Arti penting Sunnah sebagai solusi bagi problema ummat (3)
(Fadhilatusy Syaikh Salim bin 'Id al-Hilali hafizhohuLLOOH berkata:)
Kemudian Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam mewasiatkan, agar mereka mendengar dan ta'at walaupun yang memimpin adalah seorang budak habasyi.
Mendengar dan ta'at merupakan perintah pertama Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam. Arti mendengar ialah mendengarkan ALLOH dan Rosul-NYA. Yaitu mendengarkan serta memperhatikan kitab ALLOH dan Sunnah Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam. Maksudnya, kalian dengarkan firman ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala lalu ta'atilah. Dan kalian dengarkan sabda Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam lalu ikutilah.
Di antara yang diperintahkan ALLOH dan Rosul-NYA, ialah menta'ati pemerintah kita, sebagaimana firman ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala:
"Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah ALLOH dan ta'atilah Rosul(-NYA), dan ulil amri di antara kamu."
(Qur-an Suroh an-Nisa' (4): ayat 59)
Menta'ati pemerintah adalah perkara penting dalam kehidupan seorang Muslim dan ummat, karena pemerintah merupakan tempat bersatunya ummat. Juga, karena penguasa dapat menjaga ekstensi ummat. Oleh karena itu, Amirul Mu'minin 'Ali bin Abi Tholib ro-dhiyaLLOOHU 'anhu berkata, "Harus ada pemerintah, jahat atau baik!"
Para Shohabat 'Ali bertanya, "Pemerintah yang baik telah kami pahami sifatnya, tetapi bagaimana dengan yang fajir (jahat)?"
Beliau ro-dhiyaLLOOHU 'anhu menjawab, "Digunakan untuk memerangi musuh, menegakkan hudud (hukum-hukum pidana), membagi harta rampasan perang, dan mengamankan jalan-jalan."
Jadi, pemerintahan baik adil ataupun fajir (jahat) dapat menjaga eksistensi ummat dan menjaga keamanan, serta melestarikan keistimewaan ummat. Oleh karena itu, engkau menta'atinya bukan karena pribadinya, atau dzatnya, atau (nasab) garis keturunan. Akan tetapi menta'atinya, karena kedudukan yang ALLOH berikan sebagai pemimpin ummat. Oleh karena itu, Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam menyatakan, "Dengarlah dan ta'atlah, walaupun ia seorang budak habasyi."
Pengertiannya, kalian dengar dan ta'at kepada pemerintah walaupun ia seorang budak habasyi. Seorang budak habasyi tidak mungkin menjadi penguasa, kecuali dengan cara merebut kekuasaan, karena imamah hanya terjadi dengan (memilih) orang Quroisy. Bagaimana budak habasyi menjadi penguasa (imam)? Tidak mungkin, kecuali dengan cara merebut kekuasaan. Oleh karena itu, 'Ulama Ahlus Sunnah sepakat, apabila orang dapat meraih kekuasaan dengan kekuatan dan dapat bertahan, maka wajib dita'ati dalam rangka menta'ati ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala dan Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam.
Lihatlah keadaan orang-orang zaman sekarang dan keadaan sebagian kelompok yang tergesa-gesa dan memberontak kepada pemerintahannya walaupun para penguasa itu jahat, zholim dan melampaui batas. Ternyata, sungguh hasilnya sangat menyedihkan, membuat hati hancur dan meneteskan air mata penyesalan dan kerugian, karena mereka menyelisihi Sunnah Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam.
Kemudian Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam bersabda,
"Karena barangsiapa yang hidup dari kalian setelahku, maka akan melihat perselisihan yang banyak."
Ini termasuk mukjizat Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam. Adalah Beliau shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam telah mengabarkan kepada para Shohabatnya ro-dhiyaLLOOHU 'anhum, bahwa yang masih hidup dan berusia panjang akan mendapati perselisihan dan perpecahan yang banyak pada ummat ini.
Perpecahan dan perselisihan pada ummat ini sudah tampak sejak terbunuhnya Amirul Mukminin 'Umar bin al-Khoththob ro-dhiyaLLOOHU 'anhu, karena beliau adalah pintu yang menghalangi ummat dari fitnah-fitnah, sebagaimana diberitakan Hudzaifah ro-dhiyaLLOOHU 'anhu ketika ia berkata kepadanya, "Sungguh antara dirimu dengan fitnah itu ada pintu."
Lalu 'Umar ro-dhiyaLLOOHU 'anhu bertanya, "Apakah pintu itu hancur, ataukah terbuka?"
Hudzaifah ro-dhiyaLLOOHU 'anhu menjawab, "Hancur."
'Umar ro-dhiyaLLOOHU 'anhu berkata, "Seandainya terbuka, maka sungguh aku akan menutupnya kembali."
'Umar bin al-Khoththob ro-dhiyaLLOOHU 'anhu yang berjuluk al-Faruq dibunuh Abu Lu'lu'ah al-Majusi dengan menusuk beliau ro-dhiyaLLOOHU 'anhu pada saat melaksanakan sholat Shubuh. Lalu Abu Lu'lu'ah inipun terbunuh.
Begitulah para pengikut Abu Lu'lu'ah ini dari kalangan Rofidhoh dan orang-orang Shofawi, (mereka) senantiasa terus membunuh dan memerangi pengikut 'Umar ro-dhiyaLLOOHU 'anhu dan orang yang berjalan pada manhajnya. Mereka memerangi dengan nama etnis, suku dan tempat tinggal.
Kemudian fitnah besar setelah ini adalah terbunuhnya Amirul Mukminin 'Utsman bin 'Affan ro-dhiyaLLOOHU 'anhu, (yaitu) pada saat beliau berpuasa, membaca al-Qur-an dan mengharap pahala ALLOH, (yang) dilakukan oleh orang-orang khowarij. Mereka sebelumnya telah berkumpul mengepung rumah kholifah lalu membunuh beliau ro-dhiyaLLOOHU 'anhu.
Setelah itu, terbukalah pintu keburukan dan terjadilah pertumpahan darah hingga ummat terpecah-pecah menjadi golongan, sekte dan aliran yang banyak. Sampai akhirnya menjadi pecahan pasukan-pasukan (negara-negara) kecil, sebagaimana yang diberitakan Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam dalam sabdanya,
"Ummat ini akan menjadi kelompok-kelompok tentara (negara-negara) kecil. Satu kelompok tentara (negara) di Syam. Satu kelompok tentara di Iraq, dan satu kelompok tentara (negara) di Yaman."
(Hadits Riwayat Imam Abu Dawud)
Ummat berpecah-belah menjadi aliran, sekte, kelompok, golongan dan madzhab, sebagaimana diberitakan Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam:
"Ummatku akan pecah menjadi 73 golongan."
(Hadits Riwayat Imam Abu Dawud)
Ummat ini terpecah, dengan sebab tipu daya majusi dan yahudi. Keduanya yang menyalakan api fitnah rofidhoh dan khowarij melalui 'Abdulloh bin Saba' al-yahudi.
"Maka ia akan melihat perselisihan yang banyak."
(Maksudnya), terjadilah apa yang telah Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam beritakan. Kemudian Beliau shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam tunjukkan jalan keluar dari fitnah. Jalan keluar dari fitnah dan solusi dari perkara sulit ini adalah sabda Beliau shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam:
"Maka wajiblah bagi kalian berpegang teguh kepada Sunnahku dan Sunnah para Khulafa-ur Rosyidin al-Mahdiyyin (yang memberi petunjuk) setelahku, dan gigitlah dengan gigi geraham."
Beliau shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam membimbing ummat untuk senantiasa berpegang teguh pada perkataan, perbuatan dan persetujuan Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam yang merupakan Sunnah Beliau shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam. Sunnah yang merupakan pendamping serta penyerta al-Qur-an. Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam juga membimbing ummatnya untuk berpegang teguh pada Sunnah Beliau dalam arti umum. Yaitu Sunnah dalam arti manhaj dan syari'atnya, yang Beliau shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam bawa dari sisi ALLOH.
Inilah yang disampaikan kepada kita oleh para Shohabat ro-dhiyaLLOOHU 'anhum dan para Salafush Sholih. Karena pada merekalah al-Qur-an turun, dan kepada merekalah Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam menyampaikan Sunnah, sehingga mereka menjadi generasi yang paling mengetahui firman ALLOH dan Sunnah Rosul-NYA. Tidak ada lain bagi ummat yang menginginkan jalan keluar dan solusi dari fitnah dan perkara sulit ini, kecuali dengan 'ilmu yang shohih, yang berpijak pada Sunnah Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam dan Sunnah para Salafush Sholih dari kalangan para Shohabat ro-dhiyaLLOOHU 'anhum, Tabi'in dan orang yang mengikuti manhaj serta berjalan pada jalan mereka sampai hari ini.
Kemudian Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam membimbing ummat ini untuk menjauhi bid'ah dan hawa nafsu dalam sabdanya:
"Hati-hatilah terhadap perkara baru, karena perkara baru itu bid'ah, dan semua yang bid'ah adalah sesat, dan seluruh kesesatan ada di Neraka."
Jadi, solusinya adalah Sunnah dan manhaj para Shohabat ro-dhiyaLLOOHU 'anhum, yaitu mengikuti al-Qur-an dan Sunnah dengan pemahaman para Shohabat, Tabi'in, serta orang yang berjalan mengikuti manhaj mereka sampai hari ini. Solusinya, bukan seperti yang dikatakan oleh sebagian kelompok dan jama'ah dakwah, bahwa solusinya adalah Islam.
Benar, memang Islam adalah solusi, namun Islam yang bagaimana? Islam versi rofidhoh, khowarij, murji'ah, sufi, sekuler atau versi pengikut hawa nafsu dan ahli bid'ah? Islam yang bagaimanakah yang kalian inginkan? Islam yang bagaimanakah yang kalian ridhoi? Padahal pada saat yang sama, kalian lalai terhadap Islamnya Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam, Islamnya Abu Bakar, 'Umar, 'Utsman dan 'Ali ro-dhiyaLLOOHU 'anhum?
Benar, Islam adalah solusi bila sesuai dengan pemahaman Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam, Abu Bakar, 'Umar, 'Utsman dan 'Ali ro-dhiyaLLOOHU 'anhum, serta seluruh Shohabat Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam. Bukan Islam adat istiadat dan hawa nafsu. Bukan pula Islam tarekat dan ahli bid'ah seperti kata tokoh besar mereka: "Kami inginkan Islam dengan segala warna dan ragamnya."
Tidak demikian! Kami hanya menginginkan Islamnya Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam, Abu Bakar, 'Umar, 'Utsman dan 'Ali ro-dhiyaLLOOHU 'anhum. Inilah Islam yang kita inginkan dan kita maksudkan. Jika Islam yang dimaksud berjalan sesuai dengan tuntunan Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam, niscaya akan menjadi jalan keluar, menjadi solusi dari fitnah dan problematika ummat ini.
Kami memohon kepada ALLOH untuk memenangkan Islam dan kaum Muslimin, menyatukan kalimat orang-orang yang bertauhid, menghinakan orang kafir, menolak tipu daya orang rofidhoh dan penyembah salib, serta melindungi para saudara kita seiman di manapun berada. Sesungguhnya ALLOH Maha Kuasa atas semua itu.
===
Sumber:
Majalah as-Sunnah, Upaya menghidupkan Sunnah, Edisi 01/ Tahun XI/ 1428 H/ 2007 M.
===
Layanan gratis estimasi biaya rangka atap baja ringan, genteng metal, dan plafon gypsum:
http://www.bajaringantangerang.com
===
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT