Skip to main content

Kewajiban Mengkufuri thaghut (2) | Syarah Tsalatsatul Ushul

Syarh Tsalaatsatil Ushuul.

Syarah Tsalaatsatul Ushuul.
Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam.
Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim.

Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah.

Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman.

Syarah Tsalatsatul Ushul.

Ketiga.

Ma'rifatun Nabi.
Mengenal Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam.

Yang dimaksudkan dengan perkataan Ibnul Qayyim rahimahullah: "...atau yang ditaati", adalah para umara' yang ditaati karena syar'i maupun karena kebesaran atau keagungannya. Para umara' itu ditaati karena syar'i, manakala mereka memerintahkan sesuatu yang tidak bertentangan dengan perintah Allah dan Rasul-Nya. Dalam hal semacam ini tidak benar jika mereka dikatakan sebagai thaghut. Bahkan mendengar dan menaati mereka merupakan kewajiban bagi rakyat. Ketaatan rakyat terhadap ulil amri dalam hal ini dan dengan ikatan seperti ini merupakan bentuk ketaatan kepada Allah 'Azza wa Jalla. Oleh karena itu, seyogianya kita mesti selalu ingat bahwa ketika kita menunaikan apa yang diperintahkan oleh ulil amri dalam hal yang memang wajib ditaati, kita dalam menunaikan hal itu berarti beribadah kepada Allah 'Azza wa Jalla dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan cara mentaati ulil amri itu; sehingga perintah yang kita tunaikan ini menjadi suatu bentuk pendekatan diri (qurbah) kepada Allah 'Azza wa Jalla. Yang menjadi dasar bahwa kita mesti ingat akan hal ini adalah karena Allah 'Azza wa Jalla berfirman,

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya serta ulil amri di antara kalian..." (An-Nisa' [4]: 59)

Ketaatan kepada umara' bisa juga karena kebesaran umara' tersebut. Umara' itu, jika memiliki kekuasaan yang kuat, maka manusia akan mematuhi mereka lantaran kuatnya kekuasaan itu, jika bukan karena kendali iman. Sebab, ketaatan kepada ulil amri itu sebenarnya atas dasar kendali iman; dan inilah ketaatan yang bermanfaat, bagi para ulil amri itu sendiri maupun juga manusia atau rakyat seluruhnya. Terkadang ketaatan atau kepatuhan itu lantaran kendali sang penguasa; karena dia kuat, sehingga manusia merasa takut dan khawatir kepadanya. Sebab ia akan menyiksa siapa saja yang menyelisihi perintahnya.

Oleh karena itu, dapat kami katakan bahwa hubungan antara manusia pada umumnya dengan para penguasa mereka dalam masalah ini terbagi menjadi beberapa kondisi:

Pertama: Kuatnya kendali iman dan kendali penguasa. Inilah bentuk ketaatan yang paling sempurna dan paling tinggi.

Kedua: Lemahnya kendala iman dan kendali penguasa. Ini adalah kondisi yang paling rendah dan paling berbahaya bagi masyarakat, baik terhadap penguasa itu sendiri maupun bagi rakyat. Sebab jika kendali iman dan kendali penguasa itu lemah, maka yang terjadi adalah anarki pemikiran, akhlak maupun perbuatan.

Ketiga: Lemahnya kendali iman dan kuatnya kendali penguasa. Ini adalah tingkatan nomor tengah. Sebab jika kendala penguasa itu kuat, maka hal itu akan lebih bermaslahat bagi umat dalam bentuk luarnya. Jika kekuatan penguasa itu sudah tersembunyi, maka anda tidak perlu tanya lagi mengenai kondisi umat dan aktivitasnya yang buruk.

Keempat: Kuatnya kendali iman dan lemahnya kendali penguasa. Dalam kondisi seperti ini, maka perwujudan luarnya lebih rendah daripada kondisi yang ketiga di atas, akan tetapi hubungan antara manusia dengan Rabbnya jauh lebih sempurna dan lebih tinggi.

Baca selanjutnya:

Daftar Isi Buku Ini.

Daftar Buku Perpustakaan Ini.

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Syarh Tsalaatsatil Ushuul, Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah, Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah, Penyusun: Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman, Penerbit: Darul Tsarya, Riyadh - Kerajaan Arab Saudi, Cetakan III, Tahun 1997 M, Judul Terjemahan: Syarah Tsalaatsatul Ushuul (Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam, Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim), Penerjemah: Hawin Murtadlo, Salafuddin Abu Sayyid, Editor: Muhammad Albani, Penerbit: Al-Qowam, Sukoharjo - Indonesia, Cetakan XIII, Maret 2016 M.

===

Wakaf dari Ibu Anny - Jakarta untuk Perpustakaan Baitul Kahfi Tangerang.
Semoga Allah menjaganya dan memudahkan segala urusan kebaikannya.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Popular posts from this blog