Shahih Tafsir Ibnu Katsir.
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullaah.
Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri.
Al-Baqarah, Ayat 99-103.
Taqdir Allah di Atas Segala Sesuatu.
Firman-Nya, "Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah," Sufyan ats-Tsauri mengatakan, "Artinya kecuali dengan ketetapan Allah." (379)
"Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah," al-Hasan al-Bashri mengatakan, "Benar, jika Allah menghendaki maka Dia menguasakan (orang yang akan mereka sihir) kepadanya (tukang sihir), dan jika Allah tidak menghendaki maka Dia tidak akan membiarkan hal itu terjadi dan mereka tidak akan mampu menyihirnya kecuali dengan izin Allah, sebagaimana Dia berfirman." (380)
Firman Allah, "Dan mereka pun mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat." Artinya, perbuatan itu membahayakan agamanya dan tidak mengandung manfaat yang sebanding dengan mudharatnya.
"Dan sungguh mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (Kitab Allah) dengan sihir itu, tidak ada keuntungan baginya di akhirat." Artinya, orang-orang yahudi telah mengetahui bahwa orang yang menukar ketaatan kepada Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam dengan sihir yang mereka lakukan itu tidak akan memperoleh kebahagiaan di akhirat.
Ibnu 'Abbas, Mujahid dan as-Suddi mengatakan, "Yakni tidak mendapat bagian." (381)
Dan firman Allah, "Dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, seandainya mereka mengetahui. Dan seandainya mereka beriman dan bertakwa (niscaya mereka akan mendapat pahala), dan sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, seandainya mereka mengetahui."
Allah Ta'ala berfirman, "Dan amat jahatlah," perbuatan mereka menukar keimanan dan ketaatan kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam dengan sihir, seandainya mereka memahami apa yang dinasihatkan kepada mereka. "Dan seandainya mereka beriman dan bertakwa (niscaya mereka akan mendapat pahala), dan sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik." Artinya, seandainya mereka beriman kepada Allah Ta'ala dan Rasul-Nya serta menjauhi semua larangan-Nya, maka pahala Allah atas keimanan dan ketakwaannya itu lebih baik bagi mereka daripada apa yang mereka pilih dan mereka sukai. Sebagaimana Allah Ta'ala berfirman, "Dan berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu, 'Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal shalih, dan pahala itu tidak diperoleh, kecuali oleh orang-orang yang sabar.'" (QS. Al-Qashash: 80)
Baca selanjutnya:
Kembali ke Daftar Isi Buku ini.
Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.
===
Catatan Kaki:
379. Ibnu Abi Hatim (I/ 312).
380. Ibnu Abi Hatim (I/ 311).
381. Ibnu Abi Hatim (I/ 314).
===
Maraji'/ sumber:
Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh - Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Edit Isi: Abu Ahsan Sirojuddin Hasan Bashri Lc, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta - Indonesia, Cetakan Keempat Belas, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.
===
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT