Skip to main content

Syarah Al-Qawa'id Al-Arba' (9)

Syarah Al-Qawa'id Al-Arba' (Syarah Mutun Al-Aqidah).

Syarah Al-Qawa'id Al-Arba'.

Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.

Syaikh Saad bin Nashir Asy-Syatsriy hafizhahullah (Dewan Penasihat Kerajaan Saudi Arabia dan Mantan Anggota Haiah Kibaril Ulama).

Muflih Safitra.

Syarah (Penjelasan) Al-Qawa'id Al-Arba' (9).

Penulis berkata,

Kaidah ketiga:

Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam memerangi orang-orang yang (menyembah selain Allah) dengan bermacam-macam peribadatan. Di antara mereka ada yang menyembah Malaikat, para Nabi dan orang shalih, bebatuan dan pepohonan, matahari dan bulan. Beliau memerangi mereka tanpa pandang bulu.

Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: "Dan perangilah mereka sehingga tidak ada fitnah (kesyirikan), dan agama (penyembahan) itu menjadi semata-mata milik Allah." (QS. Al-Anfaal [8]: 39)

Syarah.

* (Kaidah ketiga).

Kaidah ini digunakan dalam membantah syubhat yang sering dilontarkan oleh orang-orang yang menyembah selain Allah Subhanahu wa Ta'ala, di mana mereka mengatakan, "Memalingkan peribadatan kepada orang-orang shalih bukanlah perbuatan syirik, melainkan bentuk penghormatan kepada wali-wali Allah dan pernghargaan bagi mereka. Mereka menganggap setiap pengagungan yang diberikan kepada wali Allah merupakan perbuatan yang terpuji, meskipun sebenarnya juga merupakan bentuk kesyirikan dan menujukan ibadah kepada yang selain Allah Subhanahu wa Ta'ala."

Maka Allah Subhanahu wa Ta'ala pun menjelaskan bahwa para Nabi dan Malaikat adalah makhluk yang memiliki kedudukan khusus di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Akan tetapi, tingginya derajat mereka tidak berarti bolehnya mengarahkan peribadatan kepada mereka sedikitpun, karena penyembahan adalah hak Allah semata.

Begitu pula Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam tidak membedakan antara mereka yang menyembah orang shalih, para Nabi dan para wali Allah dengan orang yang menyembah bebatuan, pepohonan dan berhala. Beliau menganggap mereka semua adalah orang musyrik dan memerangi mereka tanpa pandang bulu.

Penulis Al-Qawa'id Al-Arba' berdalil dengan firman Allah:

"Dan perangilah mereka sehingga tidak ada fitnah (kesyirikan), dan agama itu menjadi semata-mata milik Allah." (QS. Al-Anfaal [8]: 39)

Makna "ad-diinu" (agama) pada ayat ini adalah penyembahan dan ketaatan. Maka agama ini seluruhnya harus semata-mata milik Allah dengan cara tidak memberikan penyembahan dan ketaatan sedikitpun, kecuali kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Adapun potongan ayat "hattaa laa takuuna fitnatun" (sehingga tidak ada fitnah (kesyirikan)) maknanya: agar tidak ada seorangpun yang menyimpangkan mereka dari ketaatan kepada Allah dan pengesaan-Nya dalam ibadah. Adapula yang menafsirkan bahwa penggalan ayat tersebut maknanya agar tidak ada perpecahan dan perselisihan dalam masalah ibadah menjadi bermacam-macam bentuk. Yang lebih tepat adalah tafsir pertama, karena itu adalah zhahir ayat.

Baca selanjutnya:

Daftar Isi Buku Ini.

Daftar Buku Perpustakaan Ini.

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Syarah Al-Qawa'id Al-Arba' (Syarah Mutun Al-Aqidah), Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab, Penulis Syarah: Syaikh Saad bin Nashir Asy-Syatsriy hafizhahullah (Dewan Penasihat Kerajaan Saudi Arabia dan Mantan Anggota Haiah Kibaril Ulama), Tanpa Keterangan Penerbit, Tanpa Keterangan Cetakan, Tanpa Keterangan Tahun, Judul Terjemahan: Syarah Al-Qawa'id Al-Arba', Penerjemah: Muflih Safitra, Penerbit: Naashirussunnah, Jakarta - Indonesia, Cetakan ke-1, Rabi'ul Akhir 1437 H/ Februari 2016 M.

===

Wakaf dari Ibu Anny - Jakarta untuk Perpustakaan Baitul Kahfi Tangerang. Semoga Allah menjaganya dan memudahkan segala urusan kebaikannya.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!