Syarah Ushulus Sittah.
Penjelasan Enam Landasan Utama.
Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah.
Bayu Abdurrahman.
Landasan Keempat.
Landasan keempat ini berisi penjelasan tentang ilmu dan ulama, fikih dan ahli fikih serta orang yang berlagak seperti mereka namun tidak termasuk golongan mereka.
Allah telah menjelaskan landasan ini dalam awal surat Al Baqarah dalam firman-Nya,
"Hai Bani Israil, ingatlah kalian kepada nikmat-Ku yang Aku berikan kepada kalian dan penuhilah janji-Ku, niscaya Aku penuhi janji kalian." (QS. Al Baqarah: 40)
sampai firman-Nya,
"Hai Bani Israil, ingatlah nikmat-Ku yang Aku berikan kepada kalian dan sesungguhnya Aku telah melebihkan kalian atas seluruh manusia." (QS. Al Baqarah: 47)
Sunnah Nabi (Shallallahu 'alaihi wa Sallam) juga menjelaskan hal ini sehingga menjadi semakin jelas dan gamblang bagi orang awam yang bodoh sekalipun. Akan tetapi, di kemudian hari perkara ini menjadi sesuatu yang paling asing; ilmu dan fikih dianggap sebagai bid'ah dan kesesatan. Pilihan terbaik menurut mereka adalah mengaburkan antara yang hak dan yang batil. Mereka menganggap ilmu yang wajib dipelajari manusia dan pujian bagi orang-orang yang berilmu hanyalah bualan orang-orang zindiq atau gila, sedangkan orang yang mengingkari dan memusuhi ilmu serta melarang orang-orang mempelajarinya dianggap sebagai orang yang fakih dan 'alim.
Penjelasan.
Yang dimaksud dengan ilmu syar'i adalah ilmu yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa Sallam berupa keterangan dan petunjuk; atau ilmu yang mengandung pujian dan sanjungan kepada Allah; atau ilmu yang terdapat dalam Al Kitab dan As Sunnah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
"Katakanlah, 'Apakah orang yang mengetahui sama dengan orang yang tidak mengetahui? Peringatan itu hanyalah akan (berguna) bagi orang-orang yang mau memikirkan." (QS. Az Zumar: 9)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda,
"Barangsiapa yang Allah kehendaki baik, niscaya Allah akan pahamkan agama kepadanya." (19)
Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda,
"Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambil warisan tersebut, berarti dia telah mengambil bagian yang besar." (20)
Dan telah diketahui bahwa yang diwariskan oleh para Nabi adalah ilmu agama. Meskipun begitu, kita tidak mengingkari keberadaan ilmu lain yang berfaedah. Selain ilmu syar'i, apabila ilmu tersebut membantu mewujudkan ketaatan kepada Allah atau menolong agama Allah serta bermanfaat bagi hamba-hamba Allah, maka dipandang sebagai ilmu yang baik dan bermanfaat. Dan sebagian ulama menyebutkan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi hukumnya fardhu kifayah. Pendapat ini masih perlu diteliti dan masih diperselisihkan.
Jelasnya, ilmu yang benar dan orang-orang yang mempelajarinya akan mendapatkan pujian adalah ilmu tentan Al Qur'an dan hadits Nabi (Shallallahu 'alaihi wa Sallam). Selain ilmu tersebut, apabila dipergunakan untuk kebaikan, maka dihukumi baik dan apabila dipergunakan untuk menuju kejelekan, maka dihukumi jelek. Sedangkan jika suatu ilmu tidak untuk kebaikan dan tidak mendatangkan kejelekan maka dihukumi sebagai ilmu yang sia-sia, membuang-buang waktu, dan main-main.
Baca selanjutnya:
Daftar Isi Buku Ini.
Daftar Buku Perpustakaan Ini.
===
Catatan Kaki:
19. Diriwayatkan oleh Bukhari, kitab Al Ilmu bab "Man Yuridillahu Bihi 'Ilman Yufaqqihhu fi Ad Din" dan Muslim kitab Az Zakat bab "An Nahyu an Al Mas'alah".
20. Diriwayatkan oleh Ahmad Juz 5 hlm. 196, Abu Dawud dalam kitab Al 'Ilm bab "Al Hatstsu 'ala Thalabil 'Ilmi", Tirmidzi dalam kitab Al 'Ilmi bab "Ma Jaa fi Fadhl Al Fiqh 'ala Al Ibadah", Ibnu Majah dalam Al Muqaddimah bab "Fadhl Ulama wa Al Hatstsu 'ala Thalab Al 'Ilm", Ad Darimi dalam Al Muqaddimah bab "Fadhl Al 'Ilmi wa Al 'Alim", Al Baghawi dalam Syarh As Sunnah Juz 1 hlm. 275 no. 129, Ibnu Hibban dalam Shahih-nya no. 88, Al Haitsami dalam Mawari Azh Zhaman Juz 1 hlm. 177 no. 80, dan Al Bukhari dalam Tarikh Al Kabir Juz 8 hlm. 337. Al Hafizh berkata dalam Al Fath Juz 1 hlm. 160, "Hadits ini punya hadits-hadits lain yang menguatkannya."
===
Maraji'/ sumber:
Kitab: Syarh Kasyf Asy Syubuhaat wa Yaliihi Syarh Al Ushul 'alaihis salam Sittah, Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab, Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Penerbit: Dar Ats Tsarayya, Kerajaan Saudi Arabia, Tanpa Keterangan Cetakan, Tahun: 1416 H/ 1996 M, Judul Terjemahan: Syarah Kasyfu Syubuhat Membongkar Akar Kesyirikan dilengkapi Syarah Ushulus Sittah, Penerjemah: Bayu Abdurrahman, Penerbit: Media Hidayah, Jogjakarta - Indonesia, Cetakan Pertama, Rabi'uts Tsani 1425 H/ Juni 2004 M.
===
Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!