Al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir
Shahih Tafsir Ibnu Katsir
Surat al-Baqarah
Al-Baqarah, Ayat 114 (3)
Sungguh Allah telah menunaikan janji-Nya ini, sebagaimana yang telah dijelaskan tentang terhalangnya orang-orang musyrik untuk memasuki Masjidil Haram. Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga berwasiat agar jangan ada lagi agama lain selain Islam di Jazirah Arab, dan mengusir orang-orang yahudi dan nasrani darinya. Segala puji dan karunia hanyalah milik Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Tujuan dari hal itu tidak lain adalah untuk menghormati lingkungan Masjidil Haram dan menyucikan negeri yang di negeri inilah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diutus kepada seluruh manusia sebagai penyampai berita gembira sekaligus pemberi peringatan -shalawat Allah dan salam-Nya senantiasa tercurah atas beliau-. Inilah hinaan bagi mereka (orang-orang kafir) di dunia, karena balasan itu sesuai dengan amal perbuatan. Maka sebagaimana mereka telah menghalangi orang-orang mukmin dari Masjidil Haram, mereka pun dihalangi darinya. Dan sebagaimana mereka telah mengusir orang-orang mukmin dari Makkah, maka mereka pun diusir darinya.
Firman-Nya, "Dan bagi mereka adzab yang besar di akhirat," karena mereka telah merusak kehormatan Masjidil Haram dan menghinakannya dengan menempatkan berhala-berhala di sekitarnya, berdo'a kepada selain Allah di dalamnya serta melakukan thawaf dalam keadaan telanjang, dan perbuatan-perbuatan lainnya yang dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya.
Dalam sebuah hadits disebutkan tentang permohonan perlindungan dari kehinaan dan adzab di akhirat, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Busr bin Arthah, ia mengatakan, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berdo'a,
اللَّهُمَّ اَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِی الْاُمُوْرِ كُلِّهُا, وَاَجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الْآخِرَۃِ.
Allaahumma ahsin 'aaqibatanaa fil umuuri kullihaa, wa ajirnaa min khizyid dunyaa wa 'adzaabil aakhirah.
'Ya Allah, perbaikilah akhir dari segala urusan kami seluruhnya, serta jauhkanlag kami dari kehinaan dunia dan siksa akhirat.'" (439)
Hadits ini hasan.
===
Catatan Kaki:
439. Ahmad (IV/181) [Dha'if: lihat penjelasan kedha'ifannya dalam kitab Silsilah adh-Dha'iifah karya Syaikh al-Albani (IV/452, no. 2907)].
===
Maraji'/ sumber:
Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh – Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta – Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.