Skip to main content

Angan-angan ahli Kitab (2) | Al-Baqarah, Ayat 111-113 | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

Al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir.

Shahih Tafsir Ibnu Katsir.

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullaah.

Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri.

Al-Baqarah, Ayat 111-113.

Angan-angan ahli Kitab (2).

Maka amalan yang dilakukan oleh para pendeta ahli ibadah dan semisalnya, meskipun mereka melakukannya dengan ikhlas karena Allah, perbuatan mereka itu tidak akan diterima oleh Allah hingga mereka mengikuti syari'at (ajaran) Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam yang diutus kepada mereka dan juga kepada seluruh manusia. Allah Ta'ala berfirman tentang mereka dan juga orang-orang semisal mereka, "Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan." (QS. Al-Furqaan: 23)

Allah Ta'ala juga berfirman, "Dan orang-orang yang kafir, amal-amal mereka laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, sehingga jika dia mendatanginya maka dia tidak mendapati sesuatu apa pun." (QS. An-Nuur: 39)

Dan Allah berfirman, "Banyak wajah pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas (Neraka), diberi minum dengan air dari sumber yang sangat panas." (QS. Al-Ghaasyiyah: 2-5)

Adapun amal yang sejalan dengan syari'at secara lahiriyah akan tetapi pelakunya tidak mendasarinya dengan keikhlasan karena Allah Ta'ala, maka amal perbuatan seperti ini pun tertolak. Inilah keadaan orang-orang yang riya' dan orang-orang munafik, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya' (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Nama Allah kecuali sedikit sekali." (QS. An-Nisaa`: 142)

Allah Ta'ala juga berfirman, "Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dalam shalatnya, orang-orang yang berbuat riya' dan enggan menolong dengan barang yang berguna." (QS. Al-Maa'uun: 4-7)

Oleh karena itu Allah Ta'ala berfirman, "Barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabb-nya, maka hendaklah ia mengerjakan amal shalih dan janganlah ia menyekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabb-nya." (QS. Al-Kahfi: 110)

Dan dalam ayat yang mulia ini Allah Ta'ala berfirman, "Bahkan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan."

Dan firman-Nya, "Maka baginya pahala di sisi Rabb-nya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." Allah Ta'ala memberi jaminan kepada mereka atas amal mereka itu bahwa pahalanya akan sampai kepada mereka serta Dia memberikan rasa aman dari hal-hal yang mereka khawatirkan. "Dan tidak ada kekhawatiran atas mereka," terhadap apa yang akan mereka hadapi, "Dan tidak pula mereka bersedih hati," atas apa yang telah mereka tinggalkan di masa lalu. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sa'id bin Jubair, "Dan tidak kekhawatiran atas mereka," di akhirat kelak, "Dan tidak pula mereka bersedih hati," terhadap kematian. (431)

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi Buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

Catatan Kaki:

431. Ibnu Abi Hatim (I/ 338).

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh - Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Edit Isi: Abu Ahsan Sirojuddin Hasan Bashri Lc, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta - Indonesia, Cetakan Keempat Belas, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT