Skip to main content

Muqaddimah (5) | Kisah Dajjal dan Turunnya 'Isa untuk Membunuhnya

Qishshatu al-Masiihi ad-Dajjali wa Nuzuuli 'Isa 'alaihis shalaatu was salaam wa Qatlihi Iyyaahu.

Kisah Dajjal dan Turunnya 'Isa 'alaihis salaam untuk Membunuhnya.

BAGIAN PERTAMA.

MUQADDIMAH PENULIS.

Latar Belakang Penulisan Buku ini.

Di antara hal yang mendorong saya melakukan hal ini adalahs ebagai berikut:

Pertama, keraguan sebagian besar orang yang menisbahkan diri sebagai ahli ilmu -bahkan sebagai da'i Islam, lebih-lebih orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan cukup tentang Islam baik dari kalangan muda terdidik atau yang awam- terhadap ihwal turunnya 'Isa 'alaihis salam yang kemudian akan membunuh dajjal di akhir zaman. Bahkan menurut hemat saya, kebanyakan mahasiswa alumni Universitas al-Azhar, termasuk orang yang meragukan hal itu -jika tidak disebut malah mengingkarinya. Saya dapat mengetahui itu semua setelah beberapa kali melakukan dialog dengan sebagian mereka secara langsung, juga dari fatwa-fatwa sebagian mereka yang sempat saya telaah serta komentar-komentar mereka terhadap sebagian karya orang lain.

Yang paling terkenal di antara mereka adalah Syaikh Muhammad 'Abduh. Komentarnya terhadap hadits tentang turunnya 'Isa 'alaihis salam, kadang-kadang ia berkata: "Itu hadits ahad (sedikit riwayatnya)." Ucapan ini tentu sesuai dengan kadar pengetahuannya tentang hadits. Menurut hemat saya, dia adalah ulama modern yang komentarnya terhadap hadits tersebut paling jauh dari paling jauh kebenaran. Terkadang dia menakwilkan 'turunnya 'Isa dan berkuasanya di muka bumi' dengan kemenangan ruh serta rahasia risalahnya atas manusia seluruhnya; yaitu ajarannya yang menonjol berupa perintah kepada sekalian manusia agar berkasih sayang, saling mencintai dan hidup damai dan aman antar sesama. Inilah yang disitir Sayyid Muhammad Rasyid Ridha dalam buku tafsirnya 'al-Manar' juz 3 halaman 317. Meski ia sendiri menyangkal pendapat itu sesudahnya dengan ucapannya: "Akan tetapi zhahir hadits-hadits tentang itu menolak pendapat tersebut." Di samping itu ia juga membantah pendapat tersebut dengan ucapan berikutnya: "Hendaknya bagi para ahli takwil berkata, 'Sesungguhnya hadits-hadits ini telah dinukil (diriwayatkan) secara maknanya sebagaimana mayoritas hadits-hadits yang ada, dan orang yang menukil secara makna berarti ia menukil apa yang ia pahami.' Suatu ketika Muhammad 'Abduh ditanya tentang al-Masih ad-dajjal dan terbunuhnya dia oleh 'Isa 'alaihis salam? Jawabnya: "Sesungguhnya dajjal merupakan simbol bagi khurafat, kedustaan dan keburukan-keburukan yang akan sirna dengan ditegakkannya syari'at di hadapannya..."

===

Maraji'/ Sumber:

Kitab: Qishshatu al-Masiihi ad-Dajjaali wa Nuzuuli 'Isa 'alaihish shalaatu was salaamu wa Qatlihi Iyyaahu, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullaah, Penerbit: Maktabah al-Islamiyyah, 'Amman - Yordan, Cetakan I, 1421 H, Judul terjemahan: Kisah dajjal dan turunnya 'Isa 'alaihis salam untuk membunuhnya, Penerjemah: Beni Sarbeni, Penerbit: Pustaka Imam asy-Syafi'i, Cetakan I, 1426 H/ 2005 M.