Skip to main content

Benarkah Cara Anda Bermadzhab: Kewajiban menjadikan al-Qur-an dan as-Sunnah sebagai sumber hukum (8)

Kewajiban menjadikan al-Qur-an dan as-Sunnah sebagai sumber hukum (8)

Sesuatu yang lebih layak bagi orang yang memiliki kemampuan dan harga diri agar tidak memperdulikan mereka menganut fanatik madzhab dan jangan sekali-kali tertarik dengan keyakinan mereka. Apabila seseorang mendapatkan 'ilmu Sunnah, dia harus segera merealisasikannya tanpa sikap taqlid terhadap madzhab tertentu karena dia sadar bahwa dia akan binasa, sampai yang di dalam kubur pun akan dibangkitkan dan dia akan diberi ganjaran sesuai niatnya. Nantinya pula semua orang sama rata berdiri di hadapan ALLOH, setiap hamba itu akan bertanggung jawab terhadap apa yang telah dia perbuat. Pada hari itulah dapat dibedakan antara orang yang benar dan yang salah sehingga dia akan tahu siapa yang menyeleweng dari kitab ROBB dan dari Sunnah Nabi mereka. Sesungguhnya mereka itu orang-orang yang berdusta. (32)

Sebagaimana telah kami sebutkan ucapan mereka, "Sesungguhnya mereka itu menutup pintu ijtihad agar tidak terjadi fitnah (bencana) dan mencegah agar tidak terjadi penyimpangan di dalam agama." Pendapat mereka itu apabila dipahami sebaliknya justru akan menjadi shohih dan mendekati kebenaran.

Untuk memperkuat dan memperjelas pendapat ini kami membawakan beberapa dalil dari Kitab dan Sunnah serta dalil logika. Kami menekankan: Apakah kalian mengira bahwa persangkaan kalian dengan menutup pintu ijtihad dapat menghentikan ijtihad orang-orang yang tidak berhak berijtihad? Apakah hanya karena kalimat yang kalian ucapkan tersebut dapat menghalangi mereka dari hawa nafsunya?

Sesungguhnya orang yang tidak berijtihad tersebut telah menyelisihi syari'at ALLOH, sedangkan ALLOH adalah Mahagagah dan Mahaperkasa yang memiliki siksa yang keras. Sementara kalian yang lemah lagi tiada daya apakah akan lebih mereka takuti daripada ALLOH?

Tidak diragukan lagi bahwa mereka tidak menantikan nasihat dari kalian. Mereka juga tidak takut dan bertaqwa kepada ALLOH. Jika demikian halnya, maka ucapan kalian itu tidak berguna karena tidak dapat menghalangi seseorang dari hawa nafsu dan keinginannya. Bahkan hal itu sebaliknya menjadi nyata, bahwasanya apabila mereka menyaksikan orang yang selalu menghalangi perbuatan bid'ah dan selalu menghidupkan Sunnah tidak lagi berijtihad, maka bertambahlah pengaruh dan kekuatan mereka. Dengan kekuatan dan pengaruh mereka itu, mereka menerkam dan mempengaruhi orang yang jahil (bodoh).

Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam bersabda,

"Sesungguhnya ALLOH tidak menghilangkan 'ilmu itu dari seorang hamba begitu saja. Akan tetapi, ALLOH menghilangkan 'ilmu itu dengan mematikan para 'Ulama sehingga ALLOH tidak menyisakan lagi seorang 'Ulama pun. Dalam kondisi demikian manusia menjadikan pemimpin mereka orang-orang yang bodoh, lalu mereka bertanya kepada mereka, maka pimpinan mereka itu akan berfatwa tanpa 'ilmu. Mereka sesat dan menyesatkan." (33)

Bersambung...

===

(32) Kitab I'lamul Muwaqqi'in 'an ROBBIL 'Alamin 1/7-8.

(33) Dikeluarkan oleh Imam al-Bukhori 100, Imam Muslim 2673, dari jalan 'Abdulloh bin Amru ro-dhiyaLLOOHU 'anhu. Dalam riwayat Imam al-Bukhori 7308, "Mereka berfatwa dengan pendapat mereka."
Di antara dua riwayat itu saling menafsirkan satu sama lain. Adapun berfatwa dengan logika berarti berfatwa tanpa 'ilmu. Oleh karena itu, para 'Ulama mengeluarkan ultimatum untuk tidak taqlid terhadap pendapat mayoritas 'Ulama. Karena taqlid tersebut tidaklah berdasarkan 'ilmu yang bermanfaat karena hal itu sama dengan berfatwa menggunakan logika seseorang tanpa mengenal argumentasi yang mereka gunakan.
Di atas telah kami sebutkan komentar Ibnu Qoyyim al-Jauziyah rohimahuLLOOH dalam menanggapi persoalan itu. Mengenai hal itu beliau rohimahuLLOOH telah menukil dua kesepakatan 'Ulama.

===

Sumber:
Kitab: Halil Muslim Mulzam bittiba' Madzhab Mu'ayyan Minal Madzahib al-Arba'ah, Penulis: Syaikh Muhammad Sulthon al-Ma'shumi al-Khujandi, Penerbit: Dar Ibnul Qoyyim Dammam - Kerajaan Saudi Arobia, Cetakan I, Tahun 1422 H/ 2001 M. Judul terjemahan: Benarkah cara anda bermadzhab, Penerjemah: Abu Humaira Lc, Penerbit: Darul Haq Jakarta, Cetakan I, Tahun Robiul Awwal 1426 H/ April 2005 M.

===

Layanan gratis estimasi biaya rangka atap baja ringan, genteng metal, dan plafon gypsum:
http://www.bajaringantangerang.com

===
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog