Al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir
Shahih Tafsir Ibnu Katsir
Surat al-Baqarah
Al-Baqarah, Ayat 116-117 (2)
Allah Ta'ala juga berfirman,
"Dan mereka berkata, 'Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.' Sesungguhnya kamu telah mendatangkan suatu perkara yang sangat munkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwa (Allah) Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi (Allah) Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, melainkan akan datang kepada (Allah) Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari Kiamat sendiri-sendiri." (QS. Maryam: 88-95)
Dan Allah Ta'ala berfirman, "Katakanlah, 'Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Ilah yang bergantung kepada-Nya segala urusan. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya." (QS. Al-Ikhlaash: 1-4)
Dengan ayat-ayat yang mulia di atas, Allah Ta'ala menetapkan bahwa Dia adalah Rabb Yang Mahaagung, tidak ada yang setara dan tidak pula menyerupai-Nya. Dan segala sesuatu selain-Nya adalah makhluk (ciptaan)-Nya dan berada di bawah pemeliharaan-Nya, lalu bagaimana Dia mempunyai anak dari kalangan mereka?
Maka dari itu, dalam menafsirkan ayat surah al-Baqarah ini, Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda,
"Allah berfirman, 'Bani Adam telah mendustaka-Ku, padahal tidak pantas baginya berbuat demikian. Dan dia mencaci-Ku padahal tidak pantas baginya berbuat demikian. Adapun kedustaannya terhadap-Ku, dia menyangka bahwa Aku tidak sanggup mengembalikannya seperti semula. Dan caciannya terhadap-Ku adalah perkataannya bahwa Aku mempunyai anak. Mahasuci Aku dari mengambil (mempunyai) isteri dan anak." (450)
Hadits ini hanya diriwayatkan oleh al-Bukhari.
Dalam kitab ash-Shahiihain tercantum sebuah hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda,
"Tidak ada satu pun yang lebih sabar atas gangguan yang didengarnya dibanding Allah, mereka menyatakan bahwa Dia mempunyai anak, padahal Dia-lah yang memberi rizki dan afiat (kesehatan) kepada mereka." (451)
Segala Sesuatu Tunduk dan Patuh Kepada Allah
Firman-Nya, "Semua tunduk kepada-Nya." Ibnu Abi Hatim meriwayatkan, Sa'id al-Asyajj telah mengabarkan kepada kami dari Asbath, dari Mutharrif, dari 'Athiyyah, dari Ibnu 'Abbas, ia mengatakan, "'Mereka tunduk,' yakni orang-orang yang mengerjakan shalat." (452)
'Ikrimah dan Abu Malik mengatakan, "'Semua tunduk kepada-Nya,' mereka mengakui bahwa Dia-lah yang berhak diibadahi." (453)
Sa'id bin Jubair mengatakan, "'Semua tunduk kepada-Nya,' yakni dengan ikhlas." (454)
Ar-Rabi' bin Anas mengatakan, "Allah berfirman, 'Semua tunduk kepada-Nya,' yakni berdiri pada hari Kiamat." (455)
===
Catatan Kaki:
450. Fat-hul Baari (VIII/18) [Al-Bukhari (no. 4482)].
451. Fat-hul Baari (XIII/372) dan Muslim (IV/2160) [Al-Bukhari (no. 6099), Muslim (no. 2804) dengan perbedaan lafazh].
452. Ibnu Abi Hatim (I/349).
453. Ibnu Abi Hatim (I/349).
454. Ibnu Abi Hatim (I/350).
455. Ibnu Abi Hatim (I/350).
===
Maraji'/ sumber:
Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh – Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta – Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.