murokkab yakni mengetahui sesuatu tidak sesuai yang sebenarnya. Disebut murokkab karena pada orang tersebut ada dua kebodohan sekaligus, yaitu bodoh karena ia tidak mengetahui yang sebenarnya dan bodoh karena beranggapan bahwa dirinya tahu, padahal sebenarnya ia tidak tahu.

Keempat: al-Wahm yakni mengetahui sesuatu dengan kemungkinan salah lebih besar daripada benarnya.

Kelima: asy-Syak yakni mengetahui sesuatu yang kemungkinan benar atau salahnya sama.

Keenam: azh-Zhon yakni mengetahui sesuatu yang kemungkinan benarnya lebih besar daripada salahnya.

Sedang 'ilmu itu terbagi dua, dhoruri dan nazhori. Dhoruri yaitu pengetahuan yang dapat diperoleh secara langsung tanpa memerlukan penelitian atau dalil, misalnya pengetahuan bahwa api itu panas. Sedangkan nazhori adalah pengetahuan yang hanya bisa diperoleh dengan cara melakukan penelitian dan dengan dalil, misalnya pengetahuan tentang wajibnya niat dalam berwudhu'.

[2] Kalimat ini bermakna: Semoga ALLOH melimpahkan rohmat-NYA kepadamu sehingga tujuanmu bisa tercapai dan engkau bisa selamat dari bahaya. Kalimat ini juga bermakna: Semoga ALLOH mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan memberikan taufiq serta melindungi engkau dari dosa-dosa yang akan datang. Ini jika hanya disebutkan dengan kata rohmat saja. Namun, bila dibarengi dengan kata maghfiroh (ampunan), maka yang dimaksud ampunan adalah mengampuni dosa-dosa yang lalu, sedangkan rohmat adalah pemberian taufiq berupa kebaikan dan keselamatan dari dosa-dosa di masa mendatang.

[3] Tauhid secara bahasa berasal dari kata kerja 'wahhada yuwahhidu' yang maknanya adalah menjadikan sesuatu itu satu saja. Tauhid tidak bisa terealisasi kecuali dengan cara meniadakan sekaligus juga menetapkan. Meniadakan segala jenis yang ada, lalu menetapkan hanya satu jenis. Hal itu karena kalau hanya meniadakan saja tanpa menetapkan, berarti sama saja dengan menolak jenis-jenis yang ada secara keseluruhan, sedangkan kalau hanya menetapkan saja, tanpa meniadakan (yang lain) berarti masih memberi kemungkinan adanya jenis yang sama. Sebagai misalnya, tidak akan sempurna tauhid seseorang sebelum dia mengakui bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain ALLOH. Dengan tauhidnya itu berarti dia harus meniadakan sesembahan-sesembahan selain ALLOH Ta'ala dan menetapkan bahwa hanya ALLOH saja yang berhak menjadi sesembahan.

Sedangkan tauhid secara istilah maknanya adalah engkau ber'ibadah hanya kepada ALLOH, jangan menyekutukan-NYA dengan sesuatu apapun; dan engkau mengesakan-NYA dalam ber'ibadah dengan penuh kecintaan, mengagungkan, disertai rasa takut dan berharap. Yang dimaksud oleh Syaikh (Imam Muhammad bin 'Abdul Wahhab) rohimahuLLOOH adalah tauhid yang didakwahkan oleh para Rosul. Dan tauhid inilah yang dari dulu menyebabkan adanya perseteruan dan pertentangan antara para Rosul dengan kaumnya. Ada lagi pengertian tauhid yang lebih umum, yakni mengesakan ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala dalam hal-hal yang menjadi kekhususan-NYA.

Tauhid terbagi tiga:

Pertama: Tauhid rububiyah.

Tauhid rububiyah ialah mengesakan ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala dalam hal mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta.

ALLOH berfirman,

"ALLOH-lah yang menciptakan segala sesuatu."
(Qur-an Suroh az-Zumar: ayat 62)

ALLOH berfirman,

"Apakah ada pencipta selain ALLOH yang dapat memberikan rizqi kepadamu dari langit dan bumi? Tidak ada ilah (yang berhak disembah) selain DIA."
(Qur-an Suroh Fathir: ayat 3)

ALLOH berfirman,

"Maha Suci ALLOH yang di tangan-NYA-lah segala kerajaan dan DIA Maha Kuasa atas segala sesuatu."
(Qur-an Suroh al-Mulk: ayat1)

ALLOH berfirman,

"Ingatlah, bahwa menciptakan dan memerintah hanyalah hak ALLOH, ROBB semesta alam."
(Qur-an Suroh al-A'rof: ayat 54)

Kedua: Tauhid uluhiyah.

Tauhid uluhiyah ialah mengesakan ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala dalam ber'ibadah atau ber'ibadah kepada ALLOH semata. Kita tidak boleh, di samping ber'ibadah kepada ALLOH juga ber'ibadah kepada selain-NYA; kita tidak boleh bertaqorrub (mendekatkan diri) kepada selain ALLOH sebagaimana kita bertaqorrub kepada ALLOH.

Ketiga: Tauhid asma' wa shifat.

Tauhid asma' wa shifat ialah mengesakan ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala dalam nama-nama dan sifat-sifat-NYA yang terdapat dalam kitab-NYA dan sunnah Rosul-NYA. Ini dilakukan dengan cara menetapkan nama-nama dan sifat-sifat ALLOH sesuai dengan yang ditetapkan dalam al-Qur-an dan as-Sunnah serta meniadakan nama-nama dan sifat-sifat yang ditiadakan dalam al-Qur-an dan as-Sunnah tanpa tahrif (3), ta'thil (4), takyif (5), dan tamtsil (6).

===

(3) Memalingkan sifat-sifat ALLOH dari makna sebenarnya menjadi makna lain. (-ed)

(4) Menolak sebagian atau seluruh sifat-sifat ALLOH. (-ed)

(5) Mempermasalahkan bagaimananya. (-ed)

(6) Menyerupakan sifat-sifat ALLOH dengan sifat-sifat makhluq-NYA. (-ed)

===

Maroji:
Kitab: Syar-hu kasy-fusy syubuhaati wa yaliihi syar-hul u-shuulus sittah, Penulis: Muhammad bin Sholih al-'Utsaimin, Penerbit: Dar ats-Tsaroyya - Kerajaan Saudi Arobia, 1416 H/ 1996 M, Judul terjemah: Syaroh kasyfu syubuhat membongkar akar kesyirikan dilengkapi syaroh ushulus sittah, Penerjemah: Bayu Abdurrohman, Penerbit: Media Hidayah - Jogjakarta, Cetakan I, Robi'uts Tsani 1425 H/ Juni 2004 M.

===

Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com

===