Skip to main content

Epilog: Hukum Safar ke Negeri-negeri Kafir (4) | Syarah Tsalatsatul Ushul

Syarh Tsalaatsatil Ushuul.

Syarah Tsalaatsatul Ushuul.
Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam.
Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim.

Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah.

Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman.

Syarah Tsalatsatul Ushul.

Ketiga.

Ma'rifatun Nabi.
Mengenal Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam.

Kelima: Bermukim dalam rangka belajar (sekolah). Ini berarti termasuk kategori yang sebelumnya (keempat), yaitu bermukim untuk suatu kepentingan. Namun ini lebih berbahaya terhadap agama dan akhlak si pemukim. Seorang siswa tentu akan merasakan kerendahan martabat atau statusnya dan merasakan ketinggian martabat guru-gurunya. Ini akan memunculkan pengagungan terhadap mereka serta perasaan puas terhadap pendapat-pendapat mereka, pemikiran-pemikiran mereka serta perilaku mereka, sehingga akhirnya ia akan taklid kepada mereka, kecuali orang yang dikehendaki oleh Allah untuk bisa selamat, namun jumlahnya sedikit. Dan juga seorang siswa akan merasakan juga kepentingan terhadap gurunya, sehingga hal ini akan melahirkan cinta kasih kepadanya serta menyanjungnya terhadap apa yang ada pada gurunya itu, berupa penyimpangan dan kesesatan. Di samping itu, seorang siswa di tempat ia belajar tentu mempunyai banyak kawan; dan di antara sekian banyak kawannya itu, ia tentu punya beberapa teman dekat yang ia cintai dan ia percayai, serta mengambil keuntungan dari mereka. Dikarenakan adanya bahaya bermukim dalam rangka sekolah semacam ini, maka penjagaan terhadap diri harus lebih optimal melebihi yang sebelumnya. Dan untuk hal ini, di samping dua syarat pokok di atas yang harus dipenuhi, ada lagi syarat-syarat tambahan yang harus dipenuhi pula. Yaitu:

1. Siswa harus benar-benar mempunyai kematangan akal pikiran yang dapat membedakan antara yang bermanfaat dan bermudarat serta dapat melihat masa depan yang jauh. Sedangkan pengiriman siswa-siswa yang masih kecil umurnya dan yang akalnya masih kerdil, maka ia akan sangat membahayakan agama, akhlak dan perilaku mereka; di samping juga akan membawa bahaya terhadap umat mereka, di mana mereka tentu akan kembali ke negerinya dan 'menyemburkan' racun-racun yang telah mereka teguk dari orang-orang kafir itu, sebagaimana kenyataan yang terjadi. Banyak dari mereka yang dikirim belajar itu, pulang ke kampung halaman tidak sebagaimana ketika mereka pergi. Mereka kembali dalam keadaan menyimpang dari agama, akhlak dan perilaku mereka sebelumnya. Yang terjadi selanjutnya adalah bahaya terhadap diri mereka sendiri dan juga terhadap masyarakatnya, seperti yang dapat kita ketahui dan kita saksikan. Perumpamaan dari pengiriman mereka itu tidak lain adalah seperti menyuguhkan biri-biri ke hadapan serigala.

2. Siswa harus memiliki syariah yang memungkinkannya untuk dapat membedakan antara yang haq dan yang batil, serta dapat menyingkirkan kebatilan itu dengan kebenaran agar ia tidak tertipu oleh kebatilan yang ada pada diri mereka, sehingga mengira kebatilan tersebut merupakan kebenaran, atau kebatilan itu menjadi rancu baginya, atau tidak mampu menolaknya sehingga ia terus menjadi bingung, atau malah mengikuti kebatilan itu.

Dalam doa ma'tsur diajarkan:

اَللَّهُمَّ أَرِ نِي الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنِي اتِّبَاعَهُ, وَأَرِ نِي الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنِي اجْتِنَابَهُ, وَلَا تَجْعَلْهُ مُلْتَبِسًا عَلَيَّ فَأَضِلَّ.

Allaahumma arinil haqqa haqqan, warzuqnit tibaa'ah, wa arinil baa-thila baa-thilan, warzuqnij tinaabah, wa laa taj'al-hu multabisan 'alayya fa-a-dhilla.

"Ya Allah, perlihatkan aku bahwa yang benar itu benar, dan berilah aku kekuatan untuk mengikutinya. Dan perlihatkanlah aku bahwa yang batil itu batil, dan berilah aku kekuatan untuk menjauhinya. Jangan Engkau jadikan kebatilan itu rancu bagiku, sehingga aku bisa tersesat."

3. Si siswa harus memiliki agama yang dapat melindunginya, dan dengan agamanya itu ia dapat membentengi diri dari kekufuran dan kefasikan. Orang yang lemah agamanya tidak bisa selamat bila bermukim di sana, kecuali jika Allah menghendaki. Itu dikarenakan kuatnya berbagai hantaman dan lemahnya pertahanan. Sarana-sarana kekufuran dan kefasikan di sana sangat kuat, banyak dan beraneka ragam. Dan jika hal ini menimpa obyek yang lemah pertahanannya, maka sudah tentu memberikan pengaruh.

Baca selanjutnya:

Daftar Isi Buku Ini.

Daftar Buku Perpustakaan Ini.

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Syarh Tsalaatsatil Ushuul, Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah, Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah, Penyusun: Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman, Penerbit: Darul Tsarya, Riyadh - Kerajaan Arab Saudi, Cetakan III, Tahun 1997 M, Judul Terjemahan: Syarah Tsalaatsatul Ushuul (Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam, Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim), Penerjemah: Hawin Murtadlo, Salafuddin Abu Sayyid, Editor: Muhammad Albani, Penerbit: Al-Qowam, Sukoharjo - Indonesia, Cetakan XIII, Maret 2016 M.

===

Wakaf dari Ibu Anny - Jakarta untuk Perpustakaan Baitul Kahfi Tangerang.
Semoga Allah menjaganya dan memudahkan segala urusan kebaikannya.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Popular posts from this blog