Skip to main content

Misteri Kematian: Mereka yang Mengingkari Adzab Kubur dan Syubhat-syubhat Mereka (2)

Ar-Riyad an-Naadirah fii Shahiih ad-Daaril Akhirah

Misteri Kematian

Menguak Fenomena Kematian dan Rentetan Peristiwa Dahsyat Menjelang Kiamat

Alam Kubur

Mereka yang Mengingkari Adzab Kubur dan Syubhat-syubhat Mereka (2)

Ayat kedua: "Dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang di dalam kubur dapat mendengar." (QS. Fathir: 22)

Berdasarkan ayat ini mereka menafikan jika mayit ditanya dan disiksa di dalam kubur, karena dalam ayat ini Allah menafikan pendengaran mayit.

Mereka menolak apapun dan pengaruh apapun yang ada di balik pendengaran. Tanggapan atas syubhat ini ada dua, berdasarkan
penafsiran ayat:

Jika kita menafsirkan ayat ini dengan menafikan pendengaran mayit secara mutlak, Allah Sub-haanahu wa Ta'aala hanya menafikan kemampuan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam untuk membuat mayit mendengar, Allah tidak menafikan bahwa Ia mampu membuat mayit mendengar, seperti halnya Allah mampu membuat jenazah orang-orang kafir yang dikubur di sebuah sumur dalam peristiwa Badar bisa mendengar perkataan Rasulullah (shallallaahu 'alaihi wa sallam), saat itu beliau menyampaikan: "Apa kalian menemui kebenaran janji yang disampaikan Allah dan Rasul-Nya pada kalian?" (156) Seperti itu juga Allah kuasa untuk membuat mereka mendengar pertanyaan kubur dan merasakan siksa kubur. Dan jika kita tafsirkan pendengaran yang dinafikan dalam ayat di atas adalah pendengaran merespon, bukan pendengaran secara mutlak, berarti tidak ada lagi syubhat.

Dengan demikian jelas kenapa orang-orang kafir disamakan seperti orang-orang yang sudah mati. Mereka memang mendengar penyampaian Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam, mendengar kalam Allah yang dibacakan kepada mereka, hanya saja bukan pendengaran dengan maksud merespon dan menerima, karena itulah Allah menyebutkan pendengaran zhahir orang-orang kafir tersebut dalam firman-Nya:

"Dia mendengar ayat-ayat Allah dibacakan kepadanya kemudian dia tetap menyombongkan diri seakan-akan dia tidak mendengarnya." (QS. Al-Jatsiyah: 8)

Andai orang-orang kafir tidak mendengar secara mutlak, baik mendengar dengan maksud untuk merespon dan menerima ataupun mendengar secara mutlak, berarti al-Qur-an bukan hujjah yang menentang mereka dan Rasulullah (shallallaahu 'alaihi wa sallam) belum menyampaikan peringatan untuk mereka karena mereka tidak mendengar. Tidak ada yang lebih rusak dari pendapat lemah ini.

===

(156) Seperti halnya mayit bisa mendengar suara hentakan sandal para pengantar jenazah saat mereka pulang dan meninggalkan si mayit. Dengan demikian pada dasarnya mereka tidak bisa mendengar, namun tidak menutup kemungkinan terkadang mereka bisa mendengar sebagai bentuk pengecualian dari Allah dalam kondisi-kondisi tertentu.

===

Maraji'/ Sumber:
Kitab: ar-Riyad an-Naadirah fii Shahiih ad-Daaril Akhirah, Penulis:
Syaikh Dr. Ahmad Musthafa Mutawalli, Ta'liq: Syaikh 'Abdurrahman bin
Nashir as-Sa'di, Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, Syaikh
Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin, tanpa keterangan penerbit, tanpa
keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun. Judul terjemahan: Seri
ke-1 (Serial Trilogi Alam Akhirah) Misteri Kematian, Menguak fenomena
kematian dan rentetan peristiwa dahsyat menjelang Kiamat, Penerjemah:
Umar Mujtahid Lc, Penerbit: Darul Ilmi Publishing, CV Darul Ilmi,
Bogor - Indonesia, Cetakan Kedua, Rabiul Akhir 1434 H/ Februari 2013
M.