Qishshatu al-Masiihi ad-Dajjali wa Nuzuuli 'Isa 'alaihis shalaatu was salaam wa Qatlihi Iyyaahu.
Kisah Dajjal dan Turunnya 'Isa 'alaihis salaam untuk Membunuhnya.
BAGIAN PERTAMA.
MUQADDIMAH PENULIS.
Latar Belakang Penulisan Buku ini.
Menurut hemat al-Fahim ini, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sepertinya tidak boleh atau tidak selayaknya berbicara tentang perkara ghaib, yang mana bagi akal tidak ada pilihan lain kecuali menerimanya. Dengan demikian iman kepada hal ghaib (yang merupakan sikap membenarkan) tidak ada wujudnya dalam dirinya.
Menyikapi hadits tentang akan diadzabnya orang-orang yang menggambar (makhluk hidup) (II/50), ia memberiakn sub judul terhadapnya: "'Adzaabul Mushawwiriin al-Mujassimiin Yaumal Qiyaamah."
Pendek kata, sub-sub judul yang dibuat sendiri oleh 'al-Fahim' di sejumlah tempat dalam buku tersebut (buku Ibnu Katsir) -padahal yang demikian ini bertentangan dengan kode etik penulisan ilmiah-, di samping hal ini menunjukkan sejauh mana kedalaman ilmu yang dimilikinya, juga mengakibatkan kerugian bagi penerbit baik secara materi maupun immateri. Sebab studi Ta'liqnya telah mengubah rambu-rambu buku tersebut dan menjadikannya tampil sebagai buku lain (yang bukan lagi seperti buku karya Ibnu Katsir).
Andai saja arogansi al-Fahim terhadap kitab Ibnu Katsir hanya sampai di situ, -ternyata tidak- bahkan lebih dari itu, ia berani membuang banyak kalimat Ibnu Katsir dan hadits-hadits hasil riwayatnya yang tidak sesuai atau sulit diterima oleh logikanya. Dan itulah yang ia sebutkan di awal-awal bukunya. Ia berkata: "...bahkan kami -dengan terpaksa- menghilangkan sebagian riwayat yang oleh penulis (Ibnu Katsir) disebutkan dalam bukunya lantaran makna yang dikandungnya tidak sesuai dengan kesimpulan akal atau tidak sejalan dengan nilai-nilai agama."
Orang yang membaca karya ta'lilqnya akan mendapati -di sejumlah halaman yang ada- bahwa ia telah membuang sejumlah riwayat semaunya sendiri dengan tanpa menyebutkan kalimat-kalimat yang dibuangnya, yang semestinya diketahui oleh pembaca sebagai bentuk tanggung jawab ilmiahnya. Ini pun sekiranya membuang kalimat-kalimat karya orang lain itu boleh.
===
Maraji'/ Sumber:
Kitab: Qishshatu al-Masiihi ad-Dajjaali wa Nuzuuli 'Isa 'alaihish shalaatu was salaamu wa Qatlihi Iyyaahu, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullaah, Penerbit: Maktabah al-Islamiyyah, 'Amman - Yordan, Cetakan I, 1421 H, Judul terjemahan: Kisah dajjal dan turunnya 'Isa 'alaihis salam untuk membunuhnya, Penerjemah: Beni Sarbeni, Penerbit: Pustaka Imam asy-Syafi'i, Cetakan I, 1426 H/ 2005 M.
Kisah Dajjal dan Turunnya 'Isa 'alaihis salaam untuk Membunuhnya.
BAGIAN PERTAMA.
MUQADDIMAH PENULIS.
Latar Belakang Penulisan Buku ini.
Menurut hemat al-Fahim ini, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sepertinya tidak boleh atau tidak selayaknya berbicara tentang perkara ghaib, yang mana bagi akal tidak ada pilihan lain kecuali menerimanya. Dengan demikian iman kepada hal ghaib (yang merupakan sikap membenarkan) tidak ada wujudnya dalam dirinya.
Menyikapi hadits tentang akan diadzabnya orang-orang yang menggambar (makhluk hidup) (II/50), ia memberiakn sub judul terhadapnya: "'Adzaabul Mushawwiriin al-Mujassimiin Yaumal Qiyaamah."
Pendek kata, sub-sub judul yang dibuat sendiri oleh 'al-Fahim' di sejumlah tempat dalam buku tersebut (buku Ibnu Katsir) -padahal yang demikian ini bertentangan dengan kode etik penulisan ilmiah-, di samping hal ini menunjukkan sejauh mana kedalaman ilmu yang dimilikinya, juga mengakibatkan kerugian bagi penerbit baik secara materi maupun immateri. Sebab studi Ta'liqnya telah mengubah rambu-rambu buku tersebut dan menjadikannya tampil sebagai buku lain (yang bukan lagi seperti buku karya Ibnu Katsir).
Andai saja arogansi al-Fahim terhadap kitab Ibnu Katsir hanya sampai di situ, -ternyata tidak- bahkan lebih dari itu, ia berani membuang banyak kalimat Ibnu Katsir dan hadits-hadits hasil riwayatnya yang tidak sesuai atau sulit diterima oleh logikanya. Dan itulah yang ia sebutkan di awal-awal bukunya. Ia berkata: "...bahkan kami -dengan terpaksa- menghilangkan sebagian riwayat yang oleh penulis (Ibnu Katsir) disebutkan dalam bukunya lantaran makna yang dikandungnya tidak sesuai dengan kesimpulan akal atau tidak sejalan dengan nilai-nilai agama."
Orang yang membaca karya ta'lilqnya akan mendapati -di sejumlah halaman yang ada- bahwa ia telah membuang sejumlah riwayat semaunya sendiri dengan tanpa menyebutkan kalimat-kalimat yang dibuangnya, yang semestinya diketahui oleh pembaca sebagai bentuk tanggung jawab ilmiahnya. Ini pun sekiranya membuang kalimat-kalimat karya orang lain itu boleh.
===
Maraji'/ Sumber:
Kitab: Qishshatu al-Masiihi ad-Dajjaali wa Nuzuuli 'Isa 'alaihish shalaatu was salaamu wa Qatlihi Iyyaahu, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullaah, Penerbit: Maktabah al-Islamiyyah, 'Amman - Yordan, Cetakan I, 1421 H, Judul terjemahan: Kisah dajjal dan turunnya 'Isa 'alaihis salam untuk membunuhnya, Penerjemah: Beni Sarbeni, Penerbit: Pustaka Imam asy-Syafi'i, Cetakan I, 1426 H/ 2005 M.