Skip to main content

Usus sehat Tifus lewat!

Usus sehat Tifus lewat!

Bahasan utama

BismiLLAH. Banyak manusia yang secara sengaj atau tidak sengaja merusak, menyiksa atau menzholimi usus halus yang selalu dibawanya kemana-mana. Usus halus juga setia menemani dimanapun seseorang berada sebagai organ penting yang bertugas menyerap, menghaluskan makanan setelah melewati lambung. Lalu diproses menjadi saripati untuk kemudian dirubah menjadi ragam enzim dan bahan baku darah sebagai sumber energi tubuh.

Tindakan merusak usus yang dilakukan manusia bisa diamati dari tingkat kesehatannya. Bila seseorang baik anak-anak maupun dewasa sering mengalami gangguan kesehatan, diantaranya bisa diduga kuat kondisi ususnya (organ pencernaannya) tidak sehat atau bermasalah. Sebaliknya bila usus atau organ pencernaan seseorang sehat, insya ALLOH dia tidak banyak mengalami gangguan kesehatan. Sejak 15 abad silam Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam menjelaskan dalam hadits riwayat Abu Huroiroh ro-dhiyaLLOOHU 'anhu,

"Lambung itu kolamnya badan dan urat-urat yang berjalan kepadanya, apabila lambung sehat urat-urat keluar dengan sehat, dan jika lambung sakit, urat-urat keluar dengan sakit."

Usus dan organ pencernaan merupakan pintu gerbang kesehatan. Namun juga bisa menjadi sumber bencana bila seseorang tak berhati-hati dan mengabaikan akhlaqnya menjaga serta merawatnya. Karena itu Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam bersabda,

"Lambung itu rumah penyakit."

Mungkin banyak juga yang tidak menyadari bahwa perbuatan kita sehari-hari yang diharapkan dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan ternyata berdampak sebaliknya, yakni menyiksa dan memporakporandakan sistem tubuh yang telah ditata rapi oleh ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala. Di antara perbuatan yang berhubungan erat dengan menjaga kesehatan atau merusak usus adalah makan dan minum.

Memasukkan segala sesuatu ke mulut merupakan kesibukan yang disukai manusia, apalagi saat membutuhkan atau bergejolaknya selera. Jikalau manusia bisa menyaksikan langsung aktivitas organ pencernaan saat menampung semua makanan yang telah dikunyah dan minuman untuk 'dimasak' di lambung, lalu dihaluskan lagi sampai menjadi partikel kecil sekali di usus sebelum menyebar ke organ lain, niscaya tak akan henti-hentinya bertakbir, bertasbih dan memuji kekuasaan ALLOH 'Azza wa Jalla. Selanjutnya kita akan berusaha menjaga dengan sungguh-sungguh agar organ tersebut tidak cedera atau rusak.

Ikhtiar menjaga kesehatan organ pencernaan, termasuk usus besar adalah sebuah perjuangan untuk mempertahankan hidup dari berbagai ancaman gangguan kesehatan.

Peringatan Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam bahwa maidah (perut) adalah rumahnya penyakit, merupakan petunjuk penting dalam memperhatikan muara kesehatan dan problemnya. Sehingga bagi kaum muslimin, apalagi aktivis Thibbun Nabawi akan menempatkan masalah ini dalam mengamati derajat kesehatan, terutama sebelum melakukan tindakan pengobatan.

Karena itu para pakar kedokteran Islam di masa Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam, diantaranya Harits bin Kildah menyerukan bahwa pangkal kesehatan dan pengobatan terbaik adalah menjaga makan (hamiyyah). Lebih dari itu dia mendefinisikan makna pengobatan adalah "Tidak memasukkan makanan ke dalam makanan", artinya hakikat obat terbaik bagi tubuh adalah mengatur pola makan sebagai kebutuhan pokok tubuh.

Para 'ulama kedokteran Islam juga memberikan perhatian besat dalam urusan maidah, sekaligus memberikan peringatan-peringatan atas perbuatan yang membahayakan organ pencernaan, serta memberikan arahan tentang cara menjaga kesehatan organ tersebut. Hal itu mereka lakukan dalam rangka menindaklanjuti/ mendalami perintah al-Qur-an dan al-Hadits tentang keutamaan menjaga kesehatan organ pencernaan.

Ibnu Muflih (Abu 'Abdillah al-Maqdisi al-Hanbali) dalam kitabnya 50 Pasal dalam Thibbun Nabawi mengutip hadits Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam,

"Sesungguhnya jikalau ALLOH mencintai seseorang, maka DIA akan melindunginya dari dunia sebagaimana salah seorang di antara kalian melindungi orang sakit dari makanan dan minuman."

Merebaknya Tifus (Tyfus/ tyfeus/ typhoid) penyakit yang menandakan kerusakan usus halus (al-Am'aau ad-Daqiiqoh/ intestinum teneu). Tifus berbeda dengan typhus (tho'un). Kalaun tho'un sebagaimana diterangkan oleh Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam adalah wabah penyakit mengerikan dengan tanda kulit melepuh, demam, pening, dan lainnya.

Sejak lama tifus cukup ditakuti karena dianggap salah satu penyakit mematikan. Korban penyakit ini mendekati angka 1% dari 100.000 penduduk, yakni sejumlah data yang menyebut penderitanya setiap tahun pada kisaran 700 sampai 1000 orang. Tidak sedikit proses pengobatan menghantarkan pasien tifus kepada kematian. Maraknya tifus merupakan bukti nyata betapa kerusakan organ pencernaan di tengah masyarakat semakin mengkhawatirkan, sekaligus menandakan rendahnya pengetahuan maupun keteladanan menyelamatkan usus.

Sebelum membahas tentang pengobatan tifus ada baiknya kita mempelajari hal-hal yang berpotensi merusak usus halus. Sebab kedokteran Islam (ath-Thibbun Nabawi) tidak hanya berhenti pada teori-teori pengobatan saja, melainkan mengupas berbagai masalah mendasar tentang cara hidup sehat serta menanggulangi sakit. Adapun kerusakan usus bukan hanya dipicu oleh kuman, melainkan buruknya sikap manusia dalam pola makan dan minum sehingga mengacaukan organ pencernaannya serta sistem pertahanannya.

Kekacauan sistem pertahanan di area pencernaan inilah yang memungkinkan masuk dan berkembangnya bibit penyakit melukai usus.

===

Maroji':
Tabloid Bekam Edisi 15/ Tahun ke-3/ Tahun 2012

===

Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com

===