Syarah Kasyfu Syubuhat Membongkar Akar Kesyirikan.
Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah.
Fahd bin Nashir bin Ibrahim As-Sulaiman.
Bayu Abdurrahman.
Sungguh, Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberikan nikmat kepada kita berupa Kitab-Nya yang Dia jadikan sebagai "Penjelas segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri." (QS. An Nahl: 89) [1]
Penjelasan.
[1] Allah Subhanahu wa Ta'ala memberi nikmat kepada kita berupa Kitab-Nya yang mulia yang "Tidak akan tersentuh kebatilan, baik dari depan maupun dari belakang, yang diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji." (QS. Fushilat: 42)
Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan Al Qur'an sebagai penjelas, yakni penjelas segala sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia di dunia dan di akhirat. Penjelasan Al Qur'an terhadap segala sesuatu itu terbagi menjadi dua macam,
Pertama: Penjelasan yang tegas, seperti firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
"Diharamkan atas kalian darah dan daging babi." (QS. Al Maidah: 3)
Dan juga firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
"Diharamkan atas engkau (mengawini) ibu-ibumu, anak-anak perempuanmu, saudara-saudara perempuanmu, saudara-saudara perempuan bapakmu, saudara-saudara perempuan ibumu, anak-anak perempuan dari saudara-saudara laki-lakimu, anak-anak dari saudara-saudara perempuanmu, ibu-ibumu yang menyusui engkau, saudara perempuanmu sesusuan, ibu-ibu istrimu, anak-anak istrimu yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah engkau campuri, tetapi jika engkau belum campur dengan istrimu itu (dan sudah engkau ceraikan) maka tidak ada dosa bagi engkau mengawininya, (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu) dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan (diharamkan juga engkau mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang engkau miliki. (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas engkau. Dan dihalalkan bagi engkau selain yang demikian." (QS. An Nisa': 23-24)
Kedua: Penjelasan yang berwujud isyarat kepada pokok penjelasan, seperti firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
"Dan Allah menurunkan kepadamu Al Kitab dan Al Hikmah." (QS. An Nisa': 113)
Allah Subhanahu wa Ta'ala mengisyaratkan Al Hikmah (As Sunnah) pada ayat di atas sebagai penjelas Al Qur'an.
Begitu juga firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
"Maka bertanyalah kalian kepada orang-orang yang berilmu jika kalian tidak mengetahui." (QS. An Nahl: 43)
Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa kita harus mengembalikan segala perkara kepada ahlinya, yaitu orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan. Diriwayatkan bahwa dulu ada seorang ulama didatangi seorang nasrani yang bermaksud mencela Al Qur'an ketika tengah berada di sebuah rumah makan. Bertanyalah orang nasrani tersebut, "Di mana (bisa ditemukan) penjelasan bagaimana membuat makanan ini?" Ulama tadi memanggil pemilik rumah makan dan berkata, "Beritahukan kepada kami cara membuat makanan ini!" Maka pemilik rumah makan itu pun menjelaskannya. Setelah itu ulama tadi berkata (kepada orang nasrani), "Seperti itulah yang disebutkan dalam Al Qur'an." Seketika itu heranlah orang nasrani itu sehingga dia berkata, "Bagaimana bisa demikian?" Ulama tadi menjawab, "Sesungguhnya Allah berfirman, 'Bertanyalah kalian kepada orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan jika kalian tidak mengetahui."
Jadi, jelaslah bagi kita bahwa kunci segala pengetahuan adalah bertanya kepada orang-orang yang berilmu. Ini telah dijelaskan dalam Al Qur'an. Mencari tahu tentang suatu ilmu kepada orang yang lebih dulu tahu merupakan kunci dari ilmu itu sendiri.
Baca selanjutnya:
Daftar Isi Buku Ini.
Daftar Buku Perpustakaan Ini.
===
Maraji'/ sumber:
Kitab: Syarh Kasyf Asy Syubuhaat wa Yaliihi Syarh Al Ushul 'alaihis salam Sittah, Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab, Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Penerbit: Dar Ats Tsarayya, Kerajaan Saudi Arabia, Tanpa Keterangan Cetakan, Tahun: 1416 H/ 1996 M, Judul Terjemahan: Syarah Kasyfu Syubuhat Membongkar Akar Kesyirikan dilengkapi Syarah Ushulus Sittah, Penerjemah: Bayu Abdurrahman, Penerbit: Media Hidayah, Jogjakarta - Indonesia, Cetakan Pertama, Rabi'uts Tsani 1425 H/ Juni 2004 M.
===
Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!