Skip to main content

Syarah Kasyfu Syubuhat 31

Syarh Kasyf Asy Syubuhaat.

Syarah Kasyfu Syubuhat Membongkar Akar Kesyirikan.

Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah.

Fahd bin Nashir bin Ibrahim As-Sulaiman.

Bayu Abdurrahman.

Dalam sebuah hadits shahih [1] Nabi (Shallallahu 'alaihi wa Sallam) bersabda,

"Apabila kalian melihat orang-orang yang mengikuti ayat-ayat mutasyabihat, maka mereka itulah orang-orang yang Allah sebut sebagai orang yang hatinya condong kepada kesesatan. Berhati-hatilah kalian terhadap mereka!" (HR. Bukhari dan Muslim)

Sebagai contoh atas hal itu, mungkin saja ada sebagian orang-orang musyrik berkata kepada engkau membawakan ayat,

"Ketahuilah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak merasa takut pada mereka dan tidak pula bersedih hati." (QS. Yunus: 62)

dan mengatakan bahwa syafa'at itu sesuatu yang haq (benar) dan para Nabi itu memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah atau sebagian orang musyrik itu menyebutkan suatu ucapan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam yang dia jadikan dalil bagi kebatilannya, sementara engkau tidak memahami maknanya yang benar.

Perkataan mereka seperti itu hendaklah engkau jawab dengan mengatakan, "Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala sudah menyebutkan dalam Al Qur'an bahwa orang-orang yang hatinya condong kepada kesesatan, mereka meninggalkan ayat-ayat yang muhkam (terang atau jelas) dan mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihat (samar)."

Penjelasan.

[1] Syaikh rahimahullah berdalil dengan hadits di atas bahwa seseorang yang mengikuti dalil-dalil yang mutasyabihat baik dari Al Qur'an maupun dari As Sunnah dan menjadikan dalil-dalil tersebut sebagai alat untuk menyembunyikan kebatilan, mereka adalah orang-orang yang telah Allah sitir dalam firman-Nya, "Adapun orang-orang yang di dalam hatinya ada kecondongan kepada kesesatan."

Nabi (Shallallahu 'alaihi wa Sallam) memerintahkan kita untuk berhati-hati terhadap mereka. Beliau bersabda,

"Hati-hatilah kalian terhadap mereka yang akan menyesatkan kalian dari jalan Allah karena mereka mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihat. Berhati-hatilah kalian juga dari jalan mereka."

Peringatan untuk berhati-hati di sini mencakup berhati-hati terhadap mereka dan berhati-hati terhadap langkah-langkah mereka.

Kemudian Syaikh rahimahullah menyebutkan bahwa mungkin ada orang musyrik yang berkata kepada kita, "Bukankah Allah telah berfirman, 'Ketahuilah, sesungguhnya wali-wali (kekasih) Allah itu tidak ada ketakutan pada mereka dan tidak pula mereka bersedih hati' atau berkata, 'Bukankah wali-wali itu memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah?' atau berkata, 'Bukankah syafa'at itu ada menurut Al Qur'an dan As Sunnah?' atau perkataan-perkataan lain seperti itu. Bila dia berkata seperti itu, maka kita jawab, 'Ya, semua itu memang benar. Akan tetapi, itu bukan dalil yang membolehkan kita menyekutukan Allah dengan para wali, para Rasul, atau dengan mereka yang memiliki syafa'at di sisi Allah. Anggapan mereka bahwa semua itu menunjukkan bolehnya menyekutukan Allah dengan mereka adalah batil. Hanya orang-orang batil saja yang berpendapat seperti itu. Bila mereka memaksakan pendapat seperti itu, maka mereka termasuk dalam pembicaraan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,

"Adapun orang-orang yang di dalam hatinya ada kecondongan kepada kesesatan, mereka senantiasa mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihat."

Dan kalau ayat-ayat yang mutasyabihat seperti itu kita kembalikan kepada ayat-ayat yang muhkam, niscaya kita akan tahu bahwa pengertian ayat-ayat tersebut tidak seperti apa yang mereka sangka.

Baca selanjutnya:

Daftar Isi Buku Ini.

Daftar Buku Perpustakaan Ini.

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Syarh Kasyf Asy Syubuhaat wa Yaliihi Syarh Al Ushul 'alaihis salam Sittah, Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab, Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Penerbit: Dar Ats Tsarayya, Kerajaan Saudi Arabia, Tanpa Keterangan Cetakan, Tahun: 1416 H/ 1996 M, Judul Terjemahan: Syarah Kasyfu Syubuhat Membongkar Akar Kesyirikan dilengkapi Syarah Ushulus Sittah, Penerjemah: Bayu Abdurrahman, Penerbit: Media Hidayah, Jogjakarta - Indonesia, Cetakan Pertama, Rabi'uts Tsani 1425 H/ Juni 2004 M.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Popular posts from this blog