Skip to main content

Syarah Al-Qawa'id Al-Arba' (4)

Syarah Al-Qawa'id Al-Arba' (Syarah Mutun Al-Aqidah).

Syarah Al-Qawa'id Al-Arba'.

Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.

Syaikh Saad bin Nashir Asy-Syatsriy hafizhahullah (Dewan Penasihat Kerajaan Saudi Arabia dan Mantan Anggota Haiah Kibaril Ulama).

Muflih Safitra.

Syarah (Penjelasan) Al-Qawa'id Al-Arba' (4).

Penulis berkata,

Jika engkau telah mengetahui bahwa Allah telah menciptakanmu agar engkau beribadah kepada-Nya, maka sekarang ketahuilah, bahwa suatu ibadah tidak akan disebut ibadah yang sesungguhnya, kecuali dibarengi dengan tauhid, sebagaimana shalat tidak akan disebut shalat yang sesungguhnya, kecuali jika dibarengi dengan thaharah (bersuci). Jika kesyirikan masuk dalam sebuah ibadah, maka rusaklah ibadah itu, sebagaimana halnya jika hadats masuk dalam proses thaharah.

Syarah.

* "فإذا عرفت أنّ اللّه خلقك لعبادته" (Jika engkau telah mengetahui bahwa Allah telah menciptakanmu agar engkau beribadah kepada-Nya...).

Maksudnya, jika telah jelas bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menciptakan engkau untuk beribadah kepada-Nya karena engkau juga seorang dari kalangan manusia, berarti engkau termasuk dalam ayat ini.

* "فاعلم أنّ العبادة لا تسمّى عبادة إلا مع التوحيد" (...maka sekarang ketahuilah bahwa suatu ibadah tidak akan disebut ibadah yang sesungguhnya, kecuali dibarengi dengan tauhid).

Artinya, jika telah nyata bahwa engkau termasuk dari orang yang wajib menyembah Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka sudah selayaknya engkau tahu bahwa suatu ibadah tidak disebut sebagai ibadah yang benar dan teranggap secara syar'i, kecuali jika diiringi dengan tauhid.

Tauhid maknanya adalah mengesakan Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam peribadatan dan tidak memalingkan ibadah tersebut sedikitpun kepada yang selain-Nya.

Maksud penulis di sini adalah ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak akan dikatakan sudah benar dan diakui oleh syariat, kecuali dengan mengesakan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Jika ada syirik yang menyertainya maka ibadah itu belumlah benar dan tidak diterima di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala, berdasarkan firman-Nya:

"Jika kamu mempersekutukan Allah (berbuat syirik), niscaya akan terhapus amalmu." (QS. Az-Zumar [39]: 65)

* "كما أنّ الصلاة لا تسمّى صلاة إلى مع الطهارة" (...sebagaimana shalat tidak akan disebut shalat yang sesungguhnya, kecuali jika dibarengi dengan thaharah (bersuci)).

Maksud penulis adalah shalat tidak akan menjadi shalat yang diterima, kecuali sudah bersuci. Jika ada seseorang shalat tanpa bersuci maka bisa dikatakan ini adalah satu paket shalat, namun tentu bukan shalat yang benar dan teranggap secara syar'i. Bahkan orang yang sengaja shalat tanpa wudhu justru akan disiksa lantaran apa yang dilakukannya, karena ia telah mengerjakan salah satu dosa besar.

Akan tetapi, meskipun tanpa wudhu, shalat yang dikerjakan tetap dapat dikategorikan ibadah, karena jika tidak dinamakan ibadah maka pelanggaran yang ada tidak akan memiliki konsekuensi berupa hukuman. Demikian pula orang yang menyembah selain Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang dilakukannya tetap dapat dikategorikan sebagai Allah. Oleh karena itu, kita dapat mengkritisi 'ibadah' yang mereka lakukan dan kita katakan, "Mengapa kalian beribadah kepada yang selain Allah?"

Lepas dari hal tersebut, ibadah yang dimaksud oleh penulis di sini adalah ibadah dalam istilah syar'i yang diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Baca selanjutnya:

Daftar Isi Buku Ini.

Daftar Buku Perpustakaan Ini.

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Syarah Al-Qawa'id Al-Arba' (Syarah Mutun Al-Aqidah), Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab, Penulis Syarah: Syaikh Saad bin Nashir Asy-Syatsriy hafizhahullah (Dewan Penasihat Kerajaan Saudi Arabia dan Mantan Anggota Haiah Kibaril Ulama), Tanpa Keterangan Penerbit, Tanpa Keterangan Cetakan, Tanpa Keterangan Tahun, Judul Terjemahan: Syarah Al-Qawa'id Al-Arba', Penerjemah: Muflih Safitra, Penerbit: Naashirussunnah, Jakarta - Indonesia, Cetakan ke-1, Rabi'ul Akhir 1437 H/ Februari 2016 M.

===

Wakaf dari Ibu Anny - Jakarta untuk Perpustakaan Baitul Kahfi Tangerang. Semoga Allah menjaganya dan memudahkan segala urusan kebaikannya.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Popular posts from this blog