Skip to main content

Muqaddimah (9) | Kisah Dajjal dan Turunnya 'Isa untuk Membunuhnya

Qishshatu al-Masiihi ad-Dajjali wa Nuzuuli 'Isa 'alaihis shalaatu was salaam wa Qatlihi Iyyaahu.

Kisah Dajjal dan Turunnya 'Isa 'alaihis salaam untuk Membunuhnya.

BAGIAN PERTAMA.

MUQADDIMAH PENULIS.

Latar Belakang Penulisan Buku ini.

Sesudah itu, Allah kemudian menjadikannya lemah, sehingga tidak mampu membunuh orang laki-laki dan tidak pula selainnya. Kemudian Allah menghabisi peran dan segala kelebihannya, lalu dapat dibunuh oleh 'Isa. Sebagian kelompok khawarij, mu'tazilah dan al-jahmiyyah tidak menerima keyakinan seperti ini. Mereka mengingkari adanya dajjal bahkan menolak haidts-hadits shahih tentangnya.

Saya (al-Albani) berkata: "Dan pendapat ini sama persis dengan apa yang dilakukan oleh al-Fahim al-Azhary dan sebagian guru-gurunya -yang mengikuti langkah pendahulu mereka dari kalangan khawarij, mu'tazilah dan terakhir al-qadaaniyyah sebagaimana telah disinggung di muka- yang ada kalanya dengan meragukan keshahihan hadits-hadits yang ada dengan mengatakan bahwa hadits-hadits itu ahad, sebagaimana yang dilakukan Syaikh Mahmud Syaltut dalam sebagian artikel ilmiahnya, yang mengikuti langkah Syaikh Muhammad 'Abduh sebagaimana disebut di muka. Adakalanya pula dengan melakukan takwil dan ta'thil (memberikan pemahaman tidak sebagaimana yang tersurat) sebagaimana yang dilakukan oleh al-Fahim al-Azhari tadi. Meski di situ ia hanya sebatas memaparkan adanya dua pendpat -sesuai klaimnya- dan tidak memiliki sikap yang jelas terhadap keduanya, yang sesungguhnya ia melakukan semua itu untuk mengaburkan dan mengelabui para pembaca sekalian, juga mengkondisikan mereka secara psikologis agar membenarkan apa yang hendak ia pilih nanti. Simaklah ucapannya dalam ta'liq (komentar)nya atas potongan hadits berikut (12 Abu Umamah), 'Yaqra-uhu Kullu Mukminin Kaatibin wa Ghairi Kaatibin.' Para ulama berbeda pendapat tentang maksud al-Kitabah (tulisan) dalam hadits ini, apakah dimaknai dengan makna aslinya, ataukah ia merupakan kata 'kiasan' untuk makna tanda-tanda yang menunjukkan pemiliknya? Dan bahwasanya makna 'al-Qira'ah' di sini adalah dengan kemunculan tanda-tanda itu, jiwa yang beriman dapat menangkap hakikat sebenarnya tanpa ada keraguan... dan boleh jadi 'takwil' yang demikianlah yang lebih mendekati makna yang dimaksud dan lebih selamat." Begitulah al-Fahim berkata tentang itu sambil berpura-pura tidak mengetahui pendapat Imam an-Nawawi tentang itu dan ulama lain, yang mana pendapat mereka berlawanan dengan makna yang dipilihnya (al-Fahim al-Azhari).

===

Maraji'/ Sumber:

Kitab: Qishshatu al-Masiihi ad-Dajjaali wa Nuzuuli 'Isa 'alaihish shalaatu was salaamu wa Qatlihi Iyyaahu, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullaah, Penerbit: Maktabah al-Islamiyyah, 'Amman - Yordan, Cetakan I, 1421 H, Judul terjemahan: Kisah dajjal dan turunnya 'Isa 'alaihis salam untuk membunuhnya, Penerjemah: Beni Sarbeni, Penerbit: Pustaka Imam asy-Syafi'i, Cetakan I, 1426 H/ 2005 M.

Popular posts from this blog