Syarah Al-Qawa'id Al-Arba'.
Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.
Syaikh Saad bin Nashir Asy-Syatsriy hafizhahullah (Dewan Penasihat Kerajaan Saudi Arabia dan Mantan Anggota Haiah Kibaril Ulama).
Muflih Safitra.
Muqaddimah Pensyarah.
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Kita memuji-Nya, bersyukur kepada-Nya dan mengagungkan-Nya karena segala nikmat-Nya. Dia telah memberikan kita berbagai nikmat yang berantai dan kebaikan yang tidak terputus. Di antara nikmat terbesar yang telah diberikan-Nya adalah kita diberi-Nya hidayah untuk memeluk agama Islam, sebuah agama yang dibangun di atas pengesaan Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam peribadatan dan penyembahan. Terdapat banyak nash (dalil) yang menjelaskan bahwa ibadah adalah hak Allah 'Azza wa Jalla semata.
Aku bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang berhak untuk diibadahi selain Allah Subhanahu wa Ta'ala, hanya Dia semata dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Aku juga bersaksi bahwa Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam adalah hamba dan utusan-Nya. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan shalawat dan keselamatan yang banyak bagi beliau, keluarga dan sahabat-sahabat beliau, serta orang yang mengikuti beliau sampai hari Kiamat.
Wa ba'du,
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan para hamba-Nya dalam kondisi hanif (berserah diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala) dan menanamkan fitrah pada diri mereka, yang menjadikan mereka sebagai orang yang bertauhid dan menyembah Allah semata. Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam ketika menyebutkan bahwa setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, dan bahwa orang tuanya yang menjadikannya yahudi atau nashrani atau majusi (4), tidak menyebutkan "Islam" bersamaan dengan penyebutan agama lain. Hal ini dikarenakan Islamlah yang dimaksud dengan fitrah itu sendiri.
Setan pun berusaha menghadang manusia dan membelokkan jalan mereka dari fitrah (penyembahan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala semata) yang murni ini. Mereka menyesatkan manusia dengan berbagai cara dan upaya, yang terkadang dianggap manusia pada awalnya sebagai perkara mudah dan remeh. Namun pada akhirnya, seiring berjalannya waktu perkara-perkara yang remeh ini menyeret mereka masuk ke dalam perkara yang lebih besar, yang sangat mudah merasuk dalam hati manusia hingga mereka pun memalingkan peribadatan dan penyembahan mereka kepada yang selain Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Karena hal tersebut, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala pun mengutus para Rasul yang membawa kabar gembira dan peringatan, dalam rangkat mengajak manusia kembali mengesakan Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam ibadah mereka, sebagaimana yang Allah Subhanahu wa Ta'ala firmankan:
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus seorang Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): 'Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah thaghut.'" (QS. An-Nahl [16]: 36)
Syirik dengan berbagai macamnya telah meliputi manusia sebelum diutusnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits:
"Dan sesungguhnya Allah melihat penduduk bumi, maka Dia pun membenci mereka, baik dari kalangan orang Arabnya maupun orang ajamnya, kecuali sebagian sisa-sisa ahli kitab." (5)
Baca selanjutnya:
Daftar Isi Buku Ini.
Daftar Buku Perpustakaan Ini.
===
Catatan Kaki:
4. HR. Al-Bukhari No. 1359 dan Muslim No. 2658 dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Tidaklah seorang anak dilahirkan, melainkan dalam keadaan fitrah. Maka orang tuanya yang akan menjadikan anak tersebut yahudi, nashrani atau majusi, sebagaimana hewan ternak melahirkan hewan yang lengkap, apakah kalian melihatnya cacat?"
Kemudian Abu Hurairah membaca ayat:
"(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus." (QS. Ar-Ruum [30]: 30)
5. Ini adalah potongan hadits riwayat Muslim No. 2865 dari 'Iyadh bin Himar Al-Mujasyi'i, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda dalam salah satu kesempatan khutbahnya,
"Ketahuilah, Rabbku memerintahkanku untuk mengajarkan kalian sesuatu yang kalian tidak ketahui, yang Dia ajarkan kepadaku hari ini. Dia berfirman, 'Setiap harta yang Aku berikan kepada seorang hamba adalah halal. Dan bahwa Aku menciptakan hamba-hamba-Ku semuanya dalam keadaan hanif (mentauhidkan Allah). Kemudian setan-setan datang menghadang dan menyesatkan mereka dari agama tauhid mereka, dengan cara mengharamkan sesuatu yang Kuhalalkan bagi mereka. Para setan itu memerintahkan manusia untuk menyekutukan-Ku (berbuat syirik) dengan sesuatu yang tidak pernah Kuturunkan kekuasaan padanya.' Dan sesungguhnya Allah melihat penduduk bumi, maka Dia pun membenci mereka, baik dari kalangan orang Arabnya maupun orang ajamnya, kecuali sebagian sisa-sisa ahli kitab."
===
Maraji'/ sumber:
Kitab: Syarah Al-Qawa'id Al-Arba' (Syarah Mutun Al-Aqidah), Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab, Penulis Syarah: Syaikh Saad bin Nashir Asy-Syatsriy hafizhahullah (Dewan Penasihat Kerajaan Saudi Arabia dan Mantan Anggota Haiah Kibaril Ulama), Tanpa Keterangan Penerbit, Tanpa Keterangan Cetakan, Tanpa Keterangan Tahun, Judul Terjemahan: Syarah Al-Qawa'id Al-Arba', Penerjemah: Muflih Safitra, Penerbit: Naashirussunnah, Jakarta - Indonesia, Cetakan ke-1, Rabi'ul Akhir 1437 H/ Februari 2016 M.
===
Wakaf dari Ibu Anny - Jakarta untuk Perpustakaan Baitul Kahfi Tangerang. Semoga Allah menjaganya dan memudahkan segala urusan kebaikannya.
===
Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!