Skip to main content

Sihir itu Telah Ada Sebelum Zaman Nabi Sulaiman | Al-Baqarah, Ayat 99-103 | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

Al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir.

Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri.

Shahih Tafsir Ibnu Katsir.

Al-Baqarah, Ayat 99-103.

Sihir itu Telah Ada Sebelum Zaman Nabi Sulaiman 'alaihis salaam.

Tentang firman Allah Ta'ala, "Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman," as-Suddi mengatakan, "Yakni pada zaman Nabi Sulaiman 'alaihis salaam."

Ia melanjutkan, "Dahulu syaitan-syaitan naik ke langit kemudian duduk untuk mencuri berita-berita langit. Mereka mendengarkan perkataan Malaikat tentang apa yang akan terjadi di bumi, seperti perkara kematian, kehilangan dan perintah. Lalu mereka mendatangi para dukun dan mengabarkannya. Lalu dukun-dukun itu menyampaikannya kepada manusia. Orang-orang mendapati kenyataannya persis seperti apa yang dikatakan oleh dukun-dukun tersebut. Ketika dukun-dukun itu telah percaya kepada syaitan-syaitan tersebut, mereka (syaitan-syaitan) membohongi para dukun. Mereka mencampur berita itu dengan selainnya. Mereka menambahkan satu kalimat dengan tujuh puluh kalimat lain. Lalu manusia menyalinnya ke dalam buku-buku. Maka tersebarlah di kalangan Bani Israil bahwa jin mengetahui perkara ghaib. Lalu Nabi Sulaiman ('alaihis salaam) mengirim para utusan ke tengah manusia untuk mengumpulkan buku-buku tersebut dan menyimpannya dalam sebuah kotak. Kemudian beliau menyimpannya di bawah kursi beliau. Tidak ada satu pun syaitan yang mampu mendekati kursinya, (jika ada yang mencobanya) melainkan dia pasti terbakar. Nabi Sulaiman berkata, 'Aku tidak mau lagi mendengar seorang pun mengatakan bahwa syaitan mengetahui perkara ghaib. Jika ada yang mengatakannya, aku akan memengal lehernya.'

Setelah Nabi Sulaiman wafat dan para ulama yang mengetahui ajaran Nabi Sulaiman pun telah pergi (wafat), maka setelah mereka muncullah generasi yang jahil. Syaitan menjelma dalam rupa manusia, kemudian dia mendatangi beberapa orang dari Bani Israil. Lalu ia berkata kepada mereka, 'Maukah kalian aku tunjukkan harta karun yang tidak akan pernah habis kalian makan selama-lamanya?' Mereka menjawab, 'Tentu.' Syaitan itu berkata, 'Galilah lantai di bawah kursi Sulaiman.'

Kemudian syaitan itu pergi bersama mereka dan menunjukkan tempatnya. Lalu ia menunggu di sebuah sudut. Mereka berkata kepadanya, 'Mendekatlah!' Syaitan itu menjawab, 'Tidak! Aku menunggu di sini, di depan kalian. Jika kalian tidak mendapatkannya maka bunuhlah aku.'

Maka mereka pun menggalinya dan menemukan buku-buku tersebut. Ketika mereka mengeluarkannya, syaitan itu berkata, 'Sesungguhnya Sulaiman bisa mengatur manusia, syaitan-syaitan dan burung-burung dengan sihir ini.' Kemudian syaitan itu terbang dan pergi. Setelah itu beredarlah berita di tengah orang-orang bahwa dahulu Nabi Sulaiman adalah tukang sihir. Kemudian Bani Israil mengambil buku-buku tersebut.

Setelah Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam datang, mereka mendebat beliau dengannya. Yakni ketika Allah Ta'ala berfirman, 'Sesungguhnya Sulaiman tidaklah kafir, akan tetapi syaitan-syaitan itulah yang kafir.'" (366)

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi Buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

Catatan Kaki:

366. Ath-Thabari (II/ 405).

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh - Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Edit Isi: Abu Ahsan Sirojuddin Hasan Bashri Lc, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta - Indonesia, Cetakan Keempat Belas, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.

===

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT