Dalam lambung pencernaan bersifat kolerik (panas dan kering), karena di dalamnya terdapat satu bagian dari empedu kuning yang disebut al-mirroh ash-shofro, yaitu berwujud asam lambung.
Sebagian besar pemecahan nutrisi menjadi sari makanan yang lebih halus terjadi di lambung. Di lambung juga berbagai makhluq yang membahayakan seperti bakteri parasit dan sebagainya dimusnahkan.
Makanan yang telah dilumatkan kemudian akan mengalir sebanyak 70 sentimeter kubik (cc) melalui lubang pintu keluar yang disebut bhawwab. Ketika sejumlah kecil makanan masuk ke usus dua belas jari, katup pilorik akan tertutup sampai makanan cair tersebut dinetralkan oleh getah usus dua belas jari, getah pankreas dan cairan empedu yang bersifat basa.
Getah pankreas dan cairan empedu berasal dari saluran empedu dan saluran pankreas masuk ke dalam usus dua belas jari pada suatu lubang yang disebut ampula hepatopankreatika, atau ampula vateri, yaitu sepuluh sentimeter dari katup pilorik.
Garam empedu yang merupakan bagian dari empedu kuning hasil pelepasan saluran hati dan kandung empedu berguna untuk mengurangi tegangan permukaan isi usus dan membantu membentuk emulsi dari lemak yang dimakan.
Sementara getah pankreas berisi tiga enzim pencerna yang bersifat basa, yaitu amilase untuk mencerna karbohidrat (zat tepung), lipase atau enzim pemecah lemak menjadi gliserin dan asam lemak. Lipase paling kuat bila bekerja bersama dengan empedu.
Enzim terakhir adalah tripsin yang mencerna protein menjadi struktur lebih sederhana berupa ikatan polipeptida. Diketahui juga enzim pembeku susu terdapat dalam getah pankreas.
Dalam usus dua belas jari juga terdapat beberapa kelenjar khas yang dikenal sebagai kelenjar Brunner dimana kelenjar ini menghasilkan cairan kental bersifat alkali (basa) agar lapisan usus dua belas jari terlindungi dari pengaruh isi lambung yang asam. Oleh karenanya keseimbangan antara asam dan basa merupakan kunci untuk fungsi yang sehat dari usus dua belas jari.
Usus dua belas jari rentan terhadap penyakit yang bersifat kolerik (panas dan kering), dikarenakan pengaruh asam lambung serta empedu. Umumnya menyebabkan perlukaan dan jika empedu hitam ikut terlibat, borok cenderung kronis seperti pada kasus demam tifoid kronis. Selain itu perlukaan juga dapat menyebabkan terganggunya saluran empedu, pankreas atau mengakibatkan rasa mual.
Dalam usus juga terdapat sukus enterikus yang di dalamnya berisi enzim atau getah usus yang menyempurnakan pencernaan semua makanan. Enzim tersebut antara lain, enterokinase (berasal dari getah pankreas), erepsin yang menyempurnakan penyerapan protein menjadi struktur lebih kecil berupa asam amino.
Kemudian ada tiga enzim yang bekerja atas karbohidrat, berupa intertase bekerja atas gula, lactase bekerja membelah laktosa dan maltase yang mengubah maltosa menjadi dextrose.
Sementara itu isi usus yang cair akan dijalankan oleh serangkaian gerak bergelombang yang memompa dengan cepat. Setiap gerakan lamanya satu detik dan antara satu gerakan ada istirahat beberapa detik. Gerakan berupa segmental dan gerakan pendulum.
Gerakan segmental berperan memisahkan satu bagian makanan di usus dari beberapa bagian lainnya agar bisa dicerna dan diserap. Oleh karenanya terdapat bagian kosong di usus puasa (jejunum). Sementara gerakan pendulum menyebabkan isi usus bercampur dengan empedu yang berasal dari hati dan getah pankreas dari pankreas.
Atas peran berbagai getah pencerna, yaitu ludah, getah lambung, getah pankreas, dan sukus enterikus, maka berbagai bahan makanan dapat disederhanakan hingga akhirnya dapat diserap. Adapun makanan yang telah dicerna dan siap diserap, mencapai akhir usus kecil dalam waktu sekitar empat jam.
Sedangkan penyerapan makanan yang telah dicerna utamanya dilakukan di usus penyerapan (ileum) melalui dua saluran, yaitu pembuluh kapiler darah dan saluran limfe (getah bening) di vili (jonjot usus), yakni sebelah dalam permukaan usus halus yang bekerja seperti pompa pendorong. Setelah memasuki kapiler darah di vili, sari-sari makanan akan melalui vena portal ke hati untuk mengalami beberapa perubahan. Imam adz-Dzahabi rohimahuLLOOH menyebutkan bahwasanya di antara lambung dan hati terdapat urat-urat, di dalamnya makanan sampai dari lambung kepadanya, ini adalah makna sabda Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam:
"Lambung adalah kolamnya badan sedangkan urat-urat mengalir kepadanya."
Setelah melewati hati, sari-sari makanan akan diubah menjadi beberapa jenis darah untuk menutrisi organ tubuh dan lain sebagainya.
Oleh karenanya Imam adz-Dzahabi berkata, "Lalu hati menyedot apa yang paling bagus dalam makanan dengan urat-urat itu lalu dimasak dengan masakan lain sehingga menjadi darah, apabila menjadi darah dikirimkan ke setiap organnya yang dapat mencukupinya dan apa yang dituntut oleh wataknya, dan makanan yang menyusul terdorong ke usus dengan yang paling baiknya dan sisanya terdorong seperti itu juga."
Kemudian beliau rohimahuLLOOH juga menyebutkan, "Hati mengirimkan makanan yang paling bagus dan sehat ke jantung dan mengirimkan ke paru-paru yang paling lembut dan paling kuat, yang basah ke otak, mengirimkan ke tulang yang paling keras dan paling kering dan kotorannya bersisa di dalamnya, lalu satu bagian darinya didorong ke kandung empedu yang dinamakan empedu kuning dan satu bagian ke limpa yang dinamakan empedu hitam, satu bagian dari kandung empedu didorong ke usus lalu membantu keluar yang berat dan satu bagian dari limpa didorong ke mulut lambung lalu menimbulkan selera makan."
Di samping itu beliau berkata, "Ketahuilah bahwa pencernaan lambung memiliki sisa (ampas) air seni, empedu hitam (dari limpa), dan empedu kuning, maka Maha Suci ALLOH Yang Maha Pemurah dan Penyayang, Pencipta, Pembuat dan Pembentuk."
Oleh karenanya ampas hasil pencernaan yang tidak diserap oleh usus halus akan dipilah ke dalam usus besar melalui katup ileosekal. Kemudian ampas makanan tersebut dipengaruhi oleh cairan melankholik (mirroh as-sauda') yang bersifat pengkelat, sehingga tinja yang telah mencapai kolon desenden (sebelah kiri) menjadi pejal dikarenakan hilangnya unsur air, karena diserap kembali oleh tubuh dan pengeringan oleh unsur tersebut.
Demikianlah ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala menciptakan usus halus dengan sedemikian bentuk agar dapat bekerja dengan sangat baik, Maha Besar ALLOH dengan segala ciptaannya. Merugilah orang-orang yang merusak ususnya dengan memasukkan makanan secara berlebihan.
Dikutip dari kitab ath-Thibbun Nabawi karya Imam adz-Dzahabi, Ibnu Sina berkata, "Hindari makan sebelum mencerna makanan. Ketahuilah bahwa kenyang itu perbuatan yang diada-adakan setelah abad pertama." WALLOOHU a'lam.
===
Sumber:
Tabloid Bekam Edisi 15/ Tahun ke-3/ Tahun 2012
===
Layanan gratis estimasi biaya rangka atap baja ringan, genteng metal, dan plafon gypsum:
http://www.bajaringantangerang.com
===
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT