AL-MISHBAAHUL MUNIIRU FII TAHDZIIBI TAFSIIRI IBNU KATSIIR
SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR
JUZ 2
SURAT AL-BAQARAH
AL-BAQARAH, AYAT 165-167 (5)
Selanjutnya firman Allah Ta'ala dalam ayat ini: "Dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan di antara mereka terputus sama sekali." Maksudnya, mereka menyaksikan langsung adzab Allah secara nyata, mereka sudah kehabisan akal, serta tidak mendapat tempat dan tebusan untuk menyelamatkan diri dari Neraka.
'Atha' meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas: "'Dan (ketika) segala hubungan di antara mereka terputus sama sekali.' Yaitu rasa cinta." Ini pun merupakan pendapat Mujahid, dan satu riwayat dari Abu Najih. (612)
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala selanjutnya: "Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: 'Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka sebagaimana mereka berlepas diri dari kami.'" Artinya, seandainya saja kami dapat kembali ke dunia sehingga kami dapat melepaskan diri dari mereka dan dari penyembahan terhadap mereka, niscaya kami tidak akan pernah menoleh kepada mereka. Tetapi kami akan mengesakan Allah Ta'ala semata dengan beribadah kepada-Nya. Namun mereka berdusta dalam hal itu, bahkan seandainya mereka dikembalikan ke dunia, mereka akan kembali mengerjakan apa yang dilarang itu dan mereka benar-benar berdusta, sebagaimana yang diungkapkan oleh Allah Ta'ala tentang mereka itu.
Oleh karena itu Allah berfirman: "Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi penyesalan bagi mereka." Yakni, amal perbuatan mereka itu akan sirna dan menghilang, sebagaimana firman-Nya: "Dan Kami hadapkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan." (QS. Al-Furqaan: 23)
Allah juga berfirman: "Orang-orang yang kafir kepada Rabb-nya, amalan-amalan mereka seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu ahri yang berangin kencang." (QS. Ibrahim: 18)
Allah juga berfirman: "Dan orang-orang kafir, amal-amal mereka laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga." (QS. An-Nuur: 39)
Dia berfirman: "Dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api Neraka."
===
Catatan Kaki:
612. Ath-Thabari (III/290).
===
Maraji'/ sumber:
Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh – Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta – Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.
SHAHIH TAFSIR IBNU KATSIR
JUZ 2
SURAT AL-BAQARAH
AL-BAQARAH, AYAT 165-167 (5)
Selanjutnya firman Allah Ta'ala dalam ayat ini: "Dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan di antara mereka terputus sama sekali." Maksudnya, mereka menyaksikan langsung adzab Allah secara nyata, mereka sudah kehabisan akal, serta tidak mendapat tempat dan tebusan untuk menyelamatkan diri dari Neraka.
'Atha' meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas: "'Dan (ketika) segala hubungan di antara mereka terputus sama sekali.' Yaitu rasa cinta." Ini pun merupakan pendapat Mujahid, dan satu riwayat dari Abu Najih. (612)
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala selanjutnya: "Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: 'Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka sebagaimana mereka berlepas diri dari kami.'" Artinya, seandainya saja kami dapat kembali ke dunia sehingga kami dapat melepaskan diri dari mereka dan dari penyembahan terhadap mereka, niscaya kami tidak akan pernah menoleh kepada mereka. Tetapi kami akan mengesakan Allah Ta'ala semata dengan beribadah kepada-Nya. Namun mereka berdusta dalam hal itu, bahkan seandainya mereka dikembalikan ke dunia, mereka akan kembali mengerjakan apa yang dilarang itu dan mereka benar-benar berdusta, sebagaimana yang diungkapkan oleh Allah Ta'ala tentang mereka itu.
Oleh karena itu Allah berfirman: "Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi penyesalan bagi mereka." Yakni, amal perbuatan mereka itu akan sirna dan menghilang, sebagaimana firman-Nya: "Dan Kami hadapkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan." (QS. Al-Furqaan: 23)
Allah juga berfirman: "Orang-orang yang kafir kepada Rabb-nya, amalan-amalan mereka seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu ahri yang berangin kencang." (QS. Ibrahim: 18)
Allah juga berfirman: "Dan orang-orang kafir, amal-amal mereka laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga." (QS. An-Nuur: 39)
Dia berfirman: "Dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api Neraka."
===
Catatan Kaki:
612. Ath-Thabari (III/290).
===
Maraji'/ sumber:
Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh – Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta – Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.