Syarah Kasyfu Syubuhat Membongkar Akar Kesyirikan.
Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah.
Fahd bin Nashir bin Ibrahim As-Sulaiman.
Bayu Abdurrahman.
Jika dia mengatakan, [1] "Orang-orang kafir menghendaki manfaat dari yang mereka sembah, sedangkan saya (tetap) bersaksi bahwa Allah-lah Yang Memberi Manfaat, Yang Menolak Mudharat, Yang Mengatur Urusan. Saya tidak menghendaki semua itu kecuali dari Allah. Sedangkan orang-orang shalih itu tidak memiliki kekuasaan sedikit pun. Hanya saja saya bermaksud kepada mereka untuk mengharap syafaat mereka di sisi Allah."
Maka jawabannya, "Ini sebenarnya sama dengan ucapan orang-orang kafir. Bacakan kepada mereka firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
"Orang-orang yang menjadikan para wali sebagai sesembahan selain Allah (mereka mengatakan), 'Tiadalah kami menyembah kepada mereka kecuali agar mereka mendekatkan diri kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.'" (QS. Az Zumar: 3)
Dan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
"Mereka (orang-orang musyrikin) mengatakan, 'Mereka adalah pemberi-pemberi syafaat bagi kami di sisi Allah.'" (QS. Yunus: 18)
Dan ketahuilah bahwa tiga syubhat ini adalah termasuk syubhat yang paling besar yang ada pada mereka. Karena itu jika engkau telah mengetahui bahwa Allah telah menjelaskan kepada kita ketiga hal itu dalam Kitab-Nya dan engkau pun telah memahaminya dengan pemahaman yang baik, maka syubhat-syubhat selain itu lebih mudah lagi dipahami. [2]
Penjelasan.
[1] Yakni orang-orang musyrik itu berkata bahwa orang-orang kafir itu menghendaki manfaat dari sesembahan mereka, atau minta perlindungan dari mudharat, sedang saya tidak menghendaki semua itu kecuali dari Allah. Dan saya meyakini bahwa orang-orang shalih itu tidak memiliki andil sedikitpun dalam memberikan manfaat dan menolak mudharat. Akan tetapi saya hanya mendekatkan diri kepada Allah melalui mereka supaya kelak mereka menjadi pemberi syafaat bagi kami.
Maka katakan kepadanya, "Begitu juga orang-orang musyrik yang Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam diutus kepada mereka, mereka tidak beribadah kepada patung-patung karena keyakinan mereka bahwa patung-patung tersebut tidak dapat memberi manfaat atau menolak mudharat akan tetapi mereka beribadah kepada patung-patung dalam rangka untuk mendekatkan diri mereka kepada Allah dengan sedekat-dekatnya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
"Kami tidak beribadah kepada mereka kecuali supaya mereka mendekatkan diri kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya." (QS. Az Zumar: 3)
dan firman-Nya,
"Mereka mengatakan sesembahan itu adalah pemberi-pemberi syafaat bagi kami di sisi Allah." (QS. Yunus: 18)
Maka keberadaannya sama seperti keberadaan orang musyrik terdahulu itu.
[2] Syaikh rahimahullah mengatakan bahwa syubhat yang tiga ini adalah:
Pertama: Ucapan mereka, "Kami tidak beribadah kepada patung-patung tetapi kepada wali-wali Allah."
Kedua: Ucapan mereka, "Sesungguhnya kami tidak menujukan ibadah kepada mereka akan tetapi kami tujukan ibadah kami kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala."
Ketiga: Ucapan mereka, "Sesungguhnya kami tidak menyembah mereka agar mereka memberikan manfaat atau menolak mudharat dari kami. Karena sesungguhnya kemanfaatan dan kemudharatan itu ada di tangan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kami hanya ingin agar mereka mendekatkan diri kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya dan agar mendapatkan syafaat mereka. Kami pun tidak menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta'ala."
Maka apabila ketiga syubhat ini telah tersingkap dan jelas bagimu, maka untuk menyingkap syubhat yang lainnya akan lebih ringan dan lebih mudah karena syubhat ini merupakan syubhat yang paling kuat.
Baca selanjutnya:
Daftar Isi Buku Ini.
Daftar Buku Perpustakaan Ini.
===
Maraji'/ sumber:
Kitab: Syarh Kasyf Asy Syubuhaat wa Yaliihi Syarh Al Ushul 'alaihis salam Sittah, Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab, Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Penerbit: Dar Ats Tsarayya, Kerajaan Saudi Arabia, Tanpa Keterangan Cetakan, Tahun: 1416 H/ 1996 M, Judul Terjemahan: Syarah Kasyfu Syubuhat Membongkar Akar Kesyirikan dilengkapi Syarah Ushulus Sittah, Penerjemah: Bayu Abdurrahman, Penerbit: Media Hidayah, Jogjakarta - Indonesia, Cetakan Pertama, Rabi'uts Tsani 1425 H/ Juni 2004 M.
===
Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!