Skip to main content

Surat Al-Baqarah Ayat 194 | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR

SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR

JUZ 2

SURAT AL-BAQARAH

AL-BAQARAH, AYAT 194

Bulan haram dengan bulan haram, dan pada sesuatu yang patut dihormati, berlaku hukum qishash. Oleh sebab itu, barangsiapa yang menyerangmu, maka seranglah ia, sebanding dengan serangannya terhadapmu. Bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa. (QS. 2:194)

LARANGAN BERPERANG DI BULAN-BULAN HARAM, KECUALI JIKA MUSUH MEMULAINYA

'Ikrimah dan juga adh-Dhahhak, as-Suddi, Qatadah, Muqsim, ar-Rabi' bin Anas, 'Atha', dan selain mereka meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma: "Ketika Rasulullah (shallallahu 'alaihi wa sallam) berangkat umrah pada tahun ke-6 Hijriyah, beliau bersama serombongan kaum muslimin dihalang-halangi dan dicegah oleh orang-orang musyrik untuk masuk dan sampai ke Baitullah pada bulan Dzulqa'dah yang merupakan bulan haram sehingga beliau membuat perjanjian dengan mereka untuk masuk pada tahun berikutnya. Kemudian, pada tahun berikutnya beliau bersama kaum muslimin masuk ke Baitullah dan Allah pun memberikan balasan kepada kaum musyrikin, maka turunlah pada saat itu ayat: 'Bulan haram dengan bulan haram, dan pada sesuatu yang patut dihormati, berlaku hukum qishash.'" (781)

Dan Imam Ahmad meriwayatkan dari Jabir bin 'Abdillah, ia berkata, "Rasulullah (shallallahu 'alaihi wa sallam) tidak pernah berperang pada bulan haram (yang dihormati), kecuali jika beliau diserang dan mereka menyerang. Jika bulan haram tiba maka beliau menghentikan peperangan hingga bulan haram berlalu." Sanad hadits ini shahih. (782)

Oleh karena itu, ketika berita bahwa 'Utsman dibunuh sampai kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam -ketika itu beliau sedang berada di perkemahan Hudaibiyah- padahal beliau mengutus 'Utsman menemui orang-orang musyrik untuk suatu misi, maka beliau membai'at para Sahabat yang berjumlah 1400 orang di bawah sebatang pohon untuk memerangi orang-orang musyrik. Setelah beliau menerima berita (sebenarnya) bahwa 'Utsman tidak terbunuh, maka beliau pun mengurungkan niatnya tersebut dam mengalihkannya kepada perdamaian dan perjanjian sehingga terjadilah perjanjian Hudaibiyah.

===

Catatan Kaki:

781. Ath-Thabari (III/575, 576, 577, 579).

782. Ahmad (III/345). [Komentar Syaikh al-Arna'uth: "Sanadnya shahih sesuai dengan syarat periwayatan Imam Muslim." Al-Musnad (XXIII/60, no. 14713)].

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh – Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta – Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.

Popular posts from this blog