Skip to main content

Syarah Ushulus Sittah (6/4)

Syarh Al Ushul As Sittah.

Syarah Ushulus Sittah.

Penjelasan Enam Landasan Utama.

Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah.

Bayu Abdurrahman.

Dalam masalah ini manusia terbagi menjadi tiga golongan; dua golongan yang ekstrim dan satu golongan yang pertengahan. Di antara mereka ada segolongan orang yang apabila meyakini bahwa seseorang adalah wali Allah, dia akan menyetujui setiap perbuatan orang tersebut walaupun apa yang dia lakukan berdasarkan ilham dari Allah (menurut sangkaan orang tersebut). Di antara mereka ada segolongan lain yang apabila melihat seseorang (yang dianggap wali Allah, -ed.) berkata atau bertingkah laku tidak sesuai dengan syariat, langsung menetapkan dirinya bukan wali Allah secara mutlak sekalipun orang itu mujtahid yang salah atau keliru dalam perkara tersebut. Yang terbaik adalah golongan yang pertengahan, yakni golongan yang berpendapat bahwa tidak ada orang yang ma'shum (terjaga dari kesalahan) dan golongan yang berpendapat bahwa tidak dipandang berdosa seorang mujtahid yang salah dalam berijtihad. Menurut golongan ini, tidak wajib diikuti setiap apa yang dikatakan seorang mujtahid dan dia tidak dihukumi kafir atau fasik bila ijtihadnya keliru. Yang diwajibkan kepada kita adalah mengikuti apa-apa yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam.

Para ulama salaf dan para imam mujtahid sepakat bahwa ucapan seseorang bisa diambil dan bisa pula ditinggalkan, kecuali Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Itulah perbedaan antara Nabi dengan yang bukan Nabi. Kita wajib mengimani semua kabar dari Allah yang dibawa oleh para Nabi shalawatullah 'alaihim dan menaati apa yang diperintahkan oleh mereka. Berbeda dengan para wali; tidak ada kewajiban bagi kita menaati setiap apa yang mereka perintahkan dan mengimani apa-apa yang mereka kabarkan. Perintah dan kabar dari mereka harus ditimbang dengan Al Kitab dan As Sunnah; yang sesuai dengan Al Kitab dan As Sunnah kita terima dan yang bertentangan kita tolak. Seorang wali Allah yang berpredikat mujtahid, bila dia keliru dalam berijtihad, tetap memperoleh pahala dan kesalahan ijtihadnya diampuni apabila dia telah berusaha maksimal sesuai kemampuannya.

Jadi, wali-wali Allah wajib berpegang teguh kepada Al Kitab dan As Sunnah dan mereka tidak ma'shum. Dia atau orang lain tidak bisa seenaknya mengikuti apa yang terlintas dalam hatinya tanpa diukur dengan Al Kitab dan As Sunnah. Inilah satu ketentuan yang telah disepakati berkenaan dengan wali-wali Allah. Barangsiapa yang tidak memenuhi ketentuan tersebut, maka dia bukan termasuk wali-wali Allah yang perlu kita ikuti; mungkin dia itu orang kafir atau orang yang keterlaluan bodohnya.

Banyak manusia keliru dalam masalah ini. Mereka menyangka bahwa jika seseorang telah dianggap sebagai wali Allah, maka semua ucapan dan perbuatannya mesti diterima dan dibenarkan sekalipun menyelisihi Al Kitab dan As Sunnah. Mereka tetap menganggapnya wali, meskipun dia menyelisihi apa yang Allah sampaikan kepada Rasul-Nya, berupa kewajiban yang harus dibenarkan dan ditaati oleh seorang hamba, kewajiban kepada Allah yang dapat menjadi pembeda antara wali-wali-Nya dengan musuh-musuh-Nya, antara ahlu al jannah dan ahlu an naar, antara orang-orang yang memperoleh kebahagiaan dan kesengsaraan. Barangsiapa yang menjalankan kewajiban-kewajiban tersebut, dia termasuk wali-wali Allah yang bertakwa dan tentara-Nya yang beruntung serta hamba-hamba-Nya yang shalih; sebaliknya, siapa yang tidak mau menjalankan kewajiban, dia termasuk musuh-musuh Allah yang merugi dan terkutuk.

Kembali ke pokok permasalahan. Mereka yang beranggapan salah itu selanjutnya akan menyelisihi Rasul dan mengikuti orang yang dianggap wali tersebut yang tanpa dia sadari akan menyeretnya perlahan-lahan, mulai dari perkara bid'ah dan kesesatan hingga sampai kepada kekafiran dan kemunafikan.

Baca selanjutnya:

Daftar Isi Buku Ini.

Daftar Buku Perpustakaan Ini.

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Syarh Kasyf Asy Syubuhaat wa Yaliihi Syarh Al Ushul 'alaihis salam Sittah, Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab, Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Penerbit: Dar Ats Tsarayya, Kerajaan Saudi Arabia, Tanpa Keterangan Cetakan, Tahun: 1416 H/ 1996 M, Judul Terjemahan: Syarah Kasyfu Syubuhat Membongkar Akar Kesyirikan dilengkapi Syarah Ushulus Sittah, Penerjemah: Bayu Abdurrahman, Penerbit: Media Hidayah, Jogjakarta - Indonesia, Cetakan Pertama, Rabi'uts Tsani 1425 H/ Juni 2004 M.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!