Skip to main content

Surat Al-Baqarah Ayat 185 (7) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR

SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR

JUZ 2

SURAT AL-BAQARAH

AL-BAQARAH, AYAT 185 (7)

DZIKRULLAH (MENGINGAT ALLAH) ATAS PELAKSANAAN IBADAH YANG SUDAH SEMPURNA

Firman Allah, "Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu," maksudnya hendaklah kalian mengingat Allah Ta'ala setelah selesai melaksanakan ibadah (puasa) kalian. Sebagaimana firman-Nya, "Apabila kami telah menyelesaikan ibadah hajimi, maka berdzikirlah (dengan menyebut) Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membanggakan) nenek moyangmu, atau berdzikirlah lebih banyak dari itu." (QS. Al-Baqarah: 200)

Allah Ta'ala juga berfirman, "Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung." (QS. Al-Jumu'ah: 10)

Allah Ta'ala juga berfirman, "Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah sambil memuji Rabb-mu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya). Dan bertasbihlah kamu kepada-Nya di malam hari dan setiap selesai shalat." (QS. Qaaf: 39-40)

Oleh karena itu, disebutkan dalam Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam anjuran untuk bertasbih (mengucapkan "Subhaanallaah"), bertahmid (mengucapkan "Alhamdulillaah"), dan bertakbir (mengucapkan "Allaahu Akbar") setelah mengerjakan shalat wajib. Ibnu 'Abbas (radhiyallahu 'anhuma) mengatakan: "Kami tidak mengetahui berakhirnya shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kecuali dengan takbir (berdzikir)." (705)

Karena itulah banyak ulama yang mengambil pensyari'atan takbir pada hari raya 'Idul Fithri dari ayat ini: "Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu."

Adapun firman Allah, "Supaya kamu bersyukur," maknanya, jika kalian menegakkan apa yang diperintahkan oleh Allah dalam ketaatan kepada-Nya dengan melaksanakan seluruh kewajiban dan meninggalkan semua larangan-Nya serta memelihara ketentuan-ketentuan-Nya, maka mudah-mudahan kalian termasuk orang-orang yang bersyukur atas hal itu.

===

Catatan Kaki:

705. Al-Bukhari (no
842). [Muslim (no. 583(121)), dan lafazh ini milik Muslim].

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh – Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta – Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.

Popular posts from this blog