al-Mab-hats
Ustadz Anas Burhanuddin
Tanda-tanda hajji mabrur (3)
Kedua: 'Amalan-'amalannya dilakukan dengan baik, sesuai dengan tuntunan Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam. Paling tidak, rukun-rukun dan kewajibannya dijalankan, dan semua larangan ditinggalkan. Jika terjadi kesalahan, maka hendaknya segera melakukan penebusan yang telah ditentukan.
Di samping itu, hajji yang mabrur juga memperhatikan keikhlasan hati, yang seiring dengan majunya zaman semakin sulit dijaga. Mari merenungkan perkataan Syuroih al-Qodhi rohimahuLLOOH: "Yang (benar-benar) berhajji sedikit, meski jama'ah hajji banyak. Alangkah banyak orang yang berbuat baik, tapi alangkah sedikit yang ikhlash karena ALLOH 'Azza wa Jalla." (6)
Pada zaman dahulu ada orang yang menjalankan 'ibadah hajji dengan berjalan kaki setiap tahun. Suatu malam ia tidur di atas kasurnya dan ibunya memintanya untuk mengambilkan air minum. Ia merasakan berat untuk bangkit memberikan air minum kepada sang ibu. Ia pun teringat perjalanan hajji yang selalu ia lakukan dengan berjalan kaki tanpa merasa berat. Ia mawas diri dan berpikir bahwa pandangan dan pujian manusialah yang telah membuat perjalanan itu ringan. Sebaliknya saat menyendiri, memberikan air minum untuk orang yang paling berjasa pun terasa berat. Akhirnya, ia pun menyadari bahwa dirinya telah bersalah. (7)
===
(6) Kitab Lathoo-iful Ma'aarif 1/257.
(7) Kitab Lathoo-iful Ma'aarif 1/257.
===
Sumber:
Majalah as-Sunnah Edisi 08/ Tahun XIII/ Dzulqo'dah 1430 H/ November 2009 M.
===
Layanan gratis estimasi biaya rangka atap baja ringan, genteng metal, dan plafon gypsum:
http://www.bajaringantangerang.com
===
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Ustadz Anas Burhanuddin
Tanda-tanda hajji mabrur (3)
Kedua: 'Amalan-'amalannya dilakukan dengan baik, sesuai dengan tuntunan Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam. Paling tidak, rukun-rukun dan kewajibannya dijalankan, dan semua larangan ditinggalkan. Jika terjadi kesalahan, maka hendaknya segera melakukan penebusan yang telah ditentukan.
Di samping itu, hajji yang mabrur juga memperhatikan keikhlasan hati, yang seiring dengan majunya zaman semakin sulit dijaga. Mari merenungkan perkataan Syuroih al-Qodhi rohimahuLLOOH: "Yang (benar-benar) berhajji sedikit, meski jama'ah hajji banyak. Alangkah banyak orang yang berbuat baik, tapi alangkah sedikit yang ikhlash karena ALLOH 'Azza wa Jalla." (6)
Pada zaman dahulu ada orang yang menjalankan 'ibadah hajji dengan berjalan kaki setiap tahun. Suatu malam ia tidur di atas kasurnya dan ibunya memintanya untuk mengambilkan air minum. Ia merasakan berat untuk bangkit memberikan air minum kepada sang ibu. Ia pun teringat perjalanan hajji yang selalu ia lakukan dengan berjalan kaki tanpa merasa berat. Ia mawas diri dan berpikir bahwa pandangan dan pujian manusialah yang telah membuat perjalanan itu ringan. Sebaliknya saat menyendiri, memberikan air minum untuk orang yang paling berjasa pun terasa berat. Akhirnya, ia pun menyadari bahwa dirinya telah bersalah. (7)
===
(6) Kitab Lathoo-iful Ma'aarif 1/257.
(7) Kitab Lathoo-iful Ma'aarif 1/257.
===
Sumber:
Majalah as-Sunnah Edisi 08/ Tahun XIII/ Dzulqo'dah 1430 H/ November 2009 M.
===
Layanan gratis estimasi biaya rangka atap baja ringan, genteng metal, dan plafon gypsum:
http://www.bajaringantangerang.com
===
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT