Arti penting Sunnah sebagai solusi bagi problema ummat
===
Pembaca budiman,
Ceramah berikut disampaikan Fadhilatusy Syaikh Salim bin 'Id al-Hilali hafizhohuLLOOH, sebagai penceramah kedua. Kandungan ceramah ini merupakan rangkaian dari ceramah sebelumnya yang telah disampaikan Fadhilatusy Syaikh 'Ali bin Hasan bin 'Ali bin 'Abdul Hamid al-Halabi al-Atsari hafizhohuLLOOH pada sesi pertama. Diterjemahkan dan takhrij hadits oleh Abul 'Abbas Kholid Syamhudi, disunting oleh Tim redaksi.
===
Setelah menyampaikan pujian kepada ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala, bersholawat atas Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam dan khutbatul hajah, kemudian Fadhilatusy Syaikh Salim bin 'Id al-Hilali hafizhohuLLOOH menyampaikan muhadhorohnya:
Sungguh, kejadian-kejadian yang menimpa ummat Islam dan menyapu negeri mereka, sebenarnya tercakup dalam konteks firman ALLOH Ta'ala,
"Sesungguhnya ALLOH tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri."
(Qur-an Suroh ar-Ro'd (13): ayat 11)
Sesungguhnya ALLOH Tabaroka wa Ta'ala, Maha Kuasa melakukan apa saja yang dikehendaki-NYA. Seluruh perkara di alam semesta ini terjadi berdasarkan taqdir dan ketetapan-NYA. DIA Sub-haanahu wa Ta'aala telah menetapkan sunnah-sunnah kauniyah dan sunnah syar'iyah bagi terciptanya kemuliaan, (maka) begitu pula (DIA) telah menggariskan sunnah kauniyah serta sunnah syar'iyah bagi terjadinya kehinaan.
Ummat manapun yang menempuh sebab-sebab yang menyeret pada kehinaan, niscaya kekuatannya akan hancur. Dan ummat manapun yang menempuh faktor-faktor yang mendatangkan kejayaan, niscaya akan menggapai kemuliaan, walaupun sebelumnya merupakan bangsa rendahan.
Dalam ayat yang mulia ini, ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala menyampaikan sebuah masalah, yang semestinya direnungi serta dipahami oleh orang-orang berakal dan oleh kaum Muslimin. Yakni, ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala menjelaskan, bahwa DIA-lah yang merubah keadaan ummat-ummat manusia dan merubah kondisi suatu bangsa. DIA-lah yang memutar roda perjalanan ummat dan mengatur keadaan mereka.
Firman ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala, "Sesungguhnya ALLOH tidak merubah keadaan suatu kaum."
Di sini, dipaparkan bahwa perubahan berasal dari ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala. Namun, ummat yang ingin agar ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala merubah kondisi dan semua kejadian yang menimpa mereka, berupa kehinaan, kerendahan dan kehancuran, wajib menempuh dan mengikuti langkah-langkah syar'i (yang disyari'atkan) yang telah ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala uraikan. Yaitu, jiwa-jiwa yang menjadi rendah karena kejahatan ini, hendaknya meninggalkan kejahatan, kejelekan, kebodohan, kezholiman, dan kebid'ahan. Yakni mereka harus merubah keadaan diri mereka.
Jadi, titik awal perubahan, bermula dari diri anda sendiri, wahai hamba ALLOH! Yaitu, hendaknya anda memulai melaksanakan proyek perubahan pada diri anda sendiri dan pada ummat, hingga dengannya ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala akan merubah keburukan yang menimpa ummat; dimana ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala tidak akan mencabut keadaan buruk ini sampai mereka kembali kepada agamanya.
Firman ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala, "sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri."
Untuk itu, mulailah melangkah dengan merubah diri sendiri dan kondisi ummat. Niscaya ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala akan merubah keadaan mereka. Hal ini, telah ditegaskan Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam yang mulia dalam hadits shohih yang mulia. Yaitu hadits Ibnu 'Umar ro-dhiyaLLOOHU 'anhuma dari ayahnya dari Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam, Beliau bersabda,
"Apabila kalian telah berjual beli dengan sistem 'inah, mengikuti ekor-ekor sapi dan larut dengan pertanian serta meninggalkan jihad, maka ALLOH akan menimpakan kalian kehinaan; tidak mencabutnya (dari kalian) hingga kalian kembali kepada agama kalian."
(Hadits Riwayat Imam Abu Dawud)
ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala telah menjelaskan sunnah-sunnah kauniyah dan syar'iyah kepada ummat ini; jika mereka mengaplikasikan dan menjalankannya, maka mereka akan menjadi ummat terbaik, seperti yang ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala kehendaki dan persaksikan dalam firman-NYA,
"Kamu adalah ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia."
(Qur-an Suroh Ali 'Imron (3): ayat 110)
Dan firman ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala,
"Dan demikian (pula) KAMI telah menjadikan kamu (ummat Islam), ummat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rosul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu."
(Qur-an Suroh al-Baqoroh (2): ayat 143)
Ummat ini adalah ummat pilihan dan ummat yang adil. Semua kejadian yang telah menimpanya dan akan melandanya, berupa kelesuan dan kelemahan, itu hanyalah perkara ringan yang mudah hilang -dengan izin ALLOH- ketika mereka kembali kepada agama mereka dan berpegang teguh dengan Sunnah Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam. Semoga hal ini segera terwujud!
Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam pun telah menerangkan bahwa qowam (kepemimpinan) dan qiyam (tegaknya eksistensi) ummat ini hanyalah ada dengan dua perkara.
Pertama. Qowam (kepemimpinan) ummat ini adalah dengan 'ilmu.
Yang dimaksud dengan 'ilmu, yakni firman ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala, sabda Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam, dan perkataan para Shohabat ro-dhiyaLLOOHU 'anhum. Tidak mungkin ummat ini mampu menjaga citra, kemandirian dan keteladanannya (di hadapan ummat-ummat yang lain), selain dengan kekuatan 'ilmu. Hal ini telah dijelaskan Syaikh 'Ali hafizhohuLLOOH dengan baik dan keterangannya berisi kebaikan yang besar. (Lihat pembahasan Mengapa Musibah Terus Mendera?, Red.)
Kedua. Qiyam (tegaknya eksistensi) ummat ini sehingga terus dapat menjaga posisi kepemimpinannya, dapat memberikan kehidupan, kekuatan, kesinambungan dan kekokohan serta kemajuannya, hanyalah bila 'ilmu tersebut dibangun berdasarkan Sunnah Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam.
Apabila 'ilmu tersebut berasaskan firman ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala, sabda Rosul-NYA shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam dan perkataan para Shohabat ro-dhiyaLLOOHU 'anhum, maka itulah 'ilmu atsari (pusaka dari generasi terdahulu) yang ditekankan oleh ALLOH, Rosul-NYA dan syari'at-NYA untuk dipelajari. Dan agama menempatkan pemilik 'ilmu ini pada thobaqot (generasi, tingkatan manusia) terbaik ummat ini. Seperti tertuang dalam firman ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala,
"Sesungguhnya yang takut kepada ALLOH di antara hamba-hamba-NYA, hanyalah 'Ulama."
(Qur-an Suroh Fathir (35): ayat 28)
Adapun bila 'ilmu tersebut didasarkan kepada ro'yi, qiyas, ilmu kalam dan filsafat, maka menyeret ummat ini menuju jurang penyimpangan dan kehancuran.
Bersambung...
===
Sumber:
Majalah as-Sunnah, Upaya menghidupkan Sunnah, Edisi 01/ Tahun XI/ 1428 H/ 2007 M.
===
Layanan gratis estimasi biaya rangka atap baja ringan, genteng metal, dan plafon gypsum:
http://www.bajaringantangerang.com
===
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT