Skip to main content

Syarah Ushulus Sittah (6/2)

Syarh Al Ushul As Sittah.

Syarah Ushulus Sittah.

Penjelasan Enam Landasan Utama.

Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah.

Bayu Abdurrahman.

Syaikh rahimahullah menyebutkan tanda-tanda kecintaan seseorang kepada Allah dan ciri-ciri wali Allah, yang beliau ambil dari beberapa ayat dalam Al Qur'an.

Ayat pertama. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam surat Ali 'Imran:

"Katakanlah, 'Jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku niscaya Allah akan mencintai kalian." (QS. Ali 'Imran: 31)

Ayat ini disebut ayatul mihnah (yakni ayat ujian). Ayat ini turun tatkala ada suatu kaum mengaku mencintai Allah. Barangsiapa yang mengaku cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, kita lihat amalannya. Apabila amalannya mengikuti Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, berarti pengakuan dia benar, dan apabila ternyata amalannya tidak mengikuti beliau Shallallahu 'alaihi wa Sallam, berarti dia tidak mencintai Allah.

Ayat kedua. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,

"Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kalian murtad dari agama Allah, maka Allah akan mendatangkan satu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya." (QS. Al Maidah: 54)

Dua ayat tadi memberitahukan sifat-sifat wali Allah yang merupakan tanda dan buah dari cintanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, di antaranya:

1. Lemah lembut terhadap orang-orang Mukmin, tidak memerangi, tidak melawan, serta tidak berseteru dengan mereka.

2. Bersikap keras terhadap orang-orang kafir.

3. Berjihad di jalan Allah dengan mengerahkan seluruh kemampuannya untuk memerangi musuh-musuh Allah agar kalimat Allah menjadi yang paling tinggi.

4. Tidak takut terhadap celaan orang dalam menjalankan agama Allah, sehingga celaan tersebut tidak akan menyurutkan mereka dalam menegakkan agama Allah.

Ayat ketiga. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam Al Qur'an surat Yunus,

"Ketahuilah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak merasa ketakutan dan tidak pula merasa bersedih hati (yakni) orang-orang yang beriman dan mereka tetap bertakwa." (QS. Yunus: 62)

Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan dalam ayat ini bahwa wali-wali Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah mereka yang disebutkan oleh Allah mempunyai dua sifat: iman dan takwa. Iman tempatnya dalam hati sedangkan takwa dilaksanakan dengan anggota badan. Barangsiapa yang mengaku wali tapi tidak memiliki dua sifat ini, berarti dia telah berdusta.

Kemudian Syaikh rahimahullah menjelaskan bahwasanya makna wali-wali Allah ini dibalik oleh mereka yang mengaku berilmu dan sanggup memberi petunjuk kepada manusia serta menguasai ilmu-ilmu syar'i. Wali menurut mereka adalah orang yang tidak mengikuti para Rasul, tidak berjihad di jalan Allah dan tidak beriman dan bertakwa kepada-Nya.

Alangkah baiknya jika kita menukil perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam bukunya berjudul Al Furqan Baina Auliya Ar Rahman wa Auliya Asy Syaithan (Pembeda Antara Wali-wali Ar Rahman dan Wali-wali Setan). Beliau berkata, "Sungguh Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjelaskan di dalam Kitab-Nya dan di dalam Sunnah Rasul-Nya bahwa Allah memiliki waliwali dari kalangan manusia; begitu juga setan, dia memiliki wali-wali dari kalangan manusia juga. Dan Allah membedakan antara wali-wali Ar Rahman dan wali-wali setan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang wali-wali Ar Rahman,

"Ketahuilah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak merasa ketakutan dan tidak pula merasa bersedih hati (yakni) orang-orang yang beriman dan mereka tetap bertakwa. Mereka mendepat kabar gembira bakal berbahagia di dunia dan akhirat. Tidak ada pergantian dalam kalimat-kalimat Allah. Yang demikian adalah kemenangan yang besar." (QS. Yunus: 62-64)

Allah berfirman tentang wali-wali setan,

"Apabila kamu membaca Al Qur'an, berlindunglah kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Sesungguhnya setan itu tidak mempunyai kekuasaan terhadap orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaan setan hanyalah terhadap orang-orang yang mengambilnya sebagai wali dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah." (QS. An Nahl: 98)

Baca selanjutnya:

Daftar Isi Buku Ini.

Daftar Buku Perpustakaan Ini.

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Syarh Kasyf Asy Syubuhaat wa Yaliihi Syarh Al Ushul 'alaihis salam Sittah, Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab, Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Penerbit: Dar Ats Tsarayya, Kerajaan Saudi Arabia, Tanpa Keterangan Cetakan, Tahun: 1416 H/ 1996 M, Judul Terjemahan: Syarah Kasyfu Syubuhat Membongkar Akar Kesyirikan dilengkapi Syarah Ushulus Sittah, Penerjemah: Bayu Abdurrahman, Penerbit: Media Hidayah, Jogjakarta - Indonesia, Cetakan Pertama, Rabi'uts Tsani 1425 H/ Juni 2004 M.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Popular posts from this blog