Skip to main content

Mengenali cara merusak usus halus

Mengenali cara merusak usus halus

Bila seseorang divonis menderita tifus setelah menjalani pemeriksaan, lantaran usus halusnya luka atau bermasalah, tentu hal ini tidak begitu saja terjadi melainkan ada beberapa asbabnya yang membuat organ tersebut menderita, antara lain:

Menimbun makanan di perut

Atas simpatinya terhadap Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam, Raja Mukaukis di Mesir mengirimkan beberapa hadiah kepada Nabi Muhammad shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam di Madinah, diantaranya seorang tabib/ dokter yang ditugaskan mendampingi Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam serta membantu pengobatan penduduk Madinah. Sayangnya setelah beberapa tahun dia tak menemukan pasien atau orang yang minta diobati. Lalu dia minta izin pulang ke Mesir, namun sebelumnya dia menanyakan apa resep hidup sehat Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam dan para shohabat ro-dhiyaLLOOHU 'anhum. Mendengar pertanyaan itu Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam bersabda, "Kami adalah kaum yang tidak makan kecuali telah lapar. Dan bila makan kami tidak sampai kenyang."

Sementara Abu Nu'aim, perowi hadits dan pakar kedokteran Islam (ath-Thibbun Nabawi) meriwayatkan pesan 'Umar bin al-Khoththob ro-dhiyaLLOOHU 'anhu yang menyatakan berhati-hatilah kamu terhadap bithnah (makan sampai kenyang berlebihan). Sebab bithnah, kata 'Umar ro-dhiyaLLOOHU 'anhu bisa merusak tubuh, menyebabkan penyakit, membuat malas sholat. Kalian harus bersikap di pertengahan, karena hal itu bagus bagi tubuh dan menjauhkan sikap berlebihan. Kebiasaan atau kesukaan makan banyak akan memberikan dampak menumpuknya ragam makanan tersebut di perut. Menumpuk makanan di perut (al-butun) sesungguhnya merupakan tindakan yang dapat merusak kesehatan, karena timbunan makanan tersebut dapat mengoyak atau mencederai organ pencernaan. Sebab kapasitas lambung dan usus punya keterbatasan baik dari daya tampung maupun kemampuan mengolah makanan. Ketika organ pencernaan harus menampung makanan melebihi kapasitasnya tentu membuat organ tersebut kelebihan beban, walaupun lambung dan jajarannya diciptakan bersifat elastis. Ibarat kantong karet yang dimasuki beban, boleh jadi bisa saja menampung kelebihan namun sangat beresiko, diantaranya elastisitasnya terganggu. Timbunan manakan dan minuman di perut hanya membuat organ pencernaan tersebut tak mampu bekerja dengan baik.

Timbunan makanan yang melebihi kapasitas juga tidak dapat diproses atau terolah dengan baik dan sempurna. Lebih berbahaya lagi bila makanan yang masuk tergolong mudah membusuk dan mengeras. Karena itu para 'ulama kedokteran Islam memberikan peringatan tentang bahaya menumpuk makanan terhadap jasmani maupun ruh/ qalb. Apalagi amat diyakini penimbunan makanan, selain merusak lambung dan usus, juga menjadi muara dari berbagai penyakit. Belum lagi tak terukurnya makanan yang masuk akan membuat organ pencernaan mengalami kelelahan dan kerusakan, sehingga kemampuan kerjanya menurun.

Ibnu Qoyyim al-Jauziyah rohimahuLLOOH dalam uraiannya tentang ath-Thibbun Nabawi mengingatkan bahwa penyakit ada dua macam, yakni penyakit fisik dan non-fisik. Penyakit fisik adalah penyakit yang disebabkan oleh kelebihan materi dalam tubuh sehingga mengganggu fungsi-fungsi normal tubuh sehari-hari. Penyebabnya adalah mengkonsumsi makanan lain sebelum makanan dalam tubuh tercerna dengan sempurna. Atau mengkonsumsi makanan secara berlebihan dari kebutuhan tubuh sendiri, mengkonsumsi makanan yang kurang berguna, mengkonsumsi makanan yang sulit dicerna atau banyak mengkonsumsi jenis makanan. Kalau seseorang terlalu sering atau terbiasa mengkonsumsi makanan seperti itu akan mengakibatkan berbagai macam penyakit yang mudah diatasi atau sulit disembuhkan.

Penumpukan makanan di perut pada umumnya tidak disadari oleh manusia, termasuk mengingat apa saja makanan yang ditelan sebelumnya dan berapa lama jarak masuknya makanan baru. Sebab terus menerus memasukkan makanan ke lambung tentunya membuat organ tersebut tersiksa dan menderita lantaran tak hentinya bekerja dan ditimpa beban. Hal ini otomatis mempengaruhi kinerja organ lain, artinya bila lambung dari lambung saja sudah bermasalah tentu bisa mengganggu organ pencernaan lain terutama usus halus.

Prof. Dr. Abdul Basith Muhammad Sayyid menyatakan penelitian modern telah membuktikan bahwa mengkonsumsi makanan dalam porsi besar tanpa pengunyahan yang sempurna memaksa kelenjar pankreas mengeluarkan enzim di luar kemampuannya. Akibatnya fungsi pankreas mudah terganggu dan berujung pada keluhan diabetes mellitus. Makan berlebih juga menyebabkan susutnya fungsi jaringan atau akan menimbulkan peradangan yang tajam pada organ pencernaan khususnya.

Menurutnya, penyakit yang disebabkan berlebihan dalam makanan tidak lebih berbahaya dari penyakit akibat kurang gizi. Banyak makan dan sedikit gerak dapat menyebabkan kemalasan dan banyak tidur. Secara tidak langsung hal ini dapat menimbulkan penyakit kelebihan gizi, yang saat ini disebut dengan iseilis (penyakit slip atau pinggang) atau gangguan pencernaan (dispepsia).

===

Maroji:
Tabloid Bekam Edisi 15/ Tahun ke-3/ Tahun 2012

===

Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com

===