Larangan mengharap mati saat tertimpa marabahaya
Diriwayatkan dari Anas ro-dhiyaLLOOHU 'anhu, ia berkata, Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam bersabda,
"Janganlah salah seorang dari kalian mengharapkan kematian karena marabahaya yang menimpa, kalaupun harus mengharap (mati), hendaklah berdoa,
ALLOOHUMMA ah-yinii maa kaanatil hayaatu khoy-rol lii, wa tawaffanii i-dzaa kaanatil wafaatu khoy-rol lii
'Ya ALLOH, hidupkanlah aku selama kehidupan lebih baik bagiku dan matikan aku jika kematian lebih baik bagiku'." (19)
Juga diriwayatkan dari Anas ro-dhiyaLLOOHU 'anhu, ia berkata, Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam bersabda,
"Janganlah salah seorang dari kalian mengharapkan dan berdo'a (memohon) kematian sebelum waktunya tiba, sungguh bila salah seorang dari kalian meninggal dunia, 'amalnya terputus sungguh umur orang mukmin itu menambahkan kebaikan." (20)
Syaikh Ibnu 'Utsaimin rohimahuLLOOH menjelaskan, "Tidak apa-apa mengharapkan kematian karena khawatir agama seseorang terkena fitnah, namun bila tertimpa suatu musibah, hukumnya tidak boleh mengharap kematian. Pernyataan seperti ini keliru dan bodoh dari sisi akal dan sesat dari sisi agama.
Alasan kenapa bodoh dari sisi akal adalah karena bila seseorang tetap hidup dan berbuat baik, kebaikannya akan semakin bertambah, sementara bila perbuatannya buruk maka diharapkan kembali dan bertaubat kepada ALLOH, sementara bila kita mati tidak akan tahu seperti apa kondisinya, tidak menutup kemungkinan kita mati dalam keadaan su'ul khotimah, semoga ALLOH melindungi kita semua. Karena itu kami katakan, jangan mengharap mati karena itu adalah tindakan bodoh dari sisi akal.
Alasan kenapa sesat dari sisi agama adalah karena melanggar larangan Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam. Berkenaan dengan fitnah yang menimpa agama, bila seseorang terkena fitnah dari sisi agama, entah karena perhiasan dan keindahan dunia atau karena fitnah lain, atau karena pikiran-pikiran rusak, aliran-aliran menyimpang dan lain sebagainya, untuk hal-hal semacam ini juga tidak dibolehkan seseorang mengharapkan kematian.
Hanya saja dianjurkan untuk berdo'a, 'Ya ALLOH, wafatkan aku tanpa terkena musibah.' Memohon kepada ALLOH agar diberi keteguhan hati atau diwafatkan tanpa terkena musibah, dan jika tidak seperti itu hendaknya bersabar, sebab bisa jadi tetap bertahan dengan fitnah yang ada akan menjadi kebaikan bagi kaum Muslimin, membela dan menolong kaum Muslimin sehingga keberadaan mereka menguat, namun dianjurkan mengucapkan do'a, 'Ya ALLOH, bila engkau menghendaki siksa kepada hamba-hamba-MU, wafatkanlah aku tanpa terkena siksa itu'. (21)
Bersambung...
===
(19) Riwayat Imam al-Bukhori, hadits nomor 567, dan Imam Muslim, hadits nomor 2680.
(20) Riwayat Imam Muslim, hadits nomor 2686.
(21) Kitab Syarh Riyadhush Sholihin, Syaikh Ibnu 'Utsaimin 2/331-333.
===
Sumber:
Kitab: ar-Riyad an-Naadiroh fii Shohiih ad-Daaril Akhiroh, Penulis: Dr. Ahmad Musthofa Mutawalli, judul terjemahan: Seri ke-1 (Serial Trilogi Alam Akhiroh) Misteri Kematian, Menguak fenomena kematian dan rentetan peristiwa dahsyat menjelang Kiamat, Penerjemah: Umar Mujtahid Lc, Penerbit: Darul Ilmi Publishing - Bogor, Cetakan II, Robiul Akhir 1434 H/ Februari 2013 M.
===
Layanan gratis estimasi biaya rangka atap baja ringan, genteng metal, dan plafon gypsum:
http://www.bajaringantangerang.com
===
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT