Hadits tentang Yasin
Soal:
Bagaimanakah maksud hadits:
"Bacakanlah suroh Yasin terhadap orang yang akan mati di antara kalian."
Jawab:
Imam Ahmad, Imam Abu Dawud, Imam an-Nasa-i, Imam Ibnu Majah, Imam Ibnu Hibban dan Imam al-Hakim, dari Ma'qol bin Yasar ro-dhiyaLLOOHU 'anhu, dari Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam, bahwasanya Beliau shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam bersabda,
"Bacakanlah suroh Yasin terhadap orang yang akan mati di antara kalian."
Lafazh hadits ini, di dalam riwayat Imam Ahmad (disebutkan):
"Suroh Yasin adalah hati (jantung) al-Qur-an. Tidak ada seorang pun yang membacanya yang menginginkan ALLOH dan hari Akhiroh, kecuali dia akan diampuni dosanya. Dan bacakanlah suroh itu terhadap orang yang akan mati di antara kalian." (*)
Hadits ini dishohihkan oleh Imam Ibnu Hibban rohimahuLLOOH, sedangkan Yahya bin al-Qot-thon menjelaskan illatnya (cacatnya) berupa idhthirob (guncang), mauquf (sampai shohabat). Abu 'Utsman dan bapaknya yang disebutkan dalam sanadnya ini majhul (tidak diketahui) keadaannya.
Imam ad-Daruquthni rohimahuLLOOH berkata, "Hadits ini sanadnya dho'if (lemah), matannya (isi haditsnya) majhul, dan dalam masalah ini, satupun tidak ada hadits yang shohih."
Berdasarkan keterangan ini, maka kami tidak perlu menjelaskan maksud hadits ini, karena hadits ini tidak shohih. Seandainya dianggap shohih, maka maksudnya adalah membacakan suroh Yasin kepada orang yang sedang sekarat supaya ingat, dan supaya pada akhir masa hidupnya di dunia mendengar bacaan al-Qur-an. (Maksud hadits ini), bukanlah membacakan suroh Yasin kepada orang yang sudah nyata-nyata meninggal.
Ada sebagian orang yang membawa pengertian hadits ini kepada makna zhohirnya, sehingga mengatakan sunnahnya membacakan al-Qur-an kepada orang yang sudah meninggal, karena (menurut mereka, Red.) tidak ada hal yang mengalihkan makna hadits ini dari makna zhohirnya.
Kami bantah dengan perkataan, seandainya hadits ini sah dan maksudnya adalah benar demikian, maka tentu Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam telah melakukannya. Dan tentunya perbuatan Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam sudah disampaikan kepada kita. Akan tetapi, hal itu tidak pernah ada sebagaimana penjelasan di depan. Ini menunjukkan, yang dimaksud dengan kata "mautakum" dalam hadits ini (seandainya shohih) adalah orang-orang yang sedang mengalami sekarat yang terdapat dalam hadits riwayat Imam Muslim dalam kitab Shohiih-nya, bahwa Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam bersabda,
"Tuntunlah orang yang sekarat di antara kalian: Laa ilaaha illaLLOOH."
Sesungguhnya yang dimaksudkan adalah orang-orang yang sekarat, sebagaimana dalam kisah wafatnya Abu Tholib, paman Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam.
WabiLLAHIT taufiq, wa shollaLLOHU 'ala Nabiyyina Muhammad wa 'alihi wa shohbihi ajma'in.
Al-Lajnatud Da-imatu lil Buhutsil 'Ilmiyyah wal Ifta'
Ketua: Syaikh 'Abdul 'Aziz bin 'Abdulloh bin Baaz.
Wakil: Syaijh 'Abdurrozzaq 'Afifi.
Anggota: Syaikh 'Abdulloh bin Ghodayyan.
(Fatawa al-Lajnatid Da-imati lil Buhutsil 'Ilmiyyah wal Ifta' 9/41-42)
===
(*) Dikeluarkan oleh Imam Ahmad 5/26, 27, Imam Abu Dawud 3/489 nomor 3121, Imam Ibnu Majah 1/466 nomor 1448, Imam Ibnu Abi Syaibah 3/237, Imam Ibnu Hibban 7/269 nomor 3002, Imam ath-Thobroni 20/219, 220, 231, nomor 510, 511, dan 541, Imam al-Hakim 1/565, Imam ath-Thoyalisi halaman 126 nomor 931, Imam an-Nasa-i di dalam kitab 'Amalul Yaumi wal Lailah halaman 581, 582 nomor 1074, 1075, Imam al-Baihaqi 3/383, dan Imam al-Baghowi 5/295 nomor 1464.
===
Sumber:
Majalah as-Sunnah, Upaya menghidupkan Sunnah, Edisi 01/ Tahun XI/ 1428 H/ 2007 M.
===
Layanan gratis estimasi biaya rangka atap baja ringan, genteng metal, dan plafon gypsum:
http://www.bajaringantangerang.com
===
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT