Skip to main content

Syarah Al-Qawa'id Al-Arba'

Syarah Al-Qawa'id Al-Arba' (Syarah Mutun Al-Aqidah).

Syarah Al-Qawa'id Al-Arba'.

Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.

Syaikh Saad bin Nashir Asy-Syatsriy hafizhahullah (Dewan Penasihat Kerajaan Saudi Arabia dan Mantan Anggota Haiah Kibaril Ulama).

Muflih Safitra.

Syarah (Penjelasan) Al-Qawa'id Al-Arba'.

Penulis berkata,

بسم اللّه الرحمن الرحيم

(Bismillaahir Rahmaanir Rahiim).
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Syarah.

Penulis memulai risalah (tulisan) ini dengan basmalah (menyebut nama Allah), karena memang suatu risalah disyariatkan untuk dimulai dengan basmalah. Dahulu Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam dalam risalah-risalah yang beliau kirimkan kepada raja-raja di zamannya memulai penulisannya dengan basmalah tanpa tahmid (pujian). Dengan landasan ini, penulis mencukupkan pembukaan risalah Al-Qawa'id Al-Arba' ini dengan basmalah tanpa menyertakan tahmid bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala dikarenakan ini adalah risalah, bukan khutbah (ceramah atau penyampaian lisan).

Yang disyariatkan dalam suatu tulisan adalah dibuka dengan penyebutan nama Allah, (6) sedangkan dalam penyampaian lisan dibuka dengan pujian untuk-Nya, sebagaimana Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam memulai khutbah-khutbahnya. (7) Adapun dalam berbagai buku, sebagian pembukaannya mirip risalah dan sebagian lagi mirip khutbah. Oleh karena itu, kita lihat sebagian penulis sampai saat ini masih memulai buku-buku mereka dengan basmalah dan tahmid bersama-sama. Sementara itu, dalam tulisan ini, penulis menjadikannya sebagai sebuah risalah, sehingga beliau pun mencukupkan pembukaannya hanya dengan basmalah.

* بسم اللّه.
(Dengan nama Allah).

Ini adalah susunan jar majruur yang menyambung pada suatu kalimat yang dihilangkan, di mana penulis (atau orang yang mengucapkannya) seakan-akan mengucapkan, "Aku memohon pertolongan dengan nama Allah", "Aku meraih ilmu dari Allah Subhanahu wa Ta'ala dan aku memohon kepada-Nya untuk menunjukkanku kepada kebenaran", dan kalimat semacamnya.

Nama Allah merupakan perwujudan setiap sifat dari semua sifat-Nya. Karenanya tidak mengapa seseorang menyandingkan permohonannya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan menggunakan nama-Nya. Misalnya kita mengucapkan, "Aku memohon pertolongan dengan nama Allah", "Aku memohon anugerah ilmu dengan nama Allah", "Aku berlindung dengan nama Allah", "Aku memohon perlindungan dari setan dan makhluk sepertinya dengan nama Allah" dan kalimat-kalimat yang selainnya.

* "اللّه" (Allah).

Ini adalah nama Rabb yang Maha Perkasa lagi Maha Agung.

* "الرحمن الرحيم" (Ar-Rahman Ar-Rahim).

Ini adalah dua di antara sekian banyak nama Allah Subhanahu wa Ta'ala yang menunjukkan sifat rahmat (kasih sayang) Allah. Dikatakan oleh sebagian ulama, Ar-Rahmaan adalah sifat kasih sayang yang mencakup baik untuk orang mukmin maupun orang kafir. Adapun sifat Ar-Rahiim hanya untuk orang mukmin, sebagaimana dalam firman-Nya:

"Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman." (QS. Al-Ahzab [33]: 43)

Ada pula yang mengatakan bahwa Ar-Rahmaan adalah bentuk mubalaghah dari sifat rahmat ini, sedangkan Ar-Rahiim adalah nama Allah dari sifat rahmat yang terus-menerus. Yang pasti, sifat rahmat merupakan salah satu sifat Allah 'Azza wa Jalla yang telah ditetapkan pada diri-Nya, di mana Allah Subhanahu wa Ta'ala mengasihi para hamba-Nya, lebih dari kasih mereka kepada diri mereka sendiri.

Setelah itu penulis melanjutkan risalah ini dengan doa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Baca selanjutnya:

Daftar Isi Buku Ini.

Daftar Buku Perpustakaan Ini.

===

Catatan Kaki:

6. Sebagaimana dalam risalah beliau (Shallallahu 'alaihi wa Sallam) yang ditujukan kepada Raja Heraklius, yang dimuat dalam hadits riwayat Al-Bukhari Ni. 4553 dan Muslim No. 1773 dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, yang di risalah itu dimulai dengan:

بسم اللّه الرحمن الرحيم من محمد عبد اللّه ورسوله إلى هرقل عظيم الروم

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dari Muhammad hamba dan utusan Allah, kepada Heraklius pembesar Roma."

7. Seperti dalam hadits tentang khutbatul hajah, di mana Nabi (Shallallahu 'alaihi wa Sallam) memulai dengan mengucapkan:

إن الحمد للّه

"Segala puji hanya bagi Allah..."

Silakan lihat risalah Khutbatul Hajah yang ditulis oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah.

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Syarah Al-Qawa'id Al-Arba' (Syarah Mutun Al-Aqidah), Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab, Penulis Syarah: Syaikh Saad bin Nashir Asy-Syatsriy hafizhahullah (Dewan Penasihat Kerajaan Saudi Arabia dan Mantan Anggota Haiah Kibaril Ulama), Tanpa Keterangan Penerbit, Tanpa Keterangan Cetakan, Tanpa Keterangan Tahun, Judul Terjemahan: Syarah Al-Qawa'id Al-Arba', Penerjemah: Muflih Safitra, Penerbit: Naashirussunnah, Jakarta - Indonesia, Cetakan ke-1, Rabi'ul Akhir 1437 H/ Februari 2016 M.

===

Wakaf dari Ibu Anny - Jakarta untuk Perpustakaan Baitul Kahfi Tangerang. Semoga Allah menjaganya dan memudahkan segala urusan kebaikannya.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Popular posts from this blog